Serangan Balik Israel ke Palestina Bikin Amerika dan Rusia Gerah, Ini Bantuan yang Mereka Tawarkan
Serangan balik Israel ke Palestina yang menewaskan ratusan warga menuai reaksi dari dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Rusia.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Serangan balik Israel ke Palestina menuai reaksi dari dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Rusia.
Mereka tampaknya gerah dengan konflik yang menewaskan ratusan warga sipil tersebut.
Baik Amerika maupun Rusia menawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalah ini.
Namun sayangnya, bantuan yang mereka tawarkan berseberangan atau bertolak belakang.
Amerika Serikat menawarkan dukungan dan bantuan untuk Israel agar bisa bertahan menghadapi serangan Hamas dari Palestina.
Sedangkan Rusia, menyerukan agar Israel dan Palestina melakukan gencatan senjata dan melakukan negosiasi.
Berikut rekasi Amerika dan Rusia melansir dari Kompas.com.
1. Amerika Janjikan Dukungan
Presiden AS Joe Biden menjanjikan dukungan sangat kuat untuk Israel yang baru menerima serangan dari kelompok Hamas pada Sabtu (7/10/2023).
Seorang pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat menyebut, pembahasan tingkat tinggi antara para pejabat AS dan Israel mengenai bantuan militer telah berlangsung.
Baca juga: IMBAS Serangan Balik Israel ke Palestina yang Tewaskan Ratusan Warga, RS Indonesia di Gaza Juga Kena
Pengumuman tentang bantuan militer AS kemungkinan akan dilakukan paling cepat pada hari Minggu (8/10/2023) ini.
Biden menggambarkan serangan Hamas ke Israel sebagai tragedi yang mengerikan pada tingkat kemanusiaan.
Dia mengaku telah berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menggarisbawahi dukungannya.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa Amerika Serikat berdiri bersama rakyat Israel dalam menghadapi serangan teroris ini," kata Biden dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi dari Gedung Putih, melansir dari Kompas.com.
"Dalam pemerintahan saya, dukungan untuk keamanan Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan.
Kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan warganya dan mereka dapat terus mempertahankan diri," tambahnya, dikutip dari AFP.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan kembali komitmen Washington, dengan mengatakan Departemen Pertahanan akan bekerja dalam beberapa hari mendatang untuk memastikan Israel memiliki apa yang dibutuhkannya.
Karena serangan Hamas ke Israel mengancam akan memicu konflik yang lebih luas, Biden juga memperingatkan kepada siapa pun untuk tidak mengambil keuntungan dalam peristiwa tersebut.
"Ini bukanlah momen bagi pihak mana pun yang memusuhi Israel untuk mengeksploitasi serangan-serangan ini guna mencari keuntungan. Dunia sedang mengawasi," kata dia.
Biden menekankan bahwa Israel, yang telah dipasok oleh Amerika Serikat dengan miliaran dolar persenjataan, memiliki hak untuk membela diri setelah Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan udara, laut, dan darat.
Pejabat senior pemerintahan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, menekankan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Iran terlibat langsung dalam serangan berskala besar Hamas.
Namun, ia menyebut, tidak diragukan lagi bahwa Hamas didanai, diperlengkapi, dan dipersenjatai oleh Iran serta pihak-pihak lain.
Sementara itu, Menlu AS Antony Blinken telah berbicara dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang gerakan Fatah yang berbasis di Tepi Barat merupakan saingan Hamas.
Dia meminta semua pemimpin di wilayah tersebut untuk mengutuk serangan terhadap Israel
2. Rusia Serukan Gencatan Senjata
Rusia menyatakan keprihatinan serius atas memburuknya konflik Israel-Palestina.
Mewakili Pemerintah Rusia, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Sabtu (7/10/2023) menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk segera melakukan gencana senjata.
"Kami menyerukan kepada pihak Palestina dan Israel untuk menerapkan gencatan senjata segera, meninggalkan kekerasan, dan menahan diri," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
"Masyarakat internasional siap mendukung proses negosiasi yang bertujuan untuk membangun perdamaian yang komprehensif, langgeng, dan telah lama dinanti-nantikan di Timur Tengah," tambahnya.
Sementara itu, dilaporkan Kantor berita Interfax, Rusia telah melakukan kontak dengan Israel, Palestina, dan negara-negara Arab terkait gejolak yang terjadi.
Laporan tersebut muncul dengan mengutip keterangan dari Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov.
Seruan untuk perdamaian Israel dan Palestina juga datang dari sejumlah pihak, termasuk oleh Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres.
Guterres pada Sabtu mendesak upaya diplomatik di Timur Tengah untuk mencegah konflik meluas setelah serangan Hamas terhadap Israel.
Seperti diketahui, Pasukan Israel kali ini membombardir Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan mengejutkan Hamas ke wilayah Israel.
Hamas mengeklaim telah meluncurkan 5.000 roket dan kemudian mengerahkan pejuang masuk ke wilayah Israel lewat darat, laut, dan udara.
Militer Israel mengaku menyasar target-target terafiliasi Hamas dalam serangan balasan ini.
Namun, Palestina melaporkan serangan Israel turut mengenai fasilitas sipil dan menewaskan warga sipil.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya terdapat 198 warga Palestina yang tewas di Gaza akibat serangan balasan Israel.
Sedangkan korban luka dilaporkan sekitar 1.600 orang lebih.
Sementara itu, otoritas Israel yang terbaru melaporkan setidaknya 70 orang Israel tewas dalam serangan mengejutkan Hamas.
Sedangkan, 545 orang lainnya terluka.
“Korban luka secara aktif dievakuasi dengan ambulans, kendaraan perawatan intensif bergerak, dan helikopter MDA-Hatzola Air ke berbagai rumah sakit,” jelas Layanan Darurat Israel dalam sebuah pernyataan.
Jumlah Korban Tewas Mencapai 250
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) melonjak menjadi sedikitnya 250 orang.
Juru bicara Militer Israel, Jonathan Conricus, telah memberikan sebuah briefing pada Minggu (8/10/2023) pagi, ketika pertempuran terus berlanjut di bagian selatan negara itu semalam.
Dia mengatakan bahwa situasi masih belum sepenuhnya terkendali setelah Hamas serang Israel.
Juru bicara tersebut menambahkan, bahwa para militan Hamas sebelumnya pergi dari rumah ke rumah untuk mencari warga sipil Israel.
Conricus mengatakan, beberapa penduduk telah dieksekusi dengan darah dingin di rumah mereka.
Sedikitnya 250 warga Israel telah terbunuh sebagai akibat dari serangan tersebut dan Conricus yakin bahwa jumlah ini akan meningkat.
Untuk sementara ini, angka kematian akibat serangan Hamas di Israel menjadi lebih banyak ketimbang jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza akibat serangan balasan Israel.
Sebagaimana dikutip dari Sky News, Juru bicara Militer Israel tersebut mengatakan bahwa Israel akan melakukan respon yang belum pernah dilakukan sebelumnya terhadap operasi melawan Hamas.
"Biasanya itulah tahap ketika dunia mulai menghitung jumlah kematian warga Palestina dan menguliahi kita tentang kemanusiaan dan penggunaan kekuatan," katanya.
Conricus menegaskan kembali bahwa tanggapan Israel akan tidak seperti apa pun yang pernah mereka lakukan di masa lalu.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Serangan-Balik-Israel-ke-Palestina-Bikin-Amerika-dan-Rusia-Gerah-Ini-Bantuan-yang-Mereka-Tawarkan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.