Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja

UPDATE Kasus Penganiayaan Anak Ketua DPRD Ambon: Ortu Serahkan Pada Aparat, Pelaku Resmi Tersangka

Mengenai kasus yang menyeret anaknya, Ketua DPRD Ambon Ely Toisuta mengaku menyerahkan segala urusan perkara tersebut ke aparat penegak hukum.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Ketua DPRD Ambon serahkan kasus anaknya kepada aparat penegak hukum. 

Kasat Reskrim Polresta Ambon, Kompol Beni memastikan penyebab kematian RSS karena ada pendarahan di otak setelah tersangka memukul korban di bagian kepala.

"Sejauh ini dari hasil otopsi selama dua jam kemarin pada bagian badan dan kepala, ternyata terdapat pendarahan di bagian otak belakang korban," ujar Kompol Beni kepada TribunAmbon.com, Selasa (1/8/2023) siang.
 
Ia juga menambahkan, tersangka kini sudah ditahan dan disangkakan pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

 "Kasus ini akan dibuka secara terang benderang sesuai perintah Kapolda Maluku, bahwa tidak ada tebang pilih dalam penegakan hukum, dan semua sama di mata hukum," tutupnya.

Di bagian lain, Inanet Loho, orangtua RRS sangat syok ketika tahu anaknya meninggal karena dianiaya.

Apalagi setelah tahu pelakunya adalah seorang anak pejabat di Kota Ambon, Maluku. Ia adalah Abdi Toisuta (AT), anak Ketua DPRD Kota Ambon, hingga tewas.

"Beta seng (tidak) ikhlas dunia akhirat. Beta seng ikhlas ose (kamu) pukul Beta punya anak," teriak Inanet sambil menangis.

Inanet mengaku tak ikhlas anaknya yang duduk kelas 12 di MA-Alfatah tersebut tewas secara mengenaskan.

Sebagai orang yang berasal dari kalangan kurang mampu, Inanet berjuang mati-matian agar RRS bisa sekolah hingga SMA.

Ketua DPRD Ambon serahkan kasus anaknya kepada aparat penegak hukum.
Ketua DPRD Ambon serahkan kasus anaknya kepada aparat penegak hukum. (Kolase Surya.co.id)

Baca juga: Biodata dan Kekayaan Elly Toisuta, Ketua DPRD Kota Ambon yang Anaknya Aniaya Remaja Hingga Tewas

Namun di saat anaknya sebentar lagi lulus dari SMA, Abdi Toisuta justru menganiayanya hingga tewas.

"Ya Allah, Beta orang susah. Besarkan anak supaya menyelesaikan sekolah. Tapi belum selesai, sudah pergi dan tak pernah kembali," lirihnya.

Ia juga mempertanyakan sikap pelaku yang menurutnya menuntut untuk dihormati.

 "Ose tuntut hormat apa? Barang ose siapa?" teriaknya lagi menggunakan bahasa melayu Ambon.

Wanita tersebut terus histeris sambil ditenangkan oleh kerabat yang ada di dekatnya.

"Pulang adek, pulang!" jeritnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved