Berita Kota Surabaya

Menampung Ratusan Kendaraan Bodong, Markas TNI di Sidoarjo Mendapat Uang Sewa 30 Juta Sebulan

Dalam sebulan biaya sewa mencapai kisaran Rp 30 juta. Dan uang hasil sewa Gudbakir Pusziad itu dibagi-bagi tiga oknum di atas.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Deddy Humana
Tony Hermawan/TribunJatim.com
Sejumlah kendaraan bermotor yang ditemukan ditampung di markas TNI di Sidoarjo beberapa waktu lalu. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Penemuan ratusan kendaraan tanpa surat resmi alias bodong di Pusat Zeni Angkatan Darat, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo beberapa waktu lalu, terus didalami pihak kepolisian.

Saat ini ratusan barang bukti itu sudah diboyong ke markas Polda Metro Jaya di Jakarta. Sementara tiga oknum TNI yang diduga membantu ratusan kendaraan gelapitu masuk di markas TNI, masih menjalani pemeriksaan di Pomdam V/Brawijaya.

"Masih dimintai keterangan dan terus didalami, pengusutan sampai tahap penyidikan," ucap Wakapendam V/Brawijaya, Letkol Inf Mohammad Iswan Nusi, Kamis (11/1/2024).

Dari tiga oknum TNI Angkatan Darat itu, ada satu yang menjabat Kepala Gudang Pengembalian dan Pengembangan (Balkir) Pusat Zeni AD, yakni Mayor (CZI) BPR. Sedangkan dua lainnya adalah oknum personel Gudang Balkir yakni Kopral Dua AS dan Prajurit Kepala, J.

Wakapendam V/Brawijaya, Letkol Inf Mohammad Iswan Nusi melanjutkan, semua hasil interogasi nantinya akan disampaikan oleh Pusat Pomad V/ Brawijaya. "Ketiga oknum TNI itu bukan anggota organik Kodam V/Brawijaya. Namun karena dugaan kejahatan ini terjadi di wilayah teritorial kami, sehingga ditangani Polisi AD setempat," imbuhnya.

Mengutip berita Kompas dari hasil wawancara Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, biaya sewa markas TNI di Sidoarjo untuk menampung ratusan kendaraan bodong itu sangat fantastis.

Dalam sebulan biaya sewa mencapai kisaran Rp 30 juta. Dan uang hasil sewa Gudbakir Pusziad itu dibagi-bagi kepada tiga oknum di atas.

Informasi yang dihimpun, hingga Kamis (11/1/2024), ada 7 anggota dari BPR yang dimintai keterangan di Pomdam V/Brawijaya. Dan ketujuh orang itu berstatus saksi.

Seperti yang diketahui, seandainya penyimpanan ratusan kendaraan di Gudbalkir Pusziad Sidoarjo itu tidak terbongkar, maka semuanya akan dikirim ke ke Dili Port, Timor Leste.

Pemesannya adalah warga Timor Leste atas nama; Atino, Ajanu, Jhon, dan Amau. Dan di Timor Leste, semua kendaraan sepeda motor matik itu bisa dijual dengan kisaran harga Rp 15 juta per unit.

Praktik ini sudah berlangsung sejak Februari 2022 dan ada tiga tersangka warga sipil yang mengatur. Yaitu Maryanto sebagai pengepul dan Eko Irianto juga pengepul sekaligus penyedia dana. Dan GS (DPO) bertugas sebagai debitor.

Ratusan kendaraan itu seluruhnya bukan hasil curanmor, tetapi kebanyakan adalah kendaraan yang dibeli secara kredit menggunakan nama debitor palsu, namun setelah itu cicilan tidak dibayar.

Untuk menghilangkan jejak, semua kendaraan itu terlebih dahulu ditampung di markas TNI di Sidoarjo. Pengiriman kendaraan ke Timor Leste menggunakan tronton melewati Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dan selama ini pengiriman bisa berjalan lancar karena ada peran oknum TNI. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved