Berita Lumajang

2 Tahun Terakhir Gunung Semeru di Lumajang Selalu Meletus Pada Bulan Desember, Kini Statusnya Siaga

Sejak meletus secara dahsyat pada Desember 2021 dan 2022, status Gunung Semeru hingga kini masih pada level III atau Siaga, Senin (4/12/2023).

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Erwin Wicaksono
Keindahan Gunung Semeru diambil dari wilayah aliran lahar di Dusun Kebondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Senin (4/12/2023). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Sejak meletus secara dahsyat pada Desember 2021 dan 2022, status Gunung Semeru hingga kini masih pada level III atau Siaga, Senin (4/12/2023).

Gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir kerap meluncurkan guguran awan panas. Uniknya, letusan dalam kurun waktu tersebut sama-sama terjadi pada tanggal 4 Desember.

Pantauan terkini, Pos Pantau Gunung Api Semeru melaporkan aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif.

Petugas Lapang Pos Pantau Gunung Api Semeru, Ghufron Alwi mencatat pada periode pengamatan hingga pukul 06:00 pagi, Gunung Semeru menujukkan aktivitas vulkanik.

Di antaranya letusan asap, hembusan, tremor harmonik dan tektonik jauh dengan amplitudo 5 hingga 32 mm.

Seiring aktivitas Gunung Semeru yang masih fluktuatif, Pos Pantau Gunung Api Semeru tetap meminta masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan.

"Waspadai potensi awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," imbau Ghufron.

Sementara itu, Basarnas, BPBD Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Lumajang terpantau rutin menggelar simulasi mitigas bencana kepada masyarakat yang tinggal di wilayah lereng Gunung Semeru.

Di antaranya pada sisi timur, yakni Desa Sumber Wuluh, Desa Sumber Mujur, Desa Penanggal, Jugosari dan Desa Kloposawit di Kecamatan Candipuro lalu Desa Badas dan Bago di Kecamatan Pasirian.

Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, pengetahuan mitigasi bencana wajib dimiliki warga yang tinggal di beberapa wilayah sepanjang lereng Gunung Semeru.

Memasuki bulan Desember, Patria berharap dengan berdoa agar Gunung Semeru tetap kondusif dan tidak meletus.

“Kita berdoa supaya Erupsi Gunung Semeru tidak terjadi.

Di sisi lain, dari segi penerapan teknologi, BPBD Kabupaten Lumajang telah menambah alat early warning system (EWS) di beberapa titik zona merah di sekitar lereng Gunung Semeru.

Adanya tambahan EWS tersebut, diharapkan dapat mengoptimalkan sistem peringatan dini bencana di kawasan tersebut.

Sejauh ini, praktis dengan adanya penambahan, wilayah zona merah erupsi Gunung Semeru sudah dipasang lebih dari 4 alat EWS.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved