Berita Lamongan

Ratusan Siswa dan Guru SMP Negeri 1 Lamongan Bubuhkan Cap Lima Jari, Tolak Konten Tidak Berfaedah

Sebelum keliling Alun-alun, dewan guru dan siswa membubuhkan cap lima jari di atas kain rentang sebagai aksi nyata menolak konten tidak berfaedah

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/hanif manshuri
Cap lima jari oleh para siswa dan dewan guru SMP Negeri 1 Lamongan dibubuhkan di atas kain rentang dan dibawa keliling Alun-alun sebagai wujud aksi menolak konten tidak berfaedah, Rabu (11/10/2023) 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Lamongan mengaktualisasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan menggelar apel sekaligus menandatangani petisi menolak konten tidak berfaedah di pelataran SMP Negeri 1 Jalan Ki Sarmidi Mangun Sarkoro, Rabu (11/10/2023).

Upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek, kali ini para siswa SMP negeri 1 Lamongan mempraktikkan pembuatan konten kegiatan yang digelar hari ini dan diupload di medsos masing-masing.

Tidak hanya itu, pelaksanaannya juga dibarengi dengan pembacaan petisi tolak konten tidak berfaedah serta orasi siswa perwakilan kelas masing-masing kelas dan cap jari lima sebagai wujud menentang konten tidak berfaedah.

Pihak lembaga dalam acara ini melibatkan ratusan siswa kelas VIII. Usai pembacaan petisi, dan orasi, para siswa melanjutkan acara dengan keliling Alun-alun sembari menyanyi, orasi dan membentangkan kain rentang penolakan konten merugikan.

Sebelum keliling Alun-alun, para dewan guru dan siswa membubuhkan cap lima jari di atas kain rentang sebagai aksi nyata menolak konten tidak berfaedah

"Dengan menjalankan P5, diharapkan dapat menemani proses pembelajaran peserta didik untuk dapat menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur sebagaimana yang dijabarkan dalam Profil Pelajar Pancasila," ungkap Kepala SMP Negeri 1 Lamongan, Yayuk Setia Rahayu, Rabu (11/10/2023).

Menurutnya, apa yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya ini sebenarnya nyambung dengan kurikulum yang sedang dilaksanakan yakni P5.

"Jadi diharapkan anak anak itu punya kesepakatan agar tidak mengikuti dan menghindari konten-konten yang tidak bermanfaat bagi dirinya terutama pada kegiatan KBM di sekolah," ungkapnya.

Para siswa tetap didampingi, diberikan pengertian bahwa konten apa dan mana saja yang tidak bermanfaat didalam kehidupan mereka. "Kita juga rutin melakukan razia HP mendadak kepada pelajar," katanya.

Ada baiknya para pelajar ini diarahkan ke konten yang baik terutama untuk kemajuan mereka soal ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Disisi lain, gerakan penolakan konten tidak berfaedah juga diwujudkan lewat praktik pengetatan bagi anak yang membawa HP saat masuk sekolah ? Yayuk memastikan semua HP para siswa harus masuk kotak saat ada di dalam kelas.

"Kalau HP itu dibutuhkan untuk proses pembelajaran, baru dikeluarkan dan itupun atas permintaan dan perintah guru kelas," katanya.

Penguatan profil pelajar Pancasila, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

P5 sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, atau menggunakan modul projek yang disediakan sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.

Hari ini dalam penguatan P5, SMP Negeri 1 Lamongan, salah satunya konsen dengan gerakan penolakan konten yang tidak mempunyai faedah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved