Berita Viral
Aksi Sadis Bocah SMP di Garut Bunuh Teman gara-gara Tak Terima Di-Smash, Korban Ditemukan di Sungai
Seorang bocah SMP berusia 12 tahun tega menggabisi nyawa temannya sendiri gara-gara tidak terima di-smash, begini kronologi lengkapnya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Aksi sadis dilakukan oleh seorang bocah sekolah menengah pertama (SMP) di Garut, jawa Barat.
Di usianya yang masih belia, bocah SMP di Garut tersebut tega menghabisi temannya sendiri.
Bocah SMP di Garut tersebut mengaku nekat membunuh korban gara-gara sakit hati.
Sebelumnya, korban melakukan smash kepada tersangka saat bermain voli.
Tersangka pun tidak terima dengan sikap korban dan nekat menghabisi nyawanya.
Diketahui, tersangka dan korban merupakan teman satu kelas.
Korban berinsisial AG (13), warga Garut, Jawa Barat.
Ia ditemukan tidak bernyawa pada Jumat (3/11/2023).
Jenazahnya ditemukan di Sungai Cimanuk, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut,
Sebelum ditemukan tewas, AG dilaporkan hilang selama seminggu.
Ia dilaporkan hilang oleh keluarga pada Senin (30/10/2023).
Warga kemudian menemukan mayat di sungai dengan sejumlah luka janggal.
Setelah penyelidikan, mayat itu merupakan AG yang dilaporkan hilang sepekan yang lalu.
"Ada ditemukan sejumlah luka di leher dan tangan," kata Kapolres Garut, AKBP Rohman Yonky Dilatha dilansir dari Youtube tvOneNews, Selasa (7/11/2023), dilansir Surya.co.id dari TribunnewsBogor.com.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan dengan menggali keterangan dari para saksi.
"Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat bermain voli bersama rekan-rekannya," kata dia.
Polisi pun akhinya menangkap dan menetapkan seorang anak di bawah umur sebagai tersangka.
Kepada polisi, tersangka anak itu mengaku nekat menghabisi korban karena sakit hati.

Tersangka diketahui merupakan teman satu sekolah korban dan masih berusia 12 tahun.
"Menurut keterangan tersangka, motif dari tersangka anak sakit hati karena korban melakukan smash atau pukulan bola ke muka tersangka," jelasnya.
Berawal dari sakit hati itu, tersangka pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap korban.
"Keterangan dari anak, dia sakit hati karena permainan tersebut, karena smash tiga kali di arah muka," tambahnya.
Untuk kronologi kejadiannya, tersangka dan korban sedang main voli bersama teman-temannya.
Pada permainan itu rupanya korban memberikan pukulan smash ke wajah tersangka.
Bukan cuma sekali, smash mengenai wajah tersangka itu dilakukan sebanyak tiga kali.
Rupanya setelah kejadian itu tersangka menaruh dendam pada korban.
Usai main voli, mereka kemudian menyimpan bola ke rumah.
"Jadi setelah main voli kemudian korban bersama teman-teman dan anak lalu pulang," kata dia.
Setelah itu korban dan tersangka bersama temannya yang lain memutuskan untuk mandi di sungai.
Setelah berenang, korban pun menepi ke pinggir sungai sambil memegani bebatuan.
Saat korban tengah istirahat dan lengah, tersangka langsung melancarkan kasinya.
Ia langsung menyayat leher dan tangan korban menggunakan benda tajam.
Baca juga: Motif Guru Les Bunuh Mahasiswi Ubaya Angeline Nathania, Terdakwa Mengaku Sakit Hati
Korban Sempat Ditolong Tersangka
Saat berenang, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, korban ternyata sempat hanyut dan ditolong oleh tersangka.
Setelah berada di pinggir sungai, tersangka lalu menghabisi korban hingga kehilangan nyawa.
"Ya. Kalo dari sementara, ada keterangan seperti itu (sempat menolong korban yang hanyut)," ujar Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo
"Dilakukan penolongan dan tangannya memegang, dan satu lagi menghunuskan cutter, posisinya yang satu (tersangka) di atas, yang satu (korban) di bawah," lanjutnya.
AKP Ari menuturkan, tidak ada pertengkaran di antara korban dan tersangka dalam kejadian tersebut.
"Cuma tidak terima saja, pas mandi ada kesempatan maka dilaksanakanlah," ucapnya.
Ia mengatakan korban dan tersangka tak berenang berdua.
Namun di tempat lain, ada satu temannya yang menemani mereka berdua.
Dari hasil pemeriksaan, temannya itu tidak mengetahui kejadian mengenaskan tersebut.
"Temannya itu tidak mengetahui tentang kejadiannya seperti apa," ungkap Ari.
Setelah peristiwa itu, tersangka dan satu orang temannya kemudian pulang ke rumah masing-masing.
Peristiwa tragis itu kemudian berlalu selama sepekan.
Keluarga korban sempat melaporkan lalu menyebarkan kabar bahwa anaknya hilang.
Sementara itu saat jenazah korban ditemukan, ada luka sayatan benda tajam di lehernya.
"Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkapkan, ini masih dalam proses penyidikan," ucap Ari.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.