Ada Indikasi Penyusup, Mahasiswa Menarik Diri Dari Aksi Demo di Mojokerto Raya
Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat di Mojokerto Raya pada Senin (1/9/2025) ini dibatalkan, dikabarkan ada indikasi penyusup
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat di Mojokerto Raya (Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto) dengan rute DPRD dan Polres Kota/Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), batal digelar hari Senin (1/9/2025) ini.
Rencananya, unjuk rasa tersebut akan diikuti organisasi mahasiswa dari PMII, HMI, GMNI, IMM, SEMMI, Bem Mojokerto Raya, termasuk organisasi masyarakat Gusdurian dan komunis pecinta alam.
Salah satu peserta aksi mahasiswa perwakilan dari PMII Mojokerto, mengungkapkan jika mereka mengambil sikap membatalkan demo untuk menjaga kondusifitas keamanan di Bumi Majapahit.
Ketua Umum PC PMII Mojokerto, Bernando Akbar, mengatakan bahwa dirinya menarik diri untuk menggelar aksi demo, mengingat situasi yang tidak kondusif.
Sekaligus, instruksi pusat (PB PMII), mengatakan jika situasi nasional yang tidak kondusif, di mana aksi demo berujung anarkis, serta tidak mencerminkan menyampaikan pendapat di muka umum secara baik.
"Dikabarkan ada indikasi penyusup untuk provokasi akan melakukan tindakan anarkis. Sehingga, menjadi pertimbangan kami secara kelembagaan (PMII) sendiri, dan juga hasil kajian mendalam yang menghasilkan kata menarik dari barisan," kata Akbar,.
Dikatakan Akbar, pihaknya juga mempertimbangkan surat penyataan PB PMII, Nomor 289.PB-XXI.02.047.A-1.08.05, dalam poin ketiga mengimbau seluruh kader di tingkat PKC dan PC menahan diri.
Apabila situasi membaik, bukan tidak mungkin mahasiswa akan kembali melakukan turun ke jalan demo.
"Dari PB PMII, kami mengkaji ulang gerakan aksi yang lebih baik lagi dan steril, PKC Jatim menunda sekitar sepekan ke depan. Kami kembali ke internal masing-masing untuk gerakan ke depan, menjaga agar tidak ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan," tegas Akbar.
Baca juga: Diduga Akan Ikuti Demo di Mojokerto Raya, Gerombolan Remaja Diamankan Polisi
Ia menyebutkan beberapa poin tuntutan mahasiswa, salah satunya yang mendesak adalah kasus Affan Kurniawan, driver ojek online (ojol) yang meninggal terlindas kendaraan rantis Brimon saat demo mendesak RUU perampasan aset segera disahkan, pergantian Kapolri dan lainnya, di Jakarta.
Dirinya juga menegaskan agar DPR dapat merakyat, dan jangan seolah (DPR) berlindung, yang seakan aparat dibenturkan dengan rakyat.
Akbar juga mengimbau Kader PMII Mojokerto tetap kritis mengawal pemerintah.
"Kami menghormati Kamtibmas terkait dengan pembatalan," tukasnya.
Babak Baru Kasus Kematian Dandi yang Dikeroyok Imbas Dituduh Intel, Keluarga Siap Tuntut Keadilan |
![]() |
---|
Tunjangan Pensiun DPR Disorot Minta Dihapus Karena Jadi Beban Fiskal |
![]() |
---|
Pemkab Tulungagung Berlakukan Piket di Setiap Kantor Pemerintahan untuk Antisipasi Aksi Anarkis |
![]() |
---|
Aktivis 98 Jatim Nilai Pengesahan RUU Perampasan Aset Bisa Jadi Obat Kemarahan Rakyat |
![]() |
---|
Cegah Aksi Anarkis, Warga dan Aparatur Pemerintahan Kompak Ikrarkan 'Jogo Gresik' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.