Satu Keluarga Tewas di Malang

Terjerat Hutang Jadi Motif Satu Keluarga di Pakis Nekat Bunuh Diri

Terjerat hutang menjadi motif satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Lu'lu'ul Isnainiyah
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah 

SURYA.CO.ID, MALANG - Terjerat hutang menjadi motif satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Motif tersebut terungkap, setelah pihak Satreskrim Polres Melakukan serangkaian penyelidikan. Termasuk menggali keterangan dari beberapa saksi.

Kastareskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayata mengatakan, pihaknya telah memeriksa tujuh orang saksi. Di antaranya anak korban yang masih hidup yakni K (12), beserta ketua RW yang juga menjadi tetangga korban, tetangga lain dan juga rekan kerja.

"Untuk pemeriksaan saksi-saksi, kami menduga kalau Pak W (44) memiliki banyak tanggungan hutang kalau berdasarkan pengakuan beberapa saksi yang pernah dimintai tolong menghutanginya," ujar Gandha, Rabu (13/12/2023).

Dugaan terjerat hutang juga diperkuat dengan pernyataan para saksi, bahwa korban sempat meminjam uang.

"Sebelum W meninggal, yang bersangkutan sempat memohon kepada saksi untuk meminjaminya sejumlah uang," sambungnya.

Akan tetapi, berapa besaran jumlah hutang yang ditanggung W, polisi belum mengetahuinya. Sampai saat ini masih terus dilakukan penyelidikan.

Namun, dari pernyataan Gandha, korban memiliki hutang ke bank konvensional.

Sementara apakah ada dugaan korban juga memiliki hutang pinjaman online, polisi belum bisa menyebutkan, karena handphone milik korban belum ditemukan pasca terjadinya bunuh diri.

"Handphone Pak W hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, ini juga didukung oleh kesaksian dari anak perempuannya yang masih hidup yakni K, yang bersangkutan ingat pada hari Minggu (10/12/2023) atau 2 hari kejadian, Selasa pagi, bapak W pernah menyampaikan bahwa ‘Kak, handpone bapak rusak’," bebernya.

Sampai dengan kejadian itu, K tidak lagi melihat W menggunakan handphone. Bahkan, pihak polisi juga masih terus melakukan pencarian handphone korban.

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. (Lu'lu'ul Isnainiyah)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved