Berita Kota Probolinggo

Cari Kehangatan di Musim Hujan, Warga Serbu Warung-Warung Degan Bakar di Kota Probolinggo

Ferdi mengungkapkan proses membakar degan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, hingga kulit batok menghitam

surya/danendra kusumawardana
Proses membakar degan di Warung Degan Bakar Wahyu di Jalan KH Hasan Genggong, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Minggu (21/1/2024). 

SURYA.CO.ID, KOTA PROBOLINGGO - Minuman beraroma dan hangat selalu menjadi favorit saat musim penghujan. Juga saat hujan yang dipertajam hawa dingin sekarang, degan bakar mendadak menjadi buruan warga Kota Probolinggo terutama di warung-warung sepanjang Jalan KH Hasan Genggong, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran.

Di sepanjang jalan itu, hampir semua warung kompak menjual degan bakar. Tidak diketahui bagaimana awalnya degan atau kelapa muda yang dingin menyegarkan, bisa dibakar lalu digemari.

Tetapi para pemilik warung tidak ambil pusing, yang penting degan bakar yang dijual laris manis. Dan memang, warung-warung yang menjajakan degan bakar mulai tampak diserbu para pembeli.

Seperti halnya, Warung Degan Bakar Wahyu yang dikelola Ferdi Wahyu Pratama (23). Ferdi mengatakan belakangan ini jumlah pelanggan yang mampir ke warungnya meningkat. Dalam sehari, sebanyak 70 orang silih berganti bertandang ke warungnya.

Warung degan bakar itu buka setiap hari mulai pukul 18.00 WIB hingga lewat tengah malah atau pukul 00.00 WIB. "Degan bakar memang menjadi salah satu minuman favorit di musim hujan. Tak pelak, jumlah pelanggan meningkat, begitu juga penghasilan. Dalam sehari, saya bisa mengumpulkan penghasilan sekitar Rp 1 juta," katanya.

Ferdi mengungkapkan proses membakar degan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, hingga kulit batok menghitam. Degan tersebut dibakar di dalam tong atau drum dengan api yang cukup besar.

Sumber api itu berasal dari kayu dan proses membakar dilakukan di depan warung. Sehingga asap mengepul yang berasal dari proses membakar degan jadi daya tarik pembeli maupun pengendara yang melintas di Jalan KH Hasan Genggong.

"Saya merintis usaha degan bakar ini tiga tahun lalu. Saat ini, saya dibantu ibu Linda Mardiyanti (51) dan saudara Sukri (40) dalam mengelola warung," ucapnya.

Ferdi menyebut dalam menyajikan degan bakar, ia mencampurkan sejumlah bahan yakni jahe, keningar, sebatang serai, susu, dan kuning telur ayam kampung.

Sementara Ferdi membanderol harga degan bakar mulai Rp 15.000 hingga Rp 18.000. Pelanggan bisa mencicipi degan bakar langsung dari batok maupun dalam gelas. "Degan bakar ini tentu bisa untuk menghangatkan tubuh. Selain itu juga berkhasiat menambah stamina," sebutnya.

Salah seorang pelanggan, Taufik, warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo mengakui bahwa degan bakar memang cocok dinikmati saat musim hujan. Sebab ketika diminum, tubuh akan langsung terasa hangat. Hawa dingin yang menyergap pun hilang.

"Saya seminggu sekali menyempatkan membeli degan bakar. Yang bikin saya tertarik, degan bakar buatan Warung Wahyu ada bahan rempah-rempahnya, yakni serai, jahe, dan keningar. Selain itu bahan utamanya degan hijau," paparnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved