Berita Bangkalan

Dapat 'Warisan' Jalan Rusak Di Mana-Mana, PJ Bupati Bangkalan Akui Jadi Tugas Berat Karena PAD Kecil

Saya tidak hanya dengan ngomong, tetapi anggaran harus ada. Namun anggaran pusat terbatas dan PAD (Bangkalan) kecil.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/ahmad faisol
Kondisi jalan rusak dan berlubang di penghubung kecamatan jalur pesisir Selatan Bangkalan yang dilintasi PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie, Jumat (10/11/2023). 


SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Menjadi PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie seperti mewarisi peninggalan pemerintahan lama berupa infrastruktur jalan yang masih amburadul. Dalam dua pekan ini, Arief berkendara menyusuri jalur-jalur penghubung kecamatan untuk mengetahui secara langsung kondisi kerusakan jalan lintas kecamatan.

Sidak jalanan ini merupakan salah satu cara PJ Bupati merespon masukan masyarakat, baik yang disampaikan melalui audiensi maupun demonstrasi.

Setelah jalur Kecamatan Arosbaya, Geger, dan Tanah Merah, kali ini Arief menjelajahi jalur pesisir Selatan Bangkalan. Mulai Kecamatan Labang, Kecamatan Kwanyar, Kecamatan Modung, hingga tembus Kecamatan Blega, Jumat (10/11/2023).

Aktivitas ‘berpetualangan’ itu selalu didokumentasikan melalui rekaman video. Dan kesimpulannya, semua harus kembali pada kemampuan keuangan daerah dan kreativitas pemda menggali sumber PAD untuk memperbaiki kondisi di atas.

“Tugas berat banget, banyak yang menjadi urusan pemda (Bangkalan). Infrastruktur itu kan utamanya untuk masyarakat beraktifitas. Ada jalan desa, kabupaten dan provinsi. Kita bertanggung jawab, kita fokus menghubungkan jalan-jalan kecamatan-kecamatan,” ungkap Arief kepada SURYA, Minggu (12/11/2023).

Ia menjelaskan, pemda harus berupaya lebih keras menggali potensi-potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak dan retribusi termasuk juga Corporate Social Responsibility (CSR). Karena dengan otonomi daerah, pemda tidak bisa terlalu mengandalkan transferan dana dari pemerintah pusat.

Bahkan, lanjutnya, pemerintah pusat mempersilakan para kepala daerah mencari potensi sumber PAD sebanyak-banyaknya karena itu tidak melanggar hukum. Sepanjang PAD masuk ke kas daerah dan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembangunan.

“Kita harus cari solusi sendiri. (Pemerintah) pusat bilang, tugas berat banget sih. Karena apa? Saya tidak hanya dengan ngomong, tetapi anggaran harus ada. Namun anggaran pusat terbatas dan PAD (Bangkalan) kecil. Karena itu kita harus gali potensi-potensi PAD supaya masyarakat juga merasakan hasil dari pajak dan retribusi yang mereka bayar,” jelas Arief.

Hasil dari aktifitas ‘mbolang’ itu, Arief melihat banyak kerusakan jalan karena antara saluran air dan jalannya tidak seimbang, jarang sekali jalan dilengkapi drainase sehingga air tidak bisa keluar dari jalan. Beberapa drainase yang dijumpai bahkan lebih tinggi sehingga perlu diberi intake agar bisa air masuk saluran.

“Aku rekam video semua biar PU (Pekerjaan Umum) juga melihat, biar ngerti juga teknis. Kalau ada pembangunan diawasi betul, jangan hanya bangun-bangun. Kalau elevasinya tidak sama, air tidak bisa masuk sehingga muncul genangan. Kalau dilalui air terus, aspal kan pasti rusak,” tegas Arief.

Ia berterima kasih atas masukan masyarakat melalui beberapa audiensi bahkan unjuk rasa. Namun, lanjutnya, diperlukan langkah bertahap karena urusan perbaikan maupun peningkatan jalan membutuhkan anggaran besar.

“Saya tidak bisa menyulap tetapi harus step by step. Saya rasakan betul apa yang menjadi prioritas anggaran. Tugas utama saya adalah pengentasan kemiskinan, menurunkan angka stunting, menjaga inflasi, dan menjamin pelaksanaan Pemilu berjalan lancar di tahun 2024,” pungkas Arief. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved