Berita Viral

IMBAS TELAT Gajian 5 Bulan, Sekdes Banten Sampai Terlilit Pinjol, Ngaku Diupah Tak Rutin Sejak 2019

Sekdes berinisial AN itu mengaku terpaksa mengambil jalan pinjol untuk menutupi kebutuhan sehari-hari lantaran gajinya yang tak kunjung dibayarkan.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID/Eben Haezer
Sekdes Banten terlilit pinjol gara-gara telat gajian lima bulan. 

SURYA.CO.ID - Seorang sekretaris desa di Banten mengaku terlilit pinjaman online atau pinjol karena telat gajian selama lima bulan.

Sekdes berinisial AN itu mengaku terpaksa mengambil jalan pinjol untuk menutupi kebutuhan sehari-hari lantaran gajinya yang tak kunjung dibayarkan.

Bahkan, AN mengatakan bahwa gajia yang dia dapat sudah tak rutin diberikan sejak 2019 lalu.

Itulah yang membuat dirinya harus terseok-seok menutupi kebutuhan rumah tangganya hingga nekat mengambil pinjol.

Baca juga: VIRAL Ospek UIN Raden Mas Said Surakarta Gandeng Pinjol, Maba Wajib Daftar, Rektor Turun Tangan

Melansir Tribun Jateng, permasalahan pinjol itu tidak dihadapi oleh AN seorang diri. Beberapa rekan sesama perangkat desa Kabupaten Serang pun terpaksa melakukan hal serupa.

"Ada memang sampai terjerumus ke pinjol, termasuk saya pribadi. Sampai hari ini saya diteleponin aplikasi. Setidaknya walaupun kecil, kalau gaji rutin bisa mengaturnya," ujar AN, Jumat (25/8/2023).

Adapun gaji per bulan yang harusnya diterima AN adalah sebesar Rp 2,7 juta.

AN menjelaskan, sejak 2019 penghasilan tetapnya tidak teratur dibayarkan oleh Pemkab Serang.

Atas kondisi tersebut membuat dirinya harus memutar otak untuk bisa membiayai hidup sehari-hari bersama istri dan satu orang anak.

"Kerja tiga bulan, gaji dibayarnya hanya sebulan. Kan bingung kami," kata AN.

Menurutnya, dengan gaji Rp 2,7 juta per bulan sebagai Sekdes membuatnya tidak bisa punya rumah dan kini hanya bisa hidup menumpang di rumah mertuanya.

"Rumah masih numpang di mertua, boro-boro mau bikin rumah, buat hidup sehari-hari saja masih minjem ke pinjol," ucap AN.

Diungkapkan AN, perangkat desa lainnya bahkan ada yang rela berutang ke tetangga, ke warung untuk makan sehari-hari.

Ketika mendapatkan gaji sudah langsung habis untuk membayar utang-utangnya.

"Ada yang pinjem ke tetangga, pokoknya berbagai cara dilakukan untuk bertahan hidup. Nah, ketika pas gaji cair para perangkat desa enggak pegang uang, habis buat bayar utang," ungkapnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved