SURYA Kampus
Kisah Bu Guru Ngaji Jadi Wisudawan Terbaik UNMUH Bangka Belitung, Dulu Cari Sinyal Demi Bisa Kuliah
Inilah kisah seorang guru ngaji yang berhasil jadi wisudawan terbaik di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Babel).
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Selama kuliah, Gayuh harus berjuang dengan gangguan bipolar yang dialaminya.
”Sejak awal tahun 2020, saya mendapatkan diagnosis gangguan bipolar dan harus mengikuti serangkaian terapi pengobatan dengan psikiater dan psikolog,” ujarnya.
Namun bagi Gayuh, kondisi ini menjadi sangat menantang karena di waktu-waktu tertentu ia seringkali merasa kesulitan untuk mengelola diri dan membagi waktu untuk kuliah.
Beberapa kali ia harus mengikuti kelas online dari rumah sakit karena sedang menunggu antrian obat.
Tak jarang pula, Gayuh juga harus mengerjakan tugas kuliah dan tugas-tugas lain saat menunggu antrian periksa dokter.
Sesi diskusi, kerja kelompok, ataupun pengerjaan tugas dan persiapan lomba tetap diikutinya, bahkan ketika sedang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Meskipun terlihat memaksakan diri, bagi Gayuh, pertarungan ini dilihatnya sebagai sebuah cara untuk tetap termotivasi dan tetap melangkah walaupun kondisinya sedang tidak optimal.
Sejak awal, Gayuh berusaha terbuka kepada orang-orang di sekelilingnya mengenai kondisi sakit yang dialaminya dan berusaha untuk mengkomunikasikan keluhan sakitnya sebaik mungkin.
Seperti pada saat kondisi kesehatannya sedang tidak baik, Galuh membiasakan untuk menceritakan hal ini kepada orang tua dan teman-teman terdekatnya.
”Saya berusaha memberikan kabar kepada dosen ataupun teman-teman lain yang sedang memiliki kegiatan bersama dengan saya, baik dalam rumpun akademik maupun nonakademik,” ungkap wisudawan dengan IPK 3.91 ini.
Tak hanya memberi kabar, Gayuh juga berusaha memberikan solusi dan berani untuk menerima konsekuensi karena ketidakhadirannya.
Menurutnya, dukungan dari orang-orang di sekelilingnya inilah yang semakin memantapkan langkah perempuan yang memiliki motto ”Ketuklah Semua Pintu-pintu Kesempatan di Depanmu” ini untuk terus bersemangat melanjutkan studi sampai selesai.
”Bersyukur, orang- orang di sekeliling saya sangat suport,” ungkapnya.
Selain keluarga dan teman-teman, para dosen dan pengajar di Fakultas Psikologi pun sangat mendukung.
Beberapa kali Gayuh mendapatkan fasilitas konseling dari fakultas dan mendapatkan saran dari dosen-dosen mengenai cara mengelola kegiatan akademik dan kondisi mentalnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.