Pihak SMA Negeri di Tuban Buka Suara Terkait Biaya Seragam Rp 1,2 Juta dan Uang Gedung Rp 2,2 Juta

SURYA.CO.ID, TUBAN - Polemik uang seragam dan uang gedung bermodus sumbangan juga terjadi di SMA Negeri 1 Bangilan Tuban.

Setelah biaya seragam Rp 1,2 juta untuk siswa tahun ajaran baru 2023/2024 dan uang gedung Rp 2,2 juta jadi berita viral, pihak sekolah kini buka suara.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bangilan Tuban, Andi Harahap mengatakan, tidak ada kewajiban seragam harus dibeli di koperasi sekolah.

Bahkan, wali murid bisa membelinya di luar.

Saat siswa daftar ulang sambil menyerahkan berkas, boleh membeli dan boleh tidak membeli seragam sekolah di koperasi.

"Jadi tidak ada paksaan sama sekali dari sekolah, itu sebelum tanggal 27 Juli," ujarnya kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Ia membantah, sumbangan sukarela yang biasa disebut uang gedung itu mencapai Rp 2,2 juta.

Berdasarkan rapat komite tahun ajaran 2022/2023 uang gedung hanya Rp 2 juta.

Nominal sumbangan itu hasil rapat pleno komite, yang di dalamnya juga ada dari wali murid.

"Itu sudah disepakati wali murid juga," terangnya.

Masih kata Andi, bagi para orang tua yang keberatan ,silakan mengajukan keberatan jika tidak sanggup membayar uang gedung kepada pihak komite sekolah.

Sedangkan wali murid yang tidak membayar uang tersebut, para siswa masih tetap bisa ikut ujian semester dan mendapat raport.

Soal iuran Rp 300 ribu pada saat kenaikan kelas X ke kelas XI, Andi menyatakan tidak benar. Pihak sekolah tidak pernah menarik iuran pada akhir semester.

"Jika orang tua keberatan bisa langsung menyampaikan ke sekolah, sumbangan tidak mengikat bagi wali murid. Ada keringanan dan ada yang bebas tidak membayar, tak ada larangan bagi siswa untuk tidak mengikuti ujian," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) wilayah Bojonegoro-Tuban, Adi Prayitno menegaskan, kepsek SMA/SMK yang berada di wilayah kerjanya agar tidak menarik iuran dalam bentuk apapun.