Pilpres 2024

Kata Pengamat soal Gaya Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD saat Debat: Ada yang Terlalu Percaya Diri

Kata Pengamat soal Gaya Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD saat Debat: Ada yang Terlalu Percaya Diri

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
KOMPAS.COM
Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD 

Lalu, putra sulung Presiden Joko Widodo itu bertanya soal SGIE (State of the Global Islamic Economy) ke Muhaimin hingga membuat lawannya kebingungan.

Kunto menyebut, cara Gibran menggunakan istilah atau bahkan singkatan tanpa menjelaskan maknanya merupakan strategi untuk membingungkan lawan.

“Memang hanya taktik untuk membingungkan lawan saja, enggak ada urusannya dengan pengetahuan,” kata Kunto.

Kunto menilai, strategi Gibran ini meniru taktik ayahnya pada debat Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, ketika Jokowi menggunakan istilah TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dan unicorn di hadapan lawannya saat itu, Prabowo Subianto.

Penggunaan singkatan dan istilah awam, kata Kunto, sebenarnya jauh dari esensi debat. Akibatnya, persoalan lain yang lebih substansial justru tak dibahas.

“Akhirnya kan semalam jadi tidak ada kebijakan fiskal yang di perbincangkan. Jadi enggak ada kemudian kebijakan ekonomi makro yang diperbincangkan, semuanya hanya sekedar gimik. Istilah-istilah seperti hilirisasi karbon itu yang akhirnya menurut saya menjauhkan esensi debat ini,” katanya.

Memang, lanjut Kunto, Gibran berhasil dalam urusan performa di debat, tapi tidak pada adu gagasan.

“Kemarin semata-mata hanya show aja. Dan Mas Gibran menurut saya berhasil dalam show di debat itu, tapi bukan pada adu gagasan dan substansi debatnya,” tutur dia.

Gaya Mahfud MD

Terakhir, Kunto menilai, Mahfud MD lebih berhati-hati dalam menyampaikan gagasannya saat debat.

Menurutnya, Mahfud berupaya menarik materi tema debat ekonomi dan investasi ke ranah hukum, bidang yang dikuasai oleh Menko Polhukam itu.

“Topik debatnya bukan kepakaran dia, sehingga dia berusaha membelokkan tentang hukum dalam permasalahan ekonomi,” kata Kunto.

Namun, karena banyak menarik-narik isu ekonomi ke ranah hukum, pada akhirnya Mahfud tak fokus pada substansi debat yang sebenarnya bertema ekonomi, keuangan, pajak dan tata kelola APBN-APBD, investasi, perdagangan, serta infrastruktur dan perkotaan ini.

“Dia tidak menjelaskan soal kebijakan fiskal, lalu Mahfud menggarisbawahi soal korupsi, jadi seperti out of topics,” ucap Kunto.

Mahfud juga dinilai setengah hati dalam membalas serangan Gibran. Namun, tampak bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu sangat sabar meladeni pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilempar Gibran menggunakan perspektif ilmu hukum yang ia kuasai.

“Jadi, menurut saya Pak Mahfud lebih oke menjawabnya ketika dia menjelaskan prosedur daripada jenis undang-undang apa, atau legislasi apa yang diperlukan,” tutur Kunto.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved