Berita Blitar

Pelaku Gendam Kerjai Nenek Penjual Pecel di Blitar, Perhiasan Dipreteli Saat Dilarikan Naik Mobil

Informasi mengenai kejadian itu juga sangat minim karena saat ikut ke dalam mobil pelaku, korban memang sendirian di warungnya

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
surya/imam taufiq
Beberapa warga menolong nenek Tusini yang tergeletak di tepi jalan Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Senin (1/8/2023), setelah menjadi korban perampokan. 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Tindak kejahatan berupa perampokan perhiasan berkedok gendam, kembali terjadi di Kabupaten Blitar.

Aksi itu tidak memilih sasaran, bahkan Tusini (65), seorang nenek asal Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben menjadi korban sehingga semua perhiasan emas yang dipakainya dirampas ketika dibawa para pelaku dengan naik mobil, Senin (1/8/2023) lalu.

Padahal korban hanya seorang penjual nasi pecek pincuk di Desa Sembung. Si nenek dibawa para pelaku naik mobil, kemudian ditemukan dalam keadaan linglung di tepi jalan raya Desa Kali Legi, Kecamatan Selorejo atau Jurusan Malang-Blitar. Semua perhiasannya sudah hilang.

"Berapa kerugian materiil yang dialami korban, kami belum bisa memastikan karena saat ditolong warga, korban masih bingung," ujar AKP Suhartono, Kapolsek Kesamben, Selasa (1/8/2023).

Informasi mengenai kejadian itu juga sangat minim karena saat ikut ke dalam mobil pelaku, korban memang sendirian di warungnya.

Tetapi Suhartono menduga bahwa aksi gendam itu terjadi saat korban sedang berjualan di tepi jalan raya Malang-Blitar, sebelah Selatan lapangan sepak bola Dusun Sembung.

Sebenarnya meski korban tak berjualan nasi pecel, namun secara ekonomis cukup mampu karena anak-anaknya sudah sukses.

Termasuk rumah yang ditempati di dekat lapangan sepak bola itu lebih mentereng dibandingkan rumah warga lain.

Bahkan menurut warga, korban dikenal suka mengoleksi perhiasaan karena yang dipakai setiap hari cukup lengkap.

"Dan ia belum lama berjualan nasi pecel itu, kemungkinan sekitar setahun," ungkapnya.

Tusini juga rutin berjualan nasi pecel pincuk dan selalu buka pagi bersamaan waktu orang sarapan atau sebelum orang berangkat kerja.

Harga nasi pecelnya pun murah, hanya Rp 7.000 per bungkus.

Dan perampokan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB atau ketika tidak ada pembeli.

Saat itu ada mobil melintas dari arah Barat atau arah Terminal Kesamben yang berjarak sekitar 1 KM.

Mobil yang ditumpangi beberapa orang itu melaju pelan dan berhenti tepat di depan tempat berjualan korban.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved