4 Anak Tewas Membusuk

Kondisi Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Alami Luka Berat Imbas KDRT, Polisi Beri Pendampingan

Beginilah kondisi ibu dari empat anak yang tewas di Jagakarsa, setelah mengalami KDRT dari sang suami.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Surya.co.id
Kondisi Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Alami Luka Berat Imbas KDRT, Polisi Beri Pendampingan 

SURYA.CO.ID - Beginilah kondisi ibu dari empat anak yang tewas di Jagakarsa, setelah mengalami KDRT dari sang suami.

Kasus ditemukannya empat jasad anak di Jagakarsa, rupanya merembet ke kasus lain yang melibatkan ayah korban dengan sang ibu.

Sebelum empat anak yang tewas di Jagakarsa itu ditemukan, tetangga sekitar mengatakan bahwa ayah korban sempat melakukan KDRT pada istrinya, hingga dilarikan ke rumah sakit.

Saat ini, D, ibu korban, yang dirawat di rumah sakit, disebutkan mengalami luka berat imbas KDRT.

Melansir Tribun Jakarta, Wakasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi menjelaskan saat ini D dirawat di rumah sakit yang terpisah dengan suaminya.

Setelah ditemukan bersama anaknya yang membusuk, sang suami dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.

Sementara D dirawat di RSUD Pasar Minggu.

"Sudah sejak 2 Desember sang istri dirawat karena mengalami perlukaan akibat kekerasan, kemudian dirawat di RSUD Pasar Minggu," ucapnya dikutip dari YouTube Official iNews TV, Kamis (7/12/2023).

Saat ini polisi sudah berkomunikasi dengan pihak Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memberikan pendampingan kepada D.

Henrikus melanjutkan, D sudah mengetahui anak-anaknya tewas membusuk di rumah.

"Iya demikian betul (sudah tahu)," jelasnya.

Update kasus ini, polisi sudah menaikan status kasus ke tahap penyidikan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, dinaikkannya kasus ini ke tahap penyidikan setelah polisi menemukan unsur dugaan tindak pidana.

"Karena kami menemukan adanya dugaan tindak pidana dari  peristiwa yang terjadi," ujar Kapolres.

Ia pun memastikan Polres Metro Jakarta Selatan bakal mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan ini.

"Kami sangat prihatin, dan kami berkomitmen untuk melakukan proses penyelidikan hingga penyidikan secara tuntas,"

"Tentunya berdasarkan SOP yang berlaku," ucap Ade.

Sementara itu, polisi menemukan sebuah pesan yang tertulis di lantai rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP).

Dari foto yang diterima, pesan yang terdapat di lantai rumah itu diduga ditulis menggunakan darah.

"Betul, kami temukan ada tulisan berwarna merah di lantai," ujar Kapolres.

Adapun pesan tersebut bertuliskan "Puas Bunda, Tx For ALL,". 

Ade mengatakan, pihaknya akan mendalami tulisan itu untuk mengetahui siapa yang membuat pesan tersebut.

"Harus kami cocokkan juga tulisan siapa, masih didalami ditulis siapa, warna merah apa. Harus pasti, tidak boleh berandai-andai," kata Kapolres.

Ia menuturkan, tulisan tersebut nantinya bakal diuji di laboratorium.

"Harus kami pastikan, akan kami lakukan uji laboratoris," ucap Ade.

Tabiat Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa

Tabiat P ini rupanya sudah diketahui oleh warga sekitar. 

Tak heran, mereka pun sepakat menganggap P adalah sosok yang tertutup.

Seorang tetangga bernama Titin Rohmah (49) menyebut, bukan hanya P yang tertutup. Istri P, D, pun juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Suami istri tertutup, maksudnya nggak pernah ngobrol sama tetangga," kata Titin, dikutip dari Tribun Jakarta.

Bahkan, Titin menyebut D hanya keluar rumah saat pergi bekerja. Sedangkan, P keluar rumah ketika mengajak anak-anaknya bermain.

"Istrinya nggak pernah keluar, di dalam saja. Suaminya keluar kalau ngajak main anak-anaknya," ungkap dia.

Hal senada juga diutarakan Ketua RT setempat bernama Yacob yang mengatakan bahwa P baru sekali melapor saat hendak menempati rumah kontrakan.

"Boleh dibilang enggak (sosialisasi). Ke rumah saya nggak pernah kayaknya. Waktu itu baru lapor sekali ke saya, tapi nggak bawa identitas. Jadi nama juga belom jelas, lupa," ujar Yacob.

Lebih lanjut, Yacob mengungkapkan, P sudah berbulan-bulan tidak membayar biaya sewa rumah kontrakan yang ditempatinya.

"Karena sudah enam bulan belum dibayar ini kontrakan, baru tiga bulan dia bayar," ungkapnya.

Sudah beberapa bulan terakhir ini, P tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Hanya sang istri yang bekerja sebagai karyawan swasta.

"Tadinya supir, sekarang nganggur. Kalau istrinya kerja, tapi nggak tau di mana," ujar Yacob.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved