Makam Dibongkar di Bogor

KEBIASAAN Baik Suarma Menurun ke Anak Cucu, Jasad yang Utuh dan Wangi di Bogor Sesepuh Kampung

Kebiasan baik Suarma, tukang pandai besi yang jenazahnya ditemukan utuh dan wangi setelah dibongkar, masih menjadi perbincangan publik.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
KEBIASAAN Baik Suarma Menurun ke Anak Cucu, Jasad yang Utuh dan Wangi di Bogor Sesepuh Kampung 

SURYA.CO.ID - Kebiasan baik Suarma, tukang pandai besi yang jenazahnya ditemukan utuh dan wangi setelah dibongkar, masih menjadi perbincangan publik.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembongkaran makam yang terjadi di Desa Kalong I dan II, Bogor, sempat menghebohkan publik.

Bagaimana tidak, sebanyak 112 makam dibongkar untuk dipindahkan lantaran menempati lahan milik PT PLN.

Tak hanya itu, beberapa jasad dilaporkan masih utuh dan mengeluarkan bau melati meski telah dikubur puluhan tahun.

Baca juga: KISAH Tukang Gali Kubur soal Keajaiban Jasad Utuh dan Wangi di Bogor, Ustadz: Kekuasaan Allah SWT

Paling baru terungkap, beberapa warga hingga tokoh agama mengungkap bahwa jasad utuh dan wangi disebabkan lantaran amalan ibadah semasa hidup.

Rupanya, kebiasaan baik yang kerap dilakukan Suarma semasa hidup, pun menurun ke anak hingga cucunya.

Melansir Tribun Bogor, berikut amalan baik yang dilakukan Suarma yang juga menurun ke anak cucunya.

Berdasar penuturan tokoh agama setempat Tatang Sumantri, Suarma dan keluarganya adalah orang-orang baik yang taat beribadah.

- Mariam

Mariam merupakan anak dari Sanijan bin Saban.

Semasa hidupnya Mariam berprofesi sebagai guru ngaji.

Menurut Tatang yang juga amil di desa tersebut, Mariam memiliki seorang anak.

Hal itu terungkap ketika membahas kurun waktu lamanya jasad Mariam dimakamkan.

"Kurang lebih 35 tahun, soalnya seumuran sama anaknya yang namanya Ipit, 35 tahun," kata Tatang Sumantri.

Jasad Suarma, menjadi salah satu yang ditemukan utuh dan mengeluarkan wangi melati saat pembongkaran makam di Bogor.
Jasad Suarma, menjadi salah satu yang ditemukan utuh dan mengeluarkan wangi melati saat pembongkaran makam di Bogor. (Kolase Surya.co.id)

Kata Tatang saat makam dibongkar, jasad Mariam masih utuh dan mengeluarkan wangi meliat.

"Kain kafan masih bersih, bahkan papan atau hordengnya masih utuh gak kena rayap atau gimana. Bahkan diangkatnya juga kaya mayat baru dimasukin, gak berat atau gimana," cerita Tatang Sumantri.

- Nurjanah

Nurjanah masih anak dari Sanijan, ia adalah kakak dari Suarma bin Sanijan.

Ibu rumah tangga ini wafat sekitar 25 tahun silam karena kecelakaan saat hendak bayar listrik.

Namun kini makam Nurjanah justru dibongkar karena lahannya milik PLN.

"Udah agak kotor yang kain kafannya, cuma kondisi masih utuh dari ujung kepala sampai kaki. Tau masalah dagingnya ada atau gak, saya gak berani buka. Walau agak basah tapi wangi melati," katanya.

- Suarma

Jasad wangi di Bogor yang ketiga adalah Suarma.

Ia merupakan anak dari Sanijan.

Suarma adalah adik dari Nurjanah dan kakak dari Mariam.

Jasad pengembala kerbau dan pandai besi ini masih utuh dan wangi melati ketika makamnya dibongkar.

"itu mah waktu dibuka langsung wangi, nyengat, yang kerja kaget semua kaget tapi terharu akan keseharian dia. Padahal sama kan, orang biasa. dia pengembala kerbau dan pandai besi," kata Tatang.

Penjelasan UAS soal Jasad Utuh di Bogor

Mengenai itu, UAS, sapaan akrab Ustadz Abdul Somad, menyampaikan penjelasan dari sisi ilmiah pun hadist.

Melansir Tribun Bogor, Ustaz Abdul Somad melihat fenomena tersebut dan berbicara seimbang.

"Kata sebagian pakar bumi dan kata dokter pada beberapa jenazah yang ditemukan utuh, katanya terjadi pengapuran. Jadi kulit berubah menjadi kapur. Cacing tidak mau makan kapur," ucapnya.

"Cacing tidak mau makan kapur, itu alasan logis dari dokter," sambungnya.

Penjelasan Ustadz Abdul Somad soal jasad utuh di pemakaman Bogor.
Penjelasan Ustadz Abdul Somad soal jasad utuh di pemakaman Bogor. (Kolase Surya.co.id)

Baca juga: AJAIB! 7 Jasad di Pemakaman Bogor Masih Utuh Usai Dikubur 30 Tahun: Wanginya Seperti Bunga Melati

Terkait hadist, Ustaz Abdul Somad berbicara memberikan penjelasan mendetail.

Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad menegaskan, jika jasad para nabi diharamkan dimakan cacing di tanah.

"Dalam hadist nabi, sholawat kalian akan dibawa ke makamku, sholawat kita dari masjid Salman itu dibawa ke makam nabi di Madinah," paparnya.

"Lalu sahabat nabi itu bertanya dan tidak diam. Dia bertanya bagaimana mungkin sholawat kami dibawa ke makammu, kamu kan sudah mati dimakan cacing tanah. Nabi menjawab, Allah SWT mengharamkan tanah memakan jasad para nabi," sambungnya.

Terkait dengan yang terjadi di Leuwisadeng, Ustaz Abdul Somad juga menjelaskannya.

"Ulama juga pewaris para nabi. Perbuatannya mengikuti nabi. Itu jasad orang tidak dimakan cacing tanah. Makam orang-orang soleh jasadnya utuh," ungkapnya.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved