Berita Surabaya

Optimis Ganti 115 Km Pipa Lama, PDAM Surabaya Tak Terpengaruh Kejadian di Pasar Kembang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya optimis penggantian 115 km pipa lama bisa tuntas tahun ini.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya, Arief Wisnu Cahyono menunjukkan sejumlah pipa yang akan digunakan untuk mengganti pipa lama, Sabtu (5/8/2023). 

Arief meyakinkan, pergantian pipa menggunakan metode Horizontal Directional Drilling (HDD) atau pengeboran terarah horizontal telah banyak digunakan di ruas jalan lain.

Termasuk, pergantian pipa sepanjang 246 meter di Jalan Pasar Kembang tersebut.

"Kami sudah melakukan teknik seperti ini di Surabaya pada tahun pengerjaan ini saja, sudah mencapai 10 km. Kami menggunakan teknik tersebut dan tak ada masalah," tegasnya.

Selain lebih cepat dalam proses pemasangan pipa, metode ini juga memiliki keunggulan dalam hal efisiensi. Mengingat, pipa dipasang tanpa membuat galian terbuka.

Sekalipun, ada beberapa hal yang harus diwaspadai, termasuk soal kondisi tanah.

"Memang kondisi tanah di satu titik dengan yang lainnya berbeda," Arief menuturkan.

Namun, tambah Arief, pihaknya telah meminta pihak penyedia jasa (kontraktor) sebagai vendor proyek ini untuk mengevaluasi proses metode tersebut agar mengantisipasi terulangnya kembali peristiwa tersebut.

Selain kontur tanah, petugas juga akan mempertimbangkan lokasi, panjang, hingga diameter pipa.

"Kejadiannya kan bukan muncul (aspal terangkat) tiba-tiba begitu saja. Tapi kan memang saat ada pengerjaan (pemasangan pipa). Sehingga, kami evaluasi pada tekniknya. Namun, sistemnya tetap dengan menggunakan HDD," ucapnya.

Melalui sistem HDD, lubang dibuat horizontal untuk memasukkan pipa dan selanjutnya pipa ditarik menggunakan alat. Metode ini dipilih karena tanpa merusak tanah permukaan.

Sehingga, permukaan di atas masih bisa digunakan, misalnya untuk jalan.

"(Penggunaan sistem HDD) karena memang nggak ada pilihan. Kalau kita menggunakan galian, justru akan merepotkan," ucap Arief.

Arief juga membandingkan, pemasangan pipa dengan metode galian yang harus membuat lubang cukup besar.

"Sebab, ini butuh sepanjang 1,2 km dikali lebar 1,2 meter, kemudian kedalaman 2 meter. Ini kan malah repot. Bahkan membahayakan," ungkapnya lagi.

Pihaknya, kata Arief, pun meyakinkan bahwa kejadian tersebut bukan seperti peristiwa semburan lumpur di Porong, Sidoarjo.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved