Remaja Lamongan Dibacok di Tuban

DETIK-DETIK Cewek Lamongan Lengannya Putus Dibacok di Tuban, Tak Nangis tapi Ogah Ungkap Pelakunya

Pembacokan diduga tidak dilakukan oleh begal, namun aksi anggota gengster wilayah Tuban, Bojonegoro dan Lamongan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
kolase instagram
Hoodie yang dipakai RA sebelum lengannya putus dibacok di pinggir jalan Tuban. 

SURYA.CO.ID I TUBAN - Empat hari berlalu, kronologi pembacokan yang membuat lengan kanan remaja perempuan asal Lamongan berinisial RA putus, akhirnya terungkap.

Pembacokan diduga tidak dilakukan oleh begal, namun aksi anggota gengster wilayah Tuban, Bojonegoro dan Lamongan.

Icha, kakak korban RA yang ditemui wartawan surya.co.id di RSUD dr Soetomo, mengungkap detik-detik peristiwa nahas itu berdasarkan pengakuan sang adik.

Dikatakan Icha, insiden bermula ketika Rabu (1/11) sekira pukul 01.00 dini hari, RA keluar dari rumah mengendarai sepeda motor matic.

RA tidak pamit ke orangtua dan saudara-saudaranya.

Baca juga: PENYEBAB Cewek Lamongan Dibacok hingga Lengannya Putus Terkuak, 6 Pelajar Diamankan Polres Tuban

Saat itu RA mengaku pergi ke sebuah Desa Mangkat di wilayah Tuban.

Letak Desa Mangkat ini dekat dengan wilayah Lamongan, hanya terpisah jembatan.

Belum diketahui korban pergi ke sana menemui siapa. 

Dari Desa Mangkat, korban kemudian bermaksud pulang ke rumahnya di RT 02 RW 07, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.

Di tengah perjalanan, korban mampir di sebuah pom bensin.

Lalu dia melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan itu lah korban mengalami pembacokan hingga lengan kanannya putus.

Hanya saja, korban tidak mengaku bagaimana dia bisa dibacok, apakah saat mengendarai motor atau dia dihentikan oleh pelaku.

Korban juga tidak mengungkap, sosok pembacoknya.

RA hanya mengaku saat berdiri di pinggir jalan Desa Banjar, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban ada orang orang yang menolongnya.

"Saat itu dia hanya diam, tidak menangis sama sekali. Lengannya yang putus dia tutupi dengan jaket," ungkap Icha saat ditemui pada Jumat (3/11/2023) sore.  

Oleh orang yang melihatnya, RA lalu diantar ke Rumah Sakit BP Muhamadiyah Lamongan.

"Sampai di rumah sakit dia cuma diam, gak nangis sama sekali. Seperti orang linglung begitu," ucap Icha.

Pihak keluarga yang mengetahui kondisi RA, lalu merujuknya ke RSUD dr Soetomo.

Keluarga saat itu sangat panik sampai lupa mencari tahu siapa orang yang mengantarkan korban ke Rumah Sakit BP Muhamadiyah Lamongan.

Icha menduga adiknya merupakan korban salah sasaran dari kelompok gangster.

Adik korban sehari-hari memang suka  berpenampilan tomboy. Misalnya dini hari itu adiknya mengenakan jaket hoodie dengan motif gambar berkarakter seram.

"Adik saya tidak bisa dikatakan korban begal. Dugaan saya yang menyerang adik adalah kelompok gangster. Mungkin emosi karena adik saya mengenakan hoodie yang motifnya cukup seram. Mungkin adik saya dikira musuh mereka," ujar Icha.

Hingga berita diunggah, RA masih dirawat di ruang ICU RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Icha menunggui sang adik bersama ibunya, Wiwik.

Wiwik terlihat sering bolak-balik dari ruang tunggu ke ruang ICU tempat anaknya dirawat.

Berselang satu jam kemudian, giliran Icha yang masuk. Icha saat itu diminta dokter mendonorkan darah untuk adiknya.

Terpisah, polisi menyebut insiden yang mengakibatkan putusanya lengan kanan cewek Lamongan itu disebabkan karena konflik antar gengster.

Polisi membantah dugaan adanya konflik antar perguruan silat dalam tragedi ini.

Kasat Reskrim Polres Tuban Iptu Rianto menyebut, sejauh penyelidikan dilakukan pihaknya sementara ini, tak ada keterangan atau sekadar tanda-tanda bahwa pembegalan RA terkait dengan konflik antar perguruan silat.

"Sejauh ini, pembegalan RA ini diduga kuat murni konflik antar gangster," ujarnya saat ditemui Tribunjatim.com di Mapolres Tuban, Jumat (3/11/2023) siang.

Baca juga: GELAGAT Cewek Lamongan Sebelum Lengannya Putus Dibacok, Baru Pulang Umroh Tiba-tiba Keluar Dini Hari

Adapun, polisi dengan dua balok emas di pundak ini meneruskan, berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, gangster yang berkonflik ini tidak diawaki para dewasa. Melainkan diawaki para pelajar.

"Gangster-gangster ini anggotanya para pelajar dari Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro. Mereka biasa bergerombol dan berekspresi di sekitaran SPBU Widang ketika malam hari," ungkapnya.

Terkait peristiwa ini, penyidik Polres Tuban telah mengamankanenam pelajar.

Mereka diketahui sebagai anggota gangster yang terlibat kericuhan di Desa Bunut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban tiga hari sebelum kejadian yakni, Sabtu (29/10/2023) dini hari lalu

"Saat ini, keenam pelajar tersebut kami amankan di Mapolres Tuban. Statusnya saksi. Akan kami mintai keterangan perihal peristiwa pembegalan terhadap RA. Kami menduga, mereka memiliki informasi," ujar Iptu Rianto.

Mantan Kapolsek Jenu, Polres Tuban ini meneruskan, keenam pelajar diamankan pihaknya belum bisa dipaparkan identitasnya.

Namun, mereka semua berasal dari Kecamatan Kanor dan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Keenamnya ditangkap Satreskrim Polres Tuban di rumahnya masing-masing.

Lebih lanjut, polisi dengan dua balok emas di pundak itu mengungkapkan, saat ini Satreskrim Polres Tuban masih terus melakukan penyelidikan di lapangan.

Total, ada sembilan personel  Satreskrim Polres Tuban diterjunkan. Dibantu personel Polsek Widang.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, RA diserang kawanan gangster di Jalan Raya Tuban-Babat turut Desa Bunut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Selasa (31/10/2023) dini hari.

Akibat serangan dimaksud, lengan kanan remaja perempuan 14 tahun tersebut putus. Kini, remaja perempuan asal Keluarahan/Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan itu menjalani perawatan di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya. 

Sebelumnya, orangtua RA Diki Yudha menduga sang putra kehilangan lengan kanannya karena ingin melindungis ang pacar.

Diki Yudha mengungkap sang putri mempunyai hubungan dengan seorang pemuda asal Nawangan, Kecamatan Widang, Tuban.

Ia memperkirakan peristiwa yang dialami RA itu tidak jauh dengan yang ia ketahui itu. 

"Menurutku ya sekitar itu aja, kira-kira. Namanya menduga-duga," katanya.

Pemuda asal Nawangan itu berinisial R.

Dan menurutnya, antara RA dengan R itu sudah saling menyukai.

Ia juga belum mendengar, apakah RA mempunyai pacar lain selain R.

Ia mengira, sebelum kejadian itu, RA sedang melindungi R sebagai pemuda yang dekat dengan RA.

"Jadi kira-kira anakku itu sedang melindungi R," ungkapnya.

Hanya saja, sampai sekarang ini belum memberikan pengakuan yang sebenarnya.

Setiap kali ditanya, selalu memberikan jawaban tidak ingat dengan apa telah dialami pada Rabu (1/11/202) pagi dini hari itu.

Yang ia dapatkan, informasinya R itu juga menjadi anggota salah satu perguruan silat.

Namun ia tidak tahu pasti nama perguruan silat yang diikuti R.

"Saya ndak tahu perguruan silatnya apa," kata Yudha.

Gelagat RA Sebelum Nahas

Remaja RA (14) asal Lamongan yang lengannya putus usai dibacok di Tuban, sedang dalam perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Remaja RA (14) asal Lamongan yang lengannya putus usai dibacok di Tuban, sedang dalam perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya. (Foto Istimewa)

Terungkap gelagat RA (14), remaja perempuan asal Lamongan sebelum insiden pembacokan yang mengakibatkan lengan kanannya putus.

RA dibacok orang tak dikenal (OTK) saat melintas di Jalan Raya Tuban-Babat tepatnya di Desa Bunut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Rabu (1/11/2023) dini hari.

Pembacokan itu terjadi dua hari setelah RA pulang dari umroh di tanah suci Makah.

RA yang tinggal di RT 02 RW 07, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan umrah bersama kedua orang tua dan adik laki-lakinya.

Diki Yudha, orang tua RA tak menyangka putrinya yang baru saja diajaknya umrah mengalami musibah yang membuat tangan kanannya putus akibat sabetan senjata tajam.

Baca juga: MISTERI Cewek Lamongan Lengannya Putus Dibacok di Tuban: Pilih Tutup Mulut, Sosok Pacar Disorot

Hal ini mengagetkan Yudha, mengingat dua hari sebelumnya, RA tampak tenang di rumah.

Tiba-tiba pada Rabu (1/11/2023) dini hari sekira pukul 01.00 WIB, RA keluar rumah tanpa pamit orangtuanya.

Ketika Yudha terbangun, mendapati RA tidak ada di rumah membawa motor Honda Scoopy.

Yudha mencoba mencari RA namun hingga pukul 01. 30 WIB, korban tidak ditemukan.

Yudha pulang dan beberapa waktu kemudian ia mendapat informasi RA sedang mengalami tindakan kekerasan dibacok orang tidak dikenal hingga tangannya putus.

Saat itu RA masih berada di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

Korban ditolong teman-temannya  dan saat di Rumah Sakit ia melihat tangan kanan RA putus.

"Tapi potongan tangannya juga sudah ada di situ (RS)," ungkapnya.

Karena kondisinya itu, RA pagi itu juga dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya.

RA segera mendapatkan perawatan dan telah dilakukan tindakan operasi yang pertama. 

"Sekarang masih di ICU. Rencananya hari ini tindakan penyambungan yang kedua," kata Yudha.

Yudha berharap insiden yang dialami putrinya ini bisa segera terungkap.

Hingga kini penyebab putusnya tangan RA belum jelas, begitu juga dengan pelakunya.

Diakui Yudha, RA sudah bisa diajak komunikasi dan sudah ditanyakan bagaimana peristiwa itu terjadi, termasuk kemungkinan pelakunya.

Namun sampai hari ketiga setelah kejadian, RA masih menutup rapat kejadiannya.

Berulangkali Ia menanyakan terkait insiden yang menyebabkan RA  menderita itu selalu buntu.

Ia menilai anaknya masih merahasiakan sesuatu, karena setiap ditanya selalu mengaku tidak ingat.

"Anakku belum jujur, Kan tidak mungkin to, masak ndak tahu bagaimana saat ia dibacok," ungkap Yudha saat ditemui di tempat usahanya, Jumat (3/11/2023) pagi.

RA dimata Yudha dinilai sebagai anak yang tidak terbuka.

"Sampai sekarang belum mengaku, katanya lupa-lupa, tidak ingat," kata Yudha.

Peristiwa ini membuat seluruh anggota keluarga Yudha bersedih. Meski informasi yang didapatnya, tangan RA bisa disambung.

"Hari ini operasi kedua," katanya.

Operasi pertama dilaksanakan pada Rabu (1/11/2023) pukul 02.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

Ia berharap upaya penyambungan tangan kanan putrinya itu berhasil.

"Menurut istri saya habisnya ratusan juta. Cuma saya ndak tahu persisnya," kata Yudha yang ditemui SURYA di tempat usahanya, Jumat (3/11/2023).

Yudha berharap pelakunya segera tertangkap dan akan dimintai untuk mengganti seluruh biaya pengobatan anaknya.

"Ya suruh ganti, biayanya lebih dari Rp 100 juta,"katanya.

Urusan laporan ke Polisi, katanya, diserahkan ke adiknya bernama Wito.

"Jadi yang laporan ke polisi ya adikku itu (Wito). Saya ndak ikut ngurusi, malah tambah bingung aku," ungkapnya.

Sementara itu Ketua RT 02 Babat, Slamet mengakui ia mendengar kejadian itu, namun belum berhasil ketemu korban, karena RA dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya.

"Ya bener kejadiannya. Dan itu dua hari setelah pulang Umrah bersama kedua orang tuanya dan adik laki-lakinya," kata Slamet yang rumah bersebelahan dengan rumah korban.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved