Biodata Agung Firman Sampurna, Ketum PBSI yang Kabarnya Akan Digantikan Jenderal Dudung Abdurachman

Inilah profil dan biodata Agung Firman Sampurna, Ketum PBSI yang kabarnya akan digantikan oleh Jenderal Dudung Abdurachman.

Badminton Indonesia
Agung Firman Sampurna, Ketum PBSI yang Kabarnya Akan Digantikan Jenderal Dudung Abdurachman. Simak biodatanya. 

SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Agung Firman Sampurna, Ketum PBSI yang kabarnya akan digantikan oleh Jenderal Dudung Abdurachman.

Diketahui, Satu nama dari sosok jenderal Angkatan Darat TNI, Dudung Abdurachman mendapat dukungan banyak untuk diajukan sebagai calon Ketua Umuum PBSI, menggantikan Agung Firman Sampurna yang masa kepengurusannya akan segera habis.

Meski belum resmi, tetapi nama Dudung Abdurachman sudah disuarakan untuk menjadi kandidat Ketua Umum PBSI periode 2024-2028.

Dudung diharapkan bisa melanjutkan kepengurusan dari periode sebelumnya yang dipimpin Agung Firman Sampurna, dengan harapan agar PBSI segera berbenah.

Kegagalan di Asian Games 2022 menjadi salah satu hal utama mengapa PBSI begitu disorot belakangan ini.

Ditambah serba-serbi kekisruhan yang menerpa di dalam pelatnas Cipayung, dalam beberapa tahun belakangan.

Dukungan yang menyuarakan Dudung untuk dijadikan sebagai calon Ketum PBSI yang baru muncul dari beberapa legenda bulu tangkis Tanah Air.

Sehingga, Dudung dikabarkan bakal jadi Ketum PBSI menggantikan Agung.

Lantas, seperti apa profil dna biodata Agung Firman Sampurna?

Melansir dari Wikipedia, Agung lahir 19 November 1971.

Ia adalah birokrat Indonesia yang menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia antara tahun 2019 dan 2022.

Agung terpilih secara aklamasi oleh sembilan anggota BPK menggantikan Moermahadi Soerja Djanegara.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Anggota I BPK-RI periode 2014–2019,[3][4] Anggota III (2012–2013), dan Anggota V (2013–2014).

Penerima Bintang Mahaputra Nararya ini pula turut aktif untuk meningkatkan serta mendorong mahasiswa agar meningkatkan produktivitas tulis karya ilmiah.

Sebab, Menurut komisioner asal palembang ini menilai karya tulis ilmiah akademika Indonesia masih sangat rendah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved