Berita Surabaya

IDI Dorong Adanya Asesmen Kebutuhan Dokter Spesialis di Kabupaten/Kota Jatim

Perlunya keikutsertaan pemerintah daerah kota dan kabupaten di Jawa Timur untuk mengatasi pemerataan dokter.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/sulvi sofiana
Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh. Adib Khumaidi SpOT. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr dr Adib Khumaidi SpOT menyoroti perlunya keikutsertaan pemerintah daerah kota dan kabupaten di Jawa Timur untuk mengatasi pemerataan dokter.

Yaitu dengan adanya asesmen kebutuhan dokter umum dan spesialis di masing-masing kabupaten/kota di Jatim.

"Jangan ukurannya nasional. Rasio itu per kabupaten/kota. Dari situ, nanti kemudian apakah semua daerah membutuhkan sub yang canggih? belum tentu. Artinya, paling penting kebutuhan dasarnya. Inilah yang harus dibuat dan didorong oleh daerah," kata dr Adib, Jumat (19/10/2023).

Ia menerangkan, jika sudah dilakukan asesmen, maka daerah akan mengetahui berapa banyak jumlah dokter tersebut.

Dan hal ini bisa diteruskan dengan mengeluarkan kebijakan terkait penerbitan Surat Izin Praktik (SIP) bagi dokter.

"Daerah yang penuh tadi bisa mengatakan bahwa untuk periode satu tahun ini tidak akan menerbitkan SIP baru karena kebutuhan dokternya sudah terpenuhi. Nah, kebijakan itu belum pernah ada," ungkapnya.

Adib menambahkan, bahwa pada prinsipnya para dokter bersedia untuk ditempatkan di daerah.

Hanya saja karena kurangnya dukungan dari daerah, fasilitas untuk kemampuan dokter khususnya dokter spesialis tertentu biasanya tidak tercukupi.

Dari riset yang pernah dilakukan IDI, ada sejumlah faktor yang membuat distribusi dokter tidak merata.

Pertama, terkait jenjang karir yang memerlukan dukungan dari pemerintah daerah.

Kedua, soal kesejahteraan atau insentif. Dan terakhir, terkait dengan sarana prasarana.

"Jadi, jika di situ tidak ada dukungan sarana dan prasarana maka mereka juga tidak bisa kerja. Terakhir, ini khusus, contoh di Papua, yakni tentang keamanan. Empat hal inilah yang harus menjadi jaminan sehingga kita bisa mendorong agar teman-teman mau ke daerah," bebernya.

Untuk diketahui, IDI telah mencatat bahwa jumlah dokter di Jatim tahun 2023 mencapai 21 ribu orang.

Jika mengacu standar WHO yang menetapkan rasio 1:1.000, idealnya tiap 1 dokter melayani 1.000 penduduk.

Sedangkan jumlah penduduk di Jatim, saat ini sudah mencapai 41.416.407 jiwa.

Artinya, jumlah dokter di Jatim masih kurang, khususnya di daerah-daerah. Karena itu, pemerataan dokter penting untuk dilakukan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved