Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto: Pemilu 2024 Bisa Dorong Ekonomi Jatim
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyatakan Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 dipastikan mampu mendorong peningkatan ekonomi di Jatim.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyatakan perhelatan politik berupa Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 dipastikan mampu mendorong peningkatan ekonomi di Jatim.
Hal itu tak lepas dari adanya uang belanja negara yang akan difokuskan pada kegiatan ini termasuk adanya peningkatan belanja lembaga-lembaga terkait yang akan mengerek pertumbuhan ekonomi di Jatim.
Seperti apa lengkapnya, bisa disimak dari wawancara eksklusif yang dilakukan Pemimpin Redaksi Tribun Jatim Network yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya, Tri Mulyono bersama Adik Dwi Putranto, Rabu (25/10/2023), sebagai berikut:
SURYA: Hingga kuartal II tahun 2023 ini, pertumbuhan ekonomi di Jatim 5,24 persen, diatas pertumbuhan ekonomi nasional dan nomor dua di Jawa. Apakah akan berlanjut hingga akhir tahun dan harapannya sampai tahun 2024, meski ada perhelatan politik, Pilpres dan Pileg?
Adik Dwi Putranto: Kami melihat bisa ada kenaikan. Meskipun ini tahun politik. Tapi tetep harus kita waspadai karena neraca perdagangan luar negeri Jatim menurun. Dengan adanya kegiatan politik, pasti belanja Pemerintah akan dikeluarkan semua dalam rangka pemilu. Setelah itu ada belanja lembaga seperti partai politik dan tentunya ini akan membawa perputaran ekonomi dimana-mana di Jatim.
Kita kan tahu sendiri Jatim termasuk wilayah yang diperhitungkan dalam pemilu. Itulah yang membuat saya bisa ngomong kemungkinan ada kenaikan dari prosentase 5,24 persen mungkin bisa naik menjadi 5,25 persen hingga 2,27 persen sampai akhir tahun.
SURYA: Di faktor eksternal menurut Pak Adik mendukung. Di faktor internal, seperti apa kira-kira yang harus dilakukan terutama stakeholder pemerintah provinsi pemerintah daerah agar akselerasi pertumbuhan ekonomi ini semakin bagus?
Adik Dwi Putranto: Kalau pertumbuhan ekonomi di Jatim bagusnya karena ada peningkatan investasi. Tiap tahun di Jatim angkanya meningkat cukup signifikan. Artinya dengan adanya invetasi ini akan membuka lapangan pekerjaan. Jadi Jatim andalannya di manufaktur, manufaktur yang kebanyakan adalah makanan minuman.
Kemudian perdagangan.
Di perdagangan penting tapi strategi Pemprov Jatim khususnya sudah lama dilakukan bu Gubernur, yaitu menjaga pasar dalam negeri. Melalui misi dagangnya. Satu bulan sekali keluar provinsi dan mencoba setahun empat kali keluar negeri.
Ini penting karena dometik ini menjadi penyumbang 55 perser PDB (Penerimaan Domestik Bruto), jadi ini harus dijaga dan bila perlu harus ditingkatkan. Strategi ini sudah dilakukan dan sudah lama sekali. Tentunya kita semakin yakin bahwa Jatim bisa adanya peningkatan.
Sektor pertanian juga begitu. Meskipun di sektor beras angkanya masih belum ketemu tapi di sektor daging surplus semua. Kita termasuk penyumbang bahan pangan ke 19 Provinsi.
SURYA: Dari data yang dipoegang Pak Adik, pertumbuhan ekonomi di Jatim optimistis bagus ya. Tapi per 31 Desember 2023, Ibu Khofifah akan mundur dulu di periode pertama dan berganti PJ (Pelaksana Jabatan) selama satu tahun kedepan. Apakah pergantian pucuk pimpinan akan mempengarui terkait pertumbuhan ekonomi di Jatim?
Adik Dwi Putranto: Mudah-mudahan tidak mempengarui. Karena rencana pembangunan di Jatim ada rencana jangka panjang yang sudah ada dan harus mengikuti apa yang sudah diarahkan Bu Khofifah. Saya yakin kalau sudah sama dengan yang diarahkan strateginya, ini malah tidak akan mempengarui malah akan bisa membuat lebih.
Bu Khofifah menurut kami beliau memiliki kemampuan mengkolaborasi semua stakeholder. Beliau adalah dirigen yang sangat lihai. Sehingga keterlibatan stakeholder mulai dari pengusaha, perguruan tinggi, termasuk media dilibatkan semua dalam rangka pertumbuhan ekonomi. Lha beliau mempunya kemampuan tersebut. Harapan saya PJ nya ini juga harus memiliki kemapuan, karena kolaborasi sangat penting. Inklusif kolaborassi sangat penting dan harus dimiliki oleh PJ.
SURYA: Idealnya menurut Pak Adik, PJ ini sebaiknya dari internal Pemprov misalnya Pak Sekda, atau kalau misalnya harus dari luar atau dari Mendagri, kriterianya seperti apa kira-kira, selain memiliki kemampuan kolaboratif?
Adik Dwi Putranto: Kalau menurut saya sih dari Jatim lebih bagus karena sudah bisalah mengikuti iramanya Bu Gubernur. Kriterianya yang sangat penting, yaitu kolaborasi itu. Itu snagat mutlak.
SURYA: Apa yang sudah dilakukan dan akan terus dilakukan oleh Kadin Jatim untuk membantu ekonomi di Jatim tetap stabil setidaknya sampai tahun 2024?
Adik Dwi Putranto: Kami yakin hingga tahun 2024 akan bertahan dan naik sedikit lah. Karena memang di global ada perang rusia dan ada tambahan lagi di palestina – israel, ini tentunya perlu strategi yang harus kami lakukan, terutama untuk mendongkrak perdagangan luar negeri.
Cari negara yang masih terbebas dari perselisihan itu. Meski perselisihan ini semakin membesar kita harus mencari pasar-pasar di luar itu. Karena memang di global itu pertumbuhan ekonominya masih 3 persen. Masih dibawah Indoneia. Jadi tentunya perlu kota bener-bener mengarah ke negara-negara yang sudah mulai membaik permintaanya yang untuk ekspor.
Tentunya kami juga mendorong terkait dengan investasi. Kalau kita ngomong invetasi, ngomong industrialisasi, pasti kita akan ngomong Sumber Daya Manusia (SDM).
Salah satu yang sudah Kadin lakukan adalah menyiapkan SDM Kepentingan persiapan SDM ini, kami bekerjasama dengan lembaga dari luar negeri. Dua dari Jerman, satu dari Swiss. Ini khusus untuk mengurusi SDM.
Nantinya saya berharap Pemprov Jatim, syukur-syukur yang PJ ini bisa diskusi bareng dengan Kadin, kira-kira industri apa yang akan didorong untuk meningkatkan pertumbuhan. Disamping investasi. Tapi harus ada industri yang didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kalau sudah ketemu industrinya, teknologinya bagaimana, SDM nya bagaimana, nah ini yang kita coba harmonisasi, singkronkan, kebutuhan industri yang harus dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, teknologi dan sumber daya manusia.
SURYA: Secara kongkrit terkait SDM yang menang sangat penting, yang dilakukan Kadin itu kita tahu misalnya Rumah Kurasi ya. Kadin bekerjasama dengan BI (Bank Indonesia) membikin Rumah Kurasi dan sudah ada di seluruh wilayah di Jatim. Apa ada yang lain aksi kongkrit terkait persiapam SDM ?
Adik Dwi Putranto: Rumah Kurasi ini termasuk dalam membentuk peningkatan SDM. Tapi khusus dibidang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), sehingga UMKM bisa naik kelas.
Kadin juga punya Rumah Vokasi yang ditempatkan di gresik. Jadi kami kerjasama dengan Jerman dan Swiss itu dalam rangka pelatihan dan pendidikan vokasi. Pendidikan dan pelatihan vokasi ini kami berharap ada harmonisasi antara kebutuhan industri dengan sekolahan. baik itu SMK maupun Perguruan Tinggi.
Salah satu kegiatannya, ini ada namanya pelatihan pelatih tempat kerja. Jadi kalau di sekolah ada guru, di industri juga ada guru. Ketika industri ini menerima adik-adik yang magang, juga ada guru dan kurikulumnya. Pelatihannya enam bulan.
SURYA: Jadi sejauh ini yang sudah dilakukan Kadin adalah dengan menyediakan SDM?
Adik Dwi Putranto: Itu sudah kami lakukan sejak tahun 2017.
SURYA: Tantangan kedepan semakin besar, tadi sudah disebutkan ada faktor ekonomi global yang belum kondusif. Tantangan yang di dalam negeri apa yang harus diantipasi sejak sekarang yang akan bisa mempengarui tumbuh tidaknya ekonomi di suatu daerah?
Adik Dwi Putranto: Kalau menurut kami dengan kolaborasi. Di Jatim tidak ada masalah, mungkin di kota atau kabupaten masih ada.
Menurut pengamatan saya ada beberapa kepala daerah yang masih belum memahami pentingnya kolaborasi.
Saya sangat yakin dengan kolaborasi yang dijalankan dengan baik semua bisa diselesaikan dengan baik juga.
SURYA: Jadi kuncinya kolaborasi dan itu tidak mudah juga ya dalam menggabungkan pikiran satu dengan banyak pikiran lainya?
Adik Dwi Putranto: Ya betul.
Antara sekolah dengan dunia industri saja sudah ada perbedaan, sehingga kami harmonisasikan dulu.
SURYA: Kemarin kami juga diskusi dengan Bu Gub Khofifah Indar Parawansa, beliau menegaskan bahwa investasi di Jatim luar biasa dalam beberapa tahun. Kemarin yang disenggol adalah smelter di Gresik yang akan menyerap 3.000 tenaga kerja. Terkait invetasi ini apakah ada hambatan?
Adik Dwi Putranto: Kalau terkait dengan masuknya Freeport ini juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Ini tidak ada hambatan sama sekali.
Karena Freeport sudah masuk di kawasan industri JIIPE. Jadi secara sosial lebih kondusif, apalagi JIIPE juga termasuk dalam KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Kalau diluar sana gegeran terus, tapi karena masuk Jatim ada di kawsan industri, jadi lebih kondusif.
SURYA: Jadi ini menegaskan salah satu isu dan tantangan menarik terkait investasi adalah tenaga kerja asing. Di Jatim relatif bisa dikendalikan kah?
Adik Dwi Putranto: Relatif bisa dikendalikan. Karena kendalanya tenaga kerja dari luar negeri atau asing dengan tenaga kerja di Indonesia adalah masalah komunikasi. Seperti saya pernah bicara dengan menteri yang mengurus masalah tenaga kerja asing itu biasanya masalah bahasa.
Karena antara mandor dan tukang itu harus ketemu agar bisa mempercepat berjalannya pembangunan. Di Jatim itu tidak ada persoalan.
SURYA: Berarti seperti yang disampaikan tadi, penyiapan SDM itu menjadi kruisal. Point agar transfer knowledge dari tenaga kerja asing bisa lebih cepat diserap oleh tenaga kerja lokal?
Adik Dwi Putranto: Di Jatim dari sisi SDM memng lebih baik daripada yang diluar, hanya terkendala komunikasi. Tapi terkait komunikasi itu juga kami sediakan kebutuhan tenaga kerja yang bisa berbahasa China atau Tiongkok.
Begitu juga kebutuhan teman-teman Freeport nantinya bila sudah produksi maupun belum produksi, kita juga komunikasikan dan kita sediakan sesuai dengan kebutuhan.
SURYA: Kemarin Bu Gub juga berharap serapan tenga kerja di smelter ini juga berasal dari gresik dan sekitarnya dan kebetulan kadin membuat rumah vokasinya di Gresik. sejauh ini seperti apa efektifnya di Gresik? Atau kedepannya akan didorong untuk bekerja di smelter?
Adik Dwi Putranto: Kami komunikasinya dengan Freeport sangat bagus, sehingga sebelum ada pembangunan sudah banyak komunikasi.
Rumah vokasi di Gresik dengan dinas terkait di Gresik juga bagus, sehingga sama-sama menyiapkan yang nantinya dibutuhkan oleh Freeport maupun kebutuhan oleh investasi-investasi lainya yang ada di Gresik.
Makanya kan kalau kita tahu teknologinya, tentu akan kami siapkan SDM- nya seperti apa yang sesuai dengan teknologinya.
SURYA: Jadi mereka sudah disiapkan untuk terserap dan tinggal menunggu good will dari freeport yang kita tunggu ya?
Adik Dwi Putranto: Dan kita sudah menyiapkan tenaga yang kompeten dan kompetensinya dibutuhkan oleh Freeport, jadi tinggal masuk saja.
SURYA: Tadi Pak Adik yakin justru tahun politik akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi. Apakah itu juga berlaku kalau kondisi politik terjadi gonjangan. Apakah ada syarat dan ketentuannya kah? Misalnya saat salah satu pasangan capres mendeklarasikan diri, ISHG kita sempat turun kemarin, meski hari berikutnya kembali reborn. Apakah ada fakta politik yang dikaitkan dengan ekonomi, sehingga kita punya antisipasi, jangan-jangan ini terus berlanjut?
Adik Dwi Putranto: Sekarang itu lebih enak dan konstelasi ini lebih sambil mengedukasi ke masyarakat. Kita tahu sendiri di tahun 2045 ini merupakan 100 tahun Indonesia emas. Artinya di tahun emas itu targetnya kita menjadi negara maju di dunia bisa masuk lima besar di dunia.
Hal ini tentunya sudah sangat jelas tujuannya dan semua capres semua warga negara Indoneia setuju di tahun 2045 ini kita akan menjadi negara terbesar kelima di dunia. Tentunya ini membutuhkan pertumbuhan ekonomi.
Tapi ini saya garis bawahi, pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkeadilan. Untuk pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh, tentunya stabilitas politik harus stabil, stabilitas politik stabil, stabilitas keamanan juga harus stabil. Ini dua syarat. Nah bagaimana pertumbuhan ekonomi harus meningkat ke arah Indonesia Emas itu, kan harus ada strateginya bagaimana, langkah taktisnya seperti apa.
Nah kalau semua capres mengungkapkan langkah strategisnya, langkah taktisnya, untuk menuju ke Indoneia Emas, enak dengernya. Gak ngelek-ngelekno, jadi ini kesempatan untuk edukasi ke masysyarakt terutama untuk anak muda.
Saat ini sudah tidak seperti saya akan membuka lapangan kerja, saya akan mengurangi kemiskinan sekian persen, sekarang suah tidak jamannya ngono tok. sudah harus disampaikan langkah strategisnya apa, langkah taktisnya seperti apa.
ini anak muda. jumlahnya 60 persen dan perlu diedukasi.
SURYA: Kadin sudah menyiapkan buku putih, apa yang harus dilakukan capres dan cawapres terpilih?
Adik Dwi Putranto: Kadin telah membuat roadmap untuk menuju Indonesia emas. Hal ini untuk membantu mereka yang terpilih dan pemerintah nantinya. Tujuannya sudah jelas.
SURYA: Kemarin Pak Adik sempat bilang kalau program capres dan cawapres ini belum ada yang nendang. apakah sampai hari ini sudah mengerucut nih, ada pak Prabowo - mas Gibran, Pak Ganjar - Pak Mahfud, dan Mas Anis - Cak Muhaimin, apakah sampai saat ini belum merasakan tendangannya?
Adik Dwi Putranto: Belum. Sampai saat ini saya belum merasakan tendangannya, bukan saya tapi karena ini untuk ekonomi, anak muda, itu harus dibahas semua.
Tujuan sudah jelas, Indonesia emas di tahun 2045, tinggal strateginya.
Langkah strategisnya bagaimana, langkah taktisnya bagaimana ini belum tersampaikan dengan baik.
SURYA: Jatim ini akan jadi penentu ya karena siapa yang menang harus memenangkan Jatim. Apakah Kadin akan mempertemukan mereka dalam forum bersama untuk menyampaikan gagasan-gagasannya sehingga bisa terlihat tendangannya.
Adik Dwi Putranto: Kalau sekarang sudah agak terlambat ya, seharusnya saat sebelum pendaftaran. Tapi kalau saya lihat di beberapa tim dari pasangan capres dan cawapres saat ini ada yang ikut merumuskan roadmap Indonesia emas 2045, termasuk ikut menyerahkan roadmap kepada Presiden. Semoga dengan ini bisa dikeluarkan yang nendang-nendang itu ketika masa kampanye tersebut.
Karena semua kegiatan kita di Kadin juga akan kita arahkan ke menuju Indonesia emas 2045.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.