Berita Kota Surabaya

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Para Santri Paiton Disiapkan Hadapi Revolusi Industri 4.0

Deklarasi itu berisi komitmen menjadikan Jatim sebagai pusat akselerasi bisnis khususnya bisnis dan ekonomi syariah kerakyatan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Deddy Humana
surya/tony hermawan
Santri dan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid memperingati Maulid Nabi di Kodam V/Brawijaya, Kamis (28/9/2023). 


SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pondok Pesantren Nurul Jadid dari Paiton, Kabupaten Probolinggo beserta para alumni santri memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriyah dengan menggelar seminar bertema "Peran Santri Menghadapi Globalisasi dan Revolusi Industri 4.0".

Kegiatan tersebut digelar di Balai Prajurit, Kompleks Markas Komando Militer (Kodam) V/Brawijaya, Surabaya, Kamis (28/9/2023). Sejumlah pejabat juga turut hadir di antaranya Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf; Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Ponpes Nurul Jadid dalam kesempatan tersebut mendorong para santri menciptakan ekonomi yang berdaulat. Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid mengatakan, dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 menyebut tiga fungsi pesantren yaitu sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran, dakwah pengkaderan serta pelayanan masyarakat.

"Proses di dalam internal pesantren memilki tujuan utama pengabdian kepada masyarakat. Berbuat sesuatu dan berjuang agar lebih baik sehingga santri harus menjalankan tiga fungsi tersebut," kata KH Abdul Hamid. "Sementara tantangan ke depan adalah tantangan dalam bidang ekonomi."

KH Abdul Hamid kemudian memberi kilas balik pada tahun 1992. Saat itu ada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pasifik yang mengundang sejumlah kepala negara anggota.

Dan pada tahun 2020, negara-negara konferensi sepakat memasuki gerbang global penuh. Semua negara-negara konferensi tidak lagi melakukan proteksi, tarif bea masuk dan lain-lain. Realisasi perjanjian saat itu tertunda. Pasalnya, saat itu dunia dilanda Covid-19.

"Tetapi begitu wabah selesai orang-orang sadar dan ingat lagi pada perjanjian itu. Ini akan segera menjadi sebuah gelombang besar," ucapnya.

Kemudian juga ada ancaman baru yaitu Revolusi industri 4.0 telah berjalan. Teknologi informasi berkembang pesat sejalan pengembangan artificial intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Hal itu kian menambah daftar gelombang globalisasi.

Kiai yang aktif dalam Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren tersebut menuturkan sudah mempersiapkan sejumlah langkah strategis. Ponpes Nurul Jadid bersama 14 pesantren besar telah menandantangani Deklarasi Surabaya bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Deklarasi itu berisi komitmen menjadikan Jatim sebagai pusat akselerasi bisnis khususnya bisnis dan ekonomi syariah kerakyatan. "Banyak lulusan Ponpes Nurul Jadid menjadi entrepreneur sukses. Maka mereka berjejaring berjamaah membangun sebuah ekosistem," ungkapnya.

Cara mengatasi masalah ekonomi semacam ini pernah diterapkan Thailand ketika mengalami krisis ekonomi 1990-an dan akhir 1998-1999. Mereka menghidupkan UMKM di negaranya dan hasilnya, Thailand bisa lolos dari krisis lebih awal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

"Sekarang kita belajar itu dan belajar dari aspek-aspek yang memperkuat akselerasi ekonomi. Kecil-kecil tetapi berkolaborasi," terangnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved