Berita Probolinggo
5 Fakta Warga Probolinggo Bangun Tembok Tutup Jalan Kampung Imbas Selisih Pembangunan Selokan
Warga di Probolinggo nekat membangun tembok menutup jalan kampung usai berselisih mengenai selokan. Berikut 5 faktanya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
Laporan wartawan Surya.co.id, Danendra Kusuma
SURYA.CO.ID - Berikut 5 fakta warga Probolinggo yang bangun tembok menutupi jalan kampung.
Warga di Probolinggo nekat membangun tembok hingga menutup jalan kampung usai berselisih mengenai selokan.
Aksi warga Probolinggo bangun tembok tutup jalan itu tepatnya terjadi di Gang Rajawali, Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Kelakuan warga itu pun langsung viral dan menuai atensi publik.
Berikut Surya.co.id merangkum 5 fakta warga membangun tembok menutupi jalan kampung di Probolinggo.
1. Dipicu Pembangunan Selokan
Perselisihan terkait pembangunan selokan di Gang Rajawali, Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo berujung aksi nekat warga membangun tembok di tengah jalan kampung yang merupakan akses warga sendiri.
Pemicunya hanya karena ada warga di satu sisi permukiman menolak rencana pembangunan selokan oleh warga dari sisi lain.
Bahkan perbedaan pendapat berujung pada penutupan akses jalan fasilitas umum dengan tembok batu bata merah.
2. Selokan untuk Mengatasi Banjir
Pembangunan selokan itu dilakukan untuk mengatasi banjir di permukiman ketika musim hujan.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang warga, Edi Suwignyo.
Sebelum pembangunan selokan dimulai, warga yang tinggal di perumahan sebelah Barat berunding dengan warga yang bermukim di sisi timur.
Sayangnya, perundingan tersebut tidak menemukan titik temu.
Disebutkan bahwa warga di sebelah timur tidak menyetujui pembangunan selokan.
"Musyawarah pembangunan selokan berlangsung empat kali.
Namun hingga kini tak kunjung ada kesepakatan.
Warga sebelah Timur bersikukuh tidak setuju dibangun selokan," kata Edi kepada SURYA, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Berselisih Soal Selokan, Warga di Kota Probolinggo Nekat Dirikan Tembok Menutupi Jalan Kampung
3. Takut Aliran Mampet dan Bau Tak Sedap
Edi menjelaskan, sesuai arahan konsultan, aliran selokan nantinya bermuara ke sungai bagian Timur.
Selokan itu dibangun di tengah jalan permukiman.
Panjang selokan sekitar 117 meter, dihitung dari Barat ke Timur.
Edi mengatakan, warga takut alirannya menjadi mampet dan selokan mengeluarkan bau busuk.
"Alasan mereka tidak menyutujui pembangunan selokan lantaran takut aliran mampet dan memunculkan bau tak sedap.
Tak ada titik temu, akhirnya kami menembok akses jalan," paparnya.
4. Mengganggu Aktivitas Warga
Sementara salah satu warga permukiman wilayah Timur, Nur Muhammad Amiri mengaku kaget dengan pembangunan tembok di tengah jalan itu.
Meski tembok belum terbangun sempurna, aktivitas warga sisi Timur terganggu.
Di wilayah Timur ada dua bangunan rumah yang ditinggali warga, sisanya lahan.
"Saya akhirnya memutar ke jalan pengairan agar bisa ke rumah.
Jalan pengairan hanya bisa dilewati sepeda motor," ungkapnya.
Baca juga: KISAH LENGKAP Penemuan Segepok Uang 100 Ribuan di Selokan: Warga Curiga Hasil Rampokan
5. Tidak Pernah Terdampak Banjir
Amiri menjelaskan, permukiman wilayah Timur tidak pernah terdampak banjir.
Sebab, kontur tanah di permukiman itu tak rata, sisi Timur lebih tinggi dibanding Barat.
"Kami tidak setuju kalau selokan digunakan untuk pembuangan air limbah rumah tangga.
Kalau untuk mengatasi banjir tidak masalah.
Asal pembangunannya sesuai dan tidak memicu genangan banjir di area Timur," pungkasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.