Berita Viral
3 FAKTA Ribuan Ijazah Alumni Universitas Trunojoyo Gak Laku Karena Ilegal, Ini Janji Pihak Kampus
Inilah rangkuman tentang kasus ribuan ijazah alumni Universitas Trunojoyo Madura (UTM) gak laku karena dianggap ilegal.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Laporan Wartawan SURYA.co.d, Ahmad Faisol
SURYA.co.id - Inilah rangkuman tentang kasus ribuan ijazah alumni Universitas Trunojoyo Madura (UTM) gak laku karena dianggap ilegal.
Diketahui, ratusan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan menggelar aksi demo di kantor rektorat, Senin (21/8/2023).
Aksi ini merupakan buntut dugaan ribuan ijazah alumni UTM gak laku karena dianggap ilegal.
Pasalnya, ribuan ijazah alumni UTM tersebut tidak terdaftar di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Hal inilah yang memicu para mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa (Gema) UTM melayangkan protes.

Tercatat ada lebih dari 1.200 ijazah alumni UTM yang dianggap ilegal.
Sementara itu, pihak kampus membenarkan adanya ijazah yang tidak terdaftar di kementerian.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr Achmad Amzeri membeberkan alasan di balik masalah ini.
Baca juga: KRONOLOGI Temuan Ribuan Ijazah Alumni Universitas Trunojoyo Dianggap Ilegal, Ini Kata Pihak Kampus
Berikut rangkuman fakta selengkapnya:
1. Mahasiswa Protes
Ratusan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan mendadak berang, dan menggelar aksi di kantor rektorat, Senin (21/8/2023).
Aksi mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa (Gema) UTM itu untuk memprotes kinerja rektorium sehingga ribuan ijazah alumni tidak terdaftar di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Dalam aksi itu, Gema UTM tidak hanya menyuarakan protes, tetapi juga membakar ban bekas sebagai bentuk protes atas kinerja pihak rektorium UTM. Mahasiswa juga menyegel pintu ruang kerja Rektor UTM di Lantai V Gedung Rektorat.
Dalam aksinya, Gema UTM menuntut pihak rektorium menyelesaikan permasalahan ijazah alumni yang tidak terdaftar di Kemenristekdikti.
“Kami menuntut permasalah di Rektorium UTM, khususnya pelayanan dan beberapa permasalahan mahasiswa.
Pertama, ijazah para alumni yang sudah diwisuda tidak terdeteksi di web Kemeristekdikti.
Ada sekitar 1.200 alumni 2023-2023 yang melapor kepada kami karena ijazahnya tidak terdeteksi,” ungkap Presiden Mahasiswa UTM, Ahmad Roby Gunawan usai aksi.
Selain membakar ban bekas di luar Gedung Rektorat UTM dan menyegel ruang kerja rektor, mahasiswa juga menyegel Kantor Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) dan Kantor Biro Umum dan Keuangan (BUK) UTM.
“Kami menuntut pihak rektorium meninjau ulang UKT (Uang Kuliah Tunggal) mahasiswa baru yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi.
Kemarin sudah kami audensikan tetapi tidak ada hasilnya. Ya mau tidak mau akhirnya kami menggelar aksi,” pungkas Roby didampingi korlap aksi Syarifuddin.
2. Klarifikasi pihak kampus
Kepala Humas UTM Bangkalan, Taufiqurahman membenarkan adanya ijazah yang tidak terdaftar di kementerian.
Menurutnya, pihak kampus sudah melakukan upaya perbaikan dan menunggu persetujuan dari kementerian. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban.
"Kami sudah melakukan perbaikan dan sedang dalam proses. Saat ini masih menunggu persetujuan dari kementerian," ujarnya.
Ia mengatakan, tidak terdaftarnya ijazah tersebut di Kemendikbud Ristek akibat adanya perubahan peraturan. Sehingga, pihak kampus harus melakukan perbaikan ulang.
"Kami berani menjamin tidak ada masalah dengan ijazah alumni UTM, semuanya asli. Cuma pendaftarannya saat ini mengalami perubahan di kementerian,” terangnya.
Taufiq meminta maaf kepada alumni yang telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan karena terhalang ijazah. Hal itu dianggap bukan karena kelalaian pihak kampus, namun karena adanya perubahan regulasi.
3. Janji Warek I UTM
Ribut di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan akibat 1.700 ijazah alumni tidak terdaftar di web Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), mendapat respons dari petinggi rektorat setempat.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr Achmad Amzeri, SP, MP mengungkapkan, pada hakekatnya semua alumni UTM yang telah diwisuda sudah dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar kesarjanaan sesuai bidang keilmuan yang ditekuni.
Sebagaimana biasanya, setiap mahasiswa yang lulus dapat langsung dilaporkan ke Kemenristek Dikti dengan menginput data identitas mahasiswa yang telah dinyatakan lulus.
“Sebelumnya berlaku aturan bahwa dalam penerbitan ijazah, pihak kampus diberi kewenangan untuk menginput data lulusan. Proses input data lulusan dapat dilakukan setiap saat dan dapat direvisi sampai data tersebut valid,” ungkap Amzeri kepada SURYA, Selasa (22/8/2023).
Permasalahan itu sempat mendorong mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa sebagai protes atas kinerja rektorium kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan itu, Senin (21/8/2023).
Pada Oktober 2022, lanjut Amzeri, UTM telah melakukan input data lulusan untuk periode wisuda September 2022. Data yang diinputkan tersebut masih belum menyertakan PIN ijazah, karena sebagian PIN Ijazah masih dalam proses pembuatan, dan diasumsikan input PIN ijazah akan dapat disusulkan kemudian.
“Namun pada November 2022 terjadi perubahan mekanisme pelaporan data lulusan. Pihak kampus tidak lagi memiliki kewenangan menambahkan atau merevisi data awal yang telah diinputkan. Dampaknya, data lulusan yang telah diinputkan tidak dapat diperbarui untuk menyertakan PIN Ijazah,” jelasnya.
Amzeri memaparkan, pihak UTM telah melakukan pengajuan pembaruan data lulusan ke Kemendikbud Ristek Dikti. Saat ini telah dituntaskan pembaruan sejumlah 527 ijazah dari 1.049 data ijazah/lulusan bulan September 2022.
Faktanya, lanjut Amzeri, seluruh lulusan pada September 2022 telah memiliki PIN Ijazah, hanya saja proses pembaruan data lulusan yang ada pada PDDIKTI masih berjalan. Kendala ini hanya terjadi pada lulusan bulan September 2022, tidak ada kendala untuk lulusan periode sebelumnya maupun sesudahnya.
“Perubahan sistem baru ini tidak bisa secara langsung memvalidasi, melainkan satu per satu, tidak seperti dahulu. Kondisi ini tidak terjadi di UTM saja melainkan juga di seluruh Indonesia. Hanya saja kemarin mahasiswa aksi, terus ramai,” paparnya,
Ia menambahkan, pihak UTM sebenarnya sudah sebanyak tiga kali memberikan sosialisasi ke mahasiswa. Bahkan sebelum aksi kemarin, pihak kampus sudah menyampaikan terkait permasalahan ijazah itu.
“Cuma tidak tahu tiba-tiba ada aksi. Sebenarnya ijazah-ijazah sudah bisa dipergunakan untuk melamar pekerjaan atau mendaftar CPNS. Hanya saja PIN belum tervalidasi. Saya sudah datang ke kementerian pada 15 Agustus 2023, besok saya datangi lagi agar bisa lekas selesai di bulan ini,” pungkasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.