Mutilasi di Sleman
4 UPDATE Mutilasi Mahasiswa UMY di Sleman: Hasil Tes Psikologi Beber Motif Pelaku, Ketahuan Diriset?
Inilah kabar terbaru kasus mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Tri Agustian di Sleman.
SURYA.CO.ID - Inilah kabar terbaru kasus mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Tri Agustian di Sleman.
Redho Tri Agustian dihabisi dan dimutilasi dua teman yang dikenalnya dari grup komunitas Facebook, Waliyin bersama RD di tempat kos-nya di Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman pada Selasa (11/7/2023).
Di kamar kos itu lah Waliyin dan RD melakukan aktivitas kekerasan tak wajar yang mengakibatkan Redho Tri Agustian meninggal dunia.
Melihat korban meninggal, kedua pelaku panik lalu memutilasi tubuh korban.
Untuk menghilangkan sidik jari, pelaku merebus pergelangan tangan dan kaki korban.
Baca juga: NASIB Redho Mahasiswa UMY Korban Mutilasi di Sleman: Potongan Tubuh Tak Lengkap, Belum Dipulangkan
Setelah dipotong, bagian-bagian tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu membuang pada Rabu (12/7/2023) sore di sejumlah lokasi oleh pelaku menggunakan sepeda motor.
Lebih dua minggu berjalan. jenazah Redho Tri Agustian belum juga dipulangkan ke kampung halamannya di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Berikut fakta-fakta terbaru kasus ini:
1. Hasil tes psikologi
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda DIY terus memperdalam kasus Mutilasi yang menimpa korban R (Redho).
Sembari menunggu hasil Tes DNA , pihak kepolisian juga melakukan tes psikologi ke kedua tersangka, Waliyin dan RD.
Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Endriadi, menyatakan bahwa hasil tes psikologi dari biro psikologi Polda DIY telah keluar.
“Hasilnya motif mutilasi dilakukan secara sadar untuk menghilangkan barang bukti,” ujarnya Jumat (28/7/2023).
2. Alasan belum dipulangkan

Sementara untuk hasil Tes DNA , pihaknya masih menunggunya.
Adapun sampel yang diujikan untuk Tes DNA adalah darah dan tulang.
Ia menjelaskan hasil Tes DNA dari sampel darah membutuhkan waktu 7 hari untuk keluar, sementara untuk tulang 14 hari.
“Mungkin kami koordinasikan lebih cepat lah. Karena DNA itu dipergunakan untuk proses penyidikan dan pemberkasan. Nanti kita informasikan, karena ini kita menunggu hasilnya dari Jakarta,” terangnya.
Ia mengestimasi hasil Tes DNA akan keluar di pekan depan.
Namun ia juga berharap hasil Tes DNA dapat keluar tidak terlalu lama.
Apalagi Puslabfor Mabes Polri juga tak hanya meneliti DNA dari kasus ini saja.
Jika hasil tes DNA sudah keluar dan dipastikan adalah Redho, pihak kepolisian akan mengirimkan jasadnya ke Pangkal Pinang.
Sebelumnya, orang tua Redho Tri Agustian yakni Abdullah dan Yana sudah melakukan tes DNA pada Selasa (18/7/2023) lalu, untuk mencocokkan dengan DNA Redho Tri Agustian yang diduga menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi di Sleman, Yogayakarta.
Namun, hingga kini pihak keluarga belum menerima informasi hasilnya.
"Belum tau kapan datangnya, sampai sekarang belum ada informasi. Tes DNA juga belum keluar, paling nunggu tes DNA keluar dulu baru dipulangkan ke sini," ujar Abdullah saat dikonfirmasi Bangkapos.com.
Meski belum ada kepastikan, pihak keluarga Redho Tri Agustian sudah melakukan beberapa persiapan, untuk menyambut jenazah Redho nanti.
Bahkan pihak Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Ampui juga sudah dihubungi pihak keluarga untuk menyiapkan lahan pemakaman untuk mahasiswa Universitas Muhammadyah Yogyakarta tersebut.
Penjaga TPU Kelurahan Ampui, Wani saat dikonfirmasi mengatakan pihak keluarga sudah dua kali datang untuk menyiapkan prosesi pemakaman Redho Tri Agustian.
"Iya tadi ada lagi informasi nyuruh siap-siap, tapi kami juga belum tau jenazah kapan datang," tutur Wani.
3. Potongan tubuh tak dicari lagi
Hingga kini, potongan tubuh yang ditemukan polisi belum lengkap.
Terkait proses pencarian tubuh korban, ia menyatakan bahwa dari pihak kepolisian sudah tidak melakukan pencarian lagi.
Pasalnya potongan tubuh yang telah ditemukan dan saat ini masih berada di forensik RS Bhayangkara sudah dirasa cukup untuk kepentingan pemberkasan.
“Untuk kegiatan pemberkasan penyidikan kami sudah cukup. Setelah nanti DNA keluar, mungkin kami serahkan ke keluarga,” ungkapnya.
4. Redho sedang meriset pelaku

Sebelumnya, terungkap dugaan motif di balik perbuatan sadis dua tersangka W (29) RD (38) menghabisi Redho Tri Agustian hingga tega memutilasi jasadnya di rumah kos daerah Sleman, Yogyakarta.
Diduga Redho Tri Agustian ketahuan sedang melakukan penelitian alias riset terkait kelompok-kelompok unik di Jogja, termasuk kelompok LGBT, hingga kelompok radikal.
Hal ini diungkapkan Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Dr Achmad Nurmandi.
"Jadi memang Sedang meneliti orang harus mencari informasi," kata Nurmandi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (27/7/2023).
"Mungkin masuk to ke kelompok kayak gitu itu," imbuhnya.
Dijelaskannya, Redho sudah melakukan penelitian selama 3 bulan.
"Cuma namanya masuk ke kelompok itu kan susah," kata dia.
Nurmadi memastikan tidak ada indikasi LGBT terhadap Redho, namun sebatas untuk bahan penelitian.
"Ya indikasinya seperti itu lho kalau misalnya dia itu LGBT Ndak mungkin.
Nggak sejajar kok itu kan pengangguran kabeh sik pelaku. Kalau LGBT itu kan sejajar mahasiswa dengan mahasiswa," kata dia.
"Jadi itu yang gak wajar (perbedaan status sosial) begitu, makanya karena informasi dari pelaku, karena korban yang sudah meninggal," kata Nurmandi.
Saat ini pihaknya sedang mencari informasi lebih mendalam terkait hal ini.
"Kita mencari informasi apa yang dialakukan termasuk riset.
Kita kan sedang cari, mendalami toh dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, kita belum tahu," kata dia.
Sementara Rektor UMY, Gunawan Budiyanto, menyatakan bahwa fenomena LGBT di DIY sudah terdengar lama, tetapi masih undercover atau terselubung sehingga tak mencolok.
“Selentingan soal kelompok 'pelangi' mulai ramai pada 2021. Saat kampus dan kantor lockdown, mereka mencari aktivitas di luar. Jam malam, kan, nggak terkontrol,” katanya.
Gunawan menyampaikan, UMY akan membawa isu tentang LGBT, termasuk pinjaman online, ke pertemuan para rektor universitas karena perlu dihadapi bersama-sama.
“Para mahasiswa dari luar daerah jauh-jauh ke DIY untuk kuliah, bukan menjadi korban. Isu tersebut perlu menjadi perhatian dan dihadapi bersama-sama," tambahnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Hasil Tes Psikologi Pelaku: Mutilasi Dilakukan Secara Sadar untuk Menghilangkan Barang Bukti
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.