Berita Surabaya

Sentra Industri dan Ekonomi Baru di Jatim Dorong Peningkatan Trafik Jalan Tol di Bawah Kelola JTT

Aksi korporasi yang dilakukan PT Jasa Marga Tbk dengan menghadirkan PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) mendorong peningkatan layanan ke masyarakat

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Rahadian Bagus
dok.ist
Rudi Kurniadi, Direktur Utama PT JTT (paling kanan dan tampak di layar) disela kegiatan temu pelanggan, bersama anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dari unsur Masyarakat, Tulus Abadi dan akademisi dari Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Hera Widyastuti, di Rest Area KM 84 Jalur A Ruas Jalan Tol Pandaan-Malang dan daring melalui video conference Zoom, Sabtu (14/10/2023). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA- Aksi korporasi yang dilakukan PT Jasa Marga Tbk dengan menghadirkan PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) mendorong peningkatan layanan ke masyarakat yang lebih masif. Mengingat kehadiran jalan tol ini mampu mendorong pertumbuhan sentra industri dan ekonomi baru.

"Keberadaan jalan tol terutama di Jawa Timur ini sangat terkait dengan pengembangan industri dan ekonomi baru seperti di wilayah Mojokerto, Gresik dan Pasuruan," kata Rudi Kurniadi, Direktur Utama PT JTT, di sela kegiatan temu pelanggan yang digelar secara luring di Rest Area KM 84 Jalur A Ruas Jalan Tol Pandaan-Malang dan daring melalui video conference Zoom, Sabtu (14/10/2023).

Dengan adanya tol ruas barang dan jasa akan lebih cepat dan terjangkau. Meski diakui Rudi, tipikal jalan tol di Indonesia 10-15 persen yang hanya untuk kendaraan komersial. Sementara untuk kendaraan kategori I atau kendaraan kecil masih sangat mendominasi.

"Di tahun 2023 ini sampai akhir tahun, trafik dipastikan akan terus mengalami peningkatan didorong untuk adanya jalur tol baru dan jalan konektivitas ke tol tersebut," ungkap Rudi.

Sementara itu terkait kegiatan temu pelanggan yang diikuti 150 pelanggan secara offline tersebut, Rudi menyebut, pihaknya ingin mendapatkan masukan dan aspirasi dari pelanggan. "Sehingga bisa memberi kami feedback untuk pengembangan layanan kedepan," ujar Rudi.

Dalam kesempatan itu, juga diisi dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peningkatan Pelayanan Jalan Tol Trans Jawa Wilayah Jawa Timur untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat dan Lebih Kuat”. Sebagai narasumber, hadir anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dari unsur Masyarakat, Tulus Abadi dan akademisi dari Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Hera Widyastuti.

Tulus Abadi mengatakan, kegiatan temu pelanggan ini sangat penting sebagai bentuk edukasi dan meningkatkan literasi mengenai jalan tol kepada pengguna jalan tol.

"Saya sangat mengapresiasi upaya baik yang dilaksanakan dan catatan saya, komunikasi dengan pengguna maupun pemerintah daerah (pemda) terkait keberadaan tol sangat perlu dilakukan, agar bisa sama-sama mendapatkan manfaat dari keberadaan tol ini, " ungkap Tulus. Terutama terkait dengan upaya mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan lebih kuat.

Sedangkan Hera Widyastuti menerangkan betapa pentingnya jalan tol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Kita dapat membandingkan pengalaman sebelum dan sesudah adanya jalan tol. Dengan hadirnya jalan tol Trans Jawa, banyak area yang dulunya berupa lahan-lahan kosong, kini sudah tumbuh menjadi kawasan industri, kawasan pemukiman dan pariwisata. Hal ini menandakan pesatnya pertumbuhan ekonomi dampak dari pembangunan jalan tol," papar Hera.

Beberapa pelanggan yang terutama pengguna tol banyak yang memberikan pertanyaan, komentar dan saran. Diantaranya terkait kenaikan tarif tol Surabaya-Gempol yang berlaku sejak dua pekan lalu. Sejumlah pengguna jalan tol mulai mengeluhkan kenaikan tarif yang tidak sesuai dengan fasilitas jalan.

I Wayan Sumadita, yang juga sebagai Plt Ketua Aptrindo Surabaya, mengatakan kenaikan tarif tol itu sangat berdampak bagi pengusaha angkutan meski hanya sekitar Rp 2 ribu.

"Kelihatannya tidak banyak, hanya Rp 2 ribu, tapi kalau PP ya terasa. Sementara ongkos angkut hanya berapa rupiah, tentu itu akan berdampak pada lainnya secara perlahan dan membuat pengusaha angkutan," kata Sumadita.

Pelanggan lainnya, Rudi Tomas, menambahkan kondisi jalan tol di Jatim lebih bergelombang terutama di ruas Surabaya-Mojokerto.

Atas keluhan itu, PT JTT mengakui ruas tol di Jatim diklaim tak hanya sekedar menjadi konektivitas.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved