Berita Pas

PJ Bupati Pasuruan Marah Lihat Bangil, Ingin Program Extraordinary Agar Tiru Kraksaan atau Kepanjen

Suasana ibu kota harus dibuat yang baik. Harus ditata sehingga terlihat kesan ibu kota Pasuruan yang bisa menjadi kebanggaan.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Deddy Humana
surya/galih lintartika
Suasana di Alun-Alun Bangil, di pusat pemerintahan Kabupaten Pasuruan. 

SURYA.CO.ID, PASURUAN - Memegang kepercayaan sebagai PJ Bupati Pasuruan, Andriyanto sudah dihadapkan pada kondisi ibu kota kabupaten, Bangil yang menurutnya perlu dipoles dan diperbaiki agar layak disebut ibu kota yang dibanggakan.

Tekad besar Andriyanto itu disampaikan dalam program “Bulan Bangil Bersolek dan Berseri”. “Insya Allah pertengahan Oktober mendatang akan kami lakukan,” kata Andriyanto, Senin (9/10/2023).

Hal itu disampaikan Andriyanto saat memperkenalkan diri di hadapan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat.

Dengan program ini diharapkan Bangil bisa lebih cantik, indah dan bersih layaknya ibu kota kabupaten atau kota di Jawa Timur. Termasuk jadi tempat yang bisa dibanggakan.

“Sebelumnya mohon maaf, program ini muncul karena kemarahan tersendiri. Bagaimana saya marah, saya asli Malang, bagaimana Kepanjen sebagai Ibu Kota Kabupaten Malang begitu indahnya luar biasa,” lanjutnya.

Selain itu, Kraksan yang merupakan sentra Kota Pasuruan juga bersih luar biasa. Di depan pendopo di Kota Pasuruan, alun-alunnya juga sangat luar biasa bagusnya.

Maka itu perlu ada inovasi di Bangil, sehingga ia mengintruksikan OPD untuk tetap melaksanakan kegiatan sesuai APBD dengan apa yang telah disepakati. “Tetapi tolong prioritaskan Bangil. MisalnyaDinas Bina Marga mencari jalan yang rusak di Bangil. Prioritaskan kalau memang ada anggaran,” jelasnya.

Artinya, suasana ibu kota harus dibuat yang baik. Harus ditata sehingga terlihat kesan ibu kota Pasuruan yang bisa menjadi kebanggaan.

Selama setahun ke depan, Andriyanto akan membuat ikon warisan di Kabupaten Pasuruan. Tujuannya, agar masyarakat mengerti pemerintah selama ini telah bekerja. “Nanti kita akan membuat semacam legacy, membuat warisan. Supaya nampak bahwa masyarakat itu paham bahwa Pemkab Pasuruan itu bekerja,” imbuhnya.

Andriyanto menjelaskan, perencanaan tanpa riset adalahomong kosong, bahkan cenderung ngawur. Ia berharap, pembangunan di Pasuruan berbasis riset. “Saya minta Kepala OPD untuk membuat program yang extraordinary, jangan buat program yang biasa-biasa saja,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) KHA Wahid Hasyim Bangil, KH Ahmad Wildan Amrullah mengapresiasi rencana PJ Bupati yang akan menata Bangil. Ia mengakui, Bangil memang harus ditata sebagai ibu kota Pasuruan. Selayaknya ibukota, Bangil adalah perwajahan Kabupaten Pasuruan.

“Artinya, seberapa jauh keberhasilan Pemkab Pasuruan dalam menata Pasuruan bisa dilihat dari Bangil sebagai ibu kota Pasuruan,” sambungnya.

Gus Wildan, sapaan akrabnya berharap, make-over yang akan dilakukan PJ Bupati Pasuruan ini bisa mengubah perwajahan Kota Bangil. “Bagi saya, memang perlu yang banyak ditata. Misalnya, alun-alun Bangil. Bisa diberi lampu yang terang sehingga terlihat bagus tidak seperti sekarang gelap,” terangnya.

Menurutnya, kondisi gelap ini rawan disalahgunakan oleh anak-anak muda yang sedang pacaran. Selain itu, tugu Adipura juga perlu dipoles sehingga tidak kusam. Ia menegaskan, untuk mendapatkan predikat Adipura itu tidak mudah. Maka tugu Adipura harus dirawat, dijaga sehingga tidak kusam dan terkesan tidak terawat.

Penataan lain-lain juga diperhatikan termasuk trotoar dan median jalannya. “kalau boleh usul, Gempol itu juga perlu diberi penerangan dan identitas,” urainya.

Disampaikan Gus Wildan, Gempol merupakan pintu masuk Kabupaten Pasuruan. Seharusnya ada tulisan selamat datang yang besar lengkap dengan penerangannya. “Kalau kita lihat sekarang, tidak ada identitas Pasuruan di sana. Apalagi , gelap juga. Ini membahayakan pengguna jalan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Gus Wildan, bundaran Gempol juga sering dijadikan tempat parkir truk sehingga bundaran yang seharusnya bagus terkesan kotor dan tidak rapi. Masyarakat akan bangga jika ada penataan di Pasuruan. Apalagi, almarhum abahnya yang menjadi insiator pemindahan ibu kota Kabupaten Pasuruan di Bangil.

“Saya sebagai anaknya juga akan bangga dan senang kalau Bangil sebagai ditata dengan baik, agar bisa menjadi kebanggaan Pasuruan,” terangnya.

Sementara Lujeng Sudarto, Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA) mengingatkan penataan di Bangil itu jangan dilakukan parsial. Artinya, banyak permasalahan di Bangil yang sudah bertahun-tahun tapi tidak ditemukan solusinya hingga sekarang.

“Misalnya alun-alun. Setelah itu Pasar Bangil. Dari dulu semrawut tetapi tidak ada solusi. Sehrusnya, pencerminan ibu kota itu tertata, rapi dan bersih,” ujar Lujeng. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved