KKB Papua
Pantesan KKB Papua Bebas Berulah di Beoga hingga Bunuh Warga Sipil, Ternyata Begini Kondisi di Sana
Pantesan KKB Papua bebas berulah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, ternyata kondisinya sangat mendukung.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pantesan KKB Papua bebas berulah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, ternyata kondisinya sangat mendukung.
Pasalnya, Distrik Beoga lokasinya begitu terisolir, tak ada mobil hingga minim akses telekomunikasi.
Hal itu tentu sangat menguntungkan bagi KKB Papua sehingga bebas beraksi di sana.
Penempatan personel TNI-Polri di sana juga sangat minim.
Terbaru, KKB Papua membabi buta menembaki pekerja proyek pembangunan Puskesmas di sana.
Insiden tersebut terjadi di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, sekira pukul 16.30 WIT, Jumat (24/11/2023).
Akibatnya, tiga orang tukang bangunan dilaporkan tewas.
Sementara, dua buruh lainnya diselamatkan warga setempat dan dijaga di sebuah gereja.
Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengakui petugas mendapatkan kabar bahwa ada korban meninggal dalam peristiwa tersebut.
Hanya, pihaknya masih memastikan jumlah korban di lapangan.
Sayangnya, jaringan telekomunikasi yang minim di Beoga menjadi kendala petugas untuk memastikan ada tidaknya korban jiwa.
Dia menyebut hanya ada beberapa aparat kepolisian di Beoga.
"Kalau Polsek itu isnya cuma tiga sampai lima orang saja, yang banyak di situ Satgas dari TNI," kata dia.
Melansir dari Tribun Papua, berikut kondisi di Beoga yang menguntungkan KKB Papua bebas beraksi.
1. Terisolir
Beoga terletak pada ketinggian 2.435 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Daerah ini tergolong terisolir. Jaraknya cukup jauh dari Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak.
Lokasinya hanya bisa dijangkau menggunakan pesawat atau helikopter.
Wilayah yang berbatasan dengan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya itu tergolong terisolasi karena pesawat berbadan kecil menjadi satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Beoga.
Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar yang telah bertugas selama 19 bulan di daerah tersebut mengaku, masyarakat harus merogoh kocek cukup dalam untuk masuk atau keluar Beoga.
"Di Beoga kalau lagi aman, penerbangan masuk bisa sampai empat kali dalam sehari. Harga tiket (pesawat) untuk orang tanpa barang Rp 1,8 juta, kalau bawa barang ditimbang lagi tarifnya Rp 20.000 per kg," ujarnya.
Ali Akbar mengatakan, sejak 23 Februari 2022 dirinya telah menerima Surat Telegram mutasi ke Polda Papua.
Terkait listrik, Ali Akbar menyebutkan, seluruh rumah di Beoga telah memiliki panel surya dengan kapasitas terbatas.
"Kalau malam itu kita pakai listrik hanya untuk lampu (penerangan) saja, itu bisa bertahan sampai pagi. Pagi sampai sore kita pakai untuk keperluan lain, kaya cas HP itu biasanya siang," tuturnya.
2. Tidak ada mobil di Beoga
Di Beoga terdapat delapan kampung dengan luas wilayah mencakup 809.008 kilometer persegi.
Dengan luas wilayah tersebut, di Beoga tidak terdapat satu pun kendaraan roda empat.
Menurut Ali Akbar, satu-satunya kendaraan roda empat adalah ambulans milik Puskesmas Beoga.
"Mobil itu cuma ada satu ambulans yang sekarang taduduk (rusak). Kalau motor cukup banyak," kata dia.
Ali menambahkan, warga Beoga yang ingin memiliki motor harus membelinya di Kabupaten Mimika lalu mengirimnya menggunakan pesawat.
Biaya pengirimannya pun tidak murah karena mencapai jutaan rupiah.
"Mereka beli motor di Timika terus kirim pakai pesawat, ongkosnya Rp 6 juta per motor," ungkap Ali.
Untuk bahan bakar minyak (BBM), Ali Akbar menyebutkan, ada tiga toko yang menjual dengan harga sama.
"Yang jual BBM ada tiga, harganya Rp 50.000 per liter," cetusnya.
Akses antarkampung, terang Ali Akbar, hanya bisa dijangkau dengan berjalan, karena hanya tersedia jalan setapak.
3. Minim akses telekomunikasi
Terletak di wilayah Papua Tengah , akses telekomunikasi di Distrik Beoga sudah tersedia namun dengan kapasitas terbatas.
Ali Akbar menjelaskan, akses telekomunikasi di Beoga sudah mencapai sinyal 4G, namun penggunaannya masih sangat terbatas.
"Kalau siang itu susah karena kapasitas jaringannya hanya kecil. Namun kalau malam masyarakat sudah banyak yang tidur baru jaringan lancar sampai pagi," tuturnya.
Situasi keamanan di Beoga kembali terganggu setelah delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Rabu (2/3/2022).
Para korban tewas ketika sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Sukses Bikin 8 Anggota OPM Keok, Inilah Sosok Mayjen Lucky Avianto yang Pimpin Operasi Habema |
![]() |
---|
3 Operasi TNI Tindak KKB Papua Sukses Besar, 8 Anggota OPM Keok Jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Pantas Mayer Wenda Bos KKB Papua Ketemu Usai 11 Tahun Buron, TNI Dapat Informasi dari Sini |
![]() |
---|
Tabiat KKB Papua Generasi Milenial Semakin Brutal, Ada yang Tega Rudapaksa Mantan Gurunya |
![]() |
---|
Sosok Petinggi KKB Papua yang Nekat Bakar 2 Rumah Milik Elvis Tabuni Bupati Puncak Papua Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.