Berita Viral
Biodata Winda Utami, Juru Bahasa Isyarat Viral yang Dinilai Ekspresif saat Upacara HUT RI ke-78
Inilah profil dan biodata Winda Utari, juru Bahasa Isyarat yang bertugas saat siaran langsung upacara bendera HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
"Ya sudah akhirnya belajar , berteman dan lebih sering sama mereka, dan sekarang lebih sering sama mereka dibandingkan sama teman-teman dengar," lanjut alumni jurusan psikologi itu.
Sejak saat itu, Winda dengan serius mempelajari bahasa isyarat dari teman-teman penyandang tuli yang berada di Kota Surakarta dan sekitarnya.
Winda belajar alfabet dari A hingga Z, kemudian dia berlanjut mempelajari kata-kata dasar dalam percakapan sehari-hari.
Setelah itu, ia mempraktikkan bahasa isyarat yang dipelajari di depan cermin.
Untuk menyempurnakan latihannya, Winda sering berinteraksi dengan penyandang tuli yang dekat dengan tempat tinggalnya di Sukoharjo.
"Dari situ saya setiap hari mencari tuli yang paling dekat dengan kostan. Terus, kadang saya main ke rumahnya, saya belajar," tutur Winda.
"Atau waktu itu ada temen tuli kami yang masih SMP, saya kadang jemput dari sekolah, saya ajak makan. Tujuannya sih agar saya bisa ngobrol dan belajar bahasa isyaratnya," lanjut dia.
Proses tersebut berlangsung sejak 2011. Sehingga sampai saat ini sudah lebih dari 10 tahun dia menekuni bahasa isyarat dan menjadi juru bahasa isyarat bagi teman-teman penyandang tuli.
Winda mengungkapkan, berkomunikasi dengan rekan-rekan tuli sebenarnya tidak berbeda dengan teman-teman yang tidak berkebutuhan khusus.
Dia pun mengumpamakan pengalamannya seperti layaknya ada seseorang yang fasih berbahasa Inggris kemudian banyak punya teman dari luar negeri.
"Terus dia berteman saja sampai bertahun-tahun. Nah sama kayak saya. Saya bisa berbahasa isyarat, saya punya temen yang juga menggunakan bahasa isyarat, ya sudah kita terus (berteman) saja," jelas dia.
Dua kali jadi juru bahasa isyarat di IstanaMenjelang lulus kuliah dari UMS, Winda sempat bekerja di Jakarta. Tepatnya di sebuah perusahaan kontraktor yang bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membangun sekolah bagi anak-anak tidak mampu.
Pekerjaan itu dilakukannya sembari menyelesaikan skripsi.
Namun, pada 2015 Winda memutuskan pindah bekerja ke Kota Surakarta. Saat itu, dia sempat merasakan culture shock karena dirinya lebih merasa cocok bekerja di daerah.
"Saya yang inget banget tuh sudah mulai tidak biasa menjadi orang Jakarta ya ? Kayak apa-apa kok harganya mahal, sudah terbiasa dengan vibes Solo (Surakarta) ya," ujar Winda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.