Berita Bangkalan

Universitas Trunojoyo Madura Kukuhkan 3 Guru Besar Tetap FEB, Tegaskan Kualitas Keilmuan Kelas Dunia

Dr Safi’ menjelaskan, capaian guru besar yang telah diperoleh berarti kualitas keilmuannya telah diakui oleh negara bahkan dunia.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/ahmad faisol
Rektor UTM, Dr Safi’, SH, MH (kiri) mengukuhkan tiga Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam Rapat Senat Terbuka di Gedung RP Mohammad Noer, Senin (6/11/2023). 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Rapat Senat Terbuka untuk Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Gedung RP Mohammad Noer, Senin (6/11/2023). Sejauh ini UTM telah memiliki total sejumlah 18 Guru Besar.

Guru Besar yang dikukuhkan masing-masing adala mantan Rektor UTM, Prof Dr Drs EC H Muh Syarif, MSi, CAN, CPA sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran, Prof Dr Bambang Haryadi, SE, MSi, Ak, CA, CFrA, ACPA sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan; dan Prof Dr Tarjo, SE, MSi, CFE, CFrA, CPA sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi Forensik.

Pengukuhan tersebut dihadiri 35 anggota senat dan dibuka Ketua Senat UTM, Prof Dr Mohammad Nizarul Alim, MSi, Ak, CA.

Tampak hadir Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia, Abdul Halim Iskandar, Anggota Komisi V DPR RI Dapil Madura, Syafiuddin, PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie, sejumlah anggota DPR Jawa Timur, hingga tokoh masyarakat dan budayawan Madura.

Rektor UTM, Dr Safi’ SH, MH mengungkapkan, dengan penambahan jumlah guru besar itu akan berpengaruh terhadap peningkatan akreditasi program studi (prodi) maupun institusi. Sejauh ini UTM telah memiliki total sebanyak 18 guru besar.

“Kami memiliki 18 guru besar. Padahal target saya 15 guru besar, alhamdulillah lebih tiga dari target. Memang kami agak lambat karena itu kami akselerasi. Alhamdulillah awalnya 9 orang (guru besar) tahun kemarin dan tahun ini dapat 9 orang. Insya Allah tahun depan semoga tidak turun dari jumlah tahun ini,” ungkap Dr Safi’.

Sekedar diketahui, pencapaian guru besar adalah tingkat tertinggi dalam jenjang jabatan akademik. Guru besar ditetapkan melalui proses panjang sesuai regulasi, seleksi, dan tentunya penilaian yang kredibel oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Dr Safi’ menjelaskan, capaian guru besar yang telah diperoleh berarti kualitas keilmuannya telah diakui oleh negara bahkan dunia. Karena untuk mencapai gelar guru besar. lanjutnya, juga harus menghasilkan pemikiran yang dituangkan dalam bentuk artikel dan harus di-publish di Jurnal Internasional Terindeks Scopus.

“Artinya, standar keilmuan sudah standar dunia. Semoga bisa meningkatkan kualitas kemanfaatan kepada masyarakat, untuk memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat Madura. Tahun depan waktunya untuk mengajukan akreditasi institusi, makanya kenapa yang prodi sekarang kami akselerasi dengan target akreditasi kami bisa unggul nantinya,” jelasnya.

Kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan itu tidak hanya menjelma sebagai Kampus Riset dan Perguruan Tinggi Negeri berbasis klaster, UTM juga terus berupaya menegaskan diri sebagai kampus ‘Menara Air’ yang mampu memberikan percikan air kehidupan kepada masyarakat.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sukses mengembangkan jagung hibrida dengan capaian produksi hingga 7 ton per hektare. Hal itu lebih tinggi dibandingkan penggunaan varietas jagung lokal yang berada pada angka 2 ton per hektare.

Riset terhadap jagung lokal Madura itu dilakukan Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura bersama Balitsereal Maros Sulawesi sejak 2007.

Jagung lokal di seluruh Madura dieksplore untuk mendapatkan tetua yang akan dijadikan varietas unggul. Hasilnya, ada sebanyak 16 kultivar (kelompok jagung lokal dengan kekhasannya) jagung Madura. Tiga kultivar ditemukan di Bangkalan, tiga kultivar di Sampang, dua kultivar di Pamekasan, dan delapan kultivar di Sumenep.

Melalui metode seleksi dan selfing, 16 kultivar jagung lokal Madura itu menghasilkan variasi biji jagung dengan kharakter morfologis berbeda pada setiap galurnya. Hasilnya, tongkol jagung hibrida Madura mempunyai panjang hingga 20 cm. Sedangkan tongkol varietas jagung lokal Madura hanya 7 cm.

Selain itu jagung, Laboratorium Garam di Kampus UTM sukses mengembangkan inovasi garam yang sudah diprototipe, Garam Pangan dan Garam Non Pangan. Pemerintah akhirnya melalui Direktorat Kelembagaan Kemenristek Dikti menetapkan UTM sebagai satu-satunya Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam pada November 2017.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved