Temuan Kerangka Manusia di Blitar

Warga Sudah Duga Fitriani Sosok Kerangka Dicor, Curiga karena Ini, Kapolsek Tak Tega Beri Tahu Ayah

Rupanya sejak awal, warga sudah curiga bahwa kerangka yang dicor tersebut merupakan Fitriani. Begini kesaksian ketua RT.

Kolase Surya.co.id
Sejak awal warga sudah menduga kerangka manusia yang ditemukan di Blitar adalah Fitriani. 

Setelah membuka kafe, hubungan SH dan istrinya kurang harmonis. Istri SH pun jarang terlihat di rumah.

"Saya terakhir melihat istri SH sekitar dua tahun lalu, setelah itu jarang terlihat.

Setelah buka kafe, hubungan mereka kurang harmonis.

Kadang-kadang, istrinya masih ketemu anaknya tapi sembunyi-sembunyi," kata Sunaryo.

Curiga Sejak Awal

Sunaryo mengatakan bahwa sejak awal warga sekitar sudah menduga kerangka manusia yang ditemukan dalam rumah tersebut adalah Fitriani.

“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam.

Sementara itu terungkap bahwa selama ini SH mengabarkan Fitriani telah kembali ke kampung halamannya di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Karena itu, keluarga maupun masyarakat setempat tidak menaruh curiga tentang keberadaan korban.

Keluarga di Konawe tahu setelah diberitahu polisi Keluarga di Konawe baru mengetahui nasib tragis Fitriani setelah dikabari oleh polisi.

Kapolsek Konda, Konawe Selatan, Iptu Kartini SJ mengaku prihatin saat akan mengabarkan kondisi FItriani ke keluarganya.

Karena itu, Iptu Kartini mengurungkan niat untuk bertemu dengan bapak Fitriani yang menderita sakit stroke dan jantung.

"Berkaitan dengan keluarga korban, kami sangat prihatin dengan kondisi ortu (bapak) yang saat ini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya," tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com pada Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Posisi Fitriani saat Ditemukan Tinggal Kerangka, Ada Kaus Putih, Ternyata Dibunuh Suami 2 Tahun Lalu

Ia mengatakan baru bertemu dengan kakak korban saat berada di rumah Kepala Desa Lawoila.

Iptu Kartini pun mengaku tak tega memberikan kabar terkait kerangka manusia tersebut.

"Sehingga kami pun belum bisa bertemu dengan orang tua korban, kemarin kami hanya bertemu dengan kakak korban di rumah pak Kades Lawoila, karena kami tidak tega untuk memberikan kabar kepada ortu (bapak) korban yang sedang sakit stroke dan jantung," jelasnya.

Pihak keluarga pun juga menyerahkan proses penyidikan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved