Berita Viral
Pernikahan Mewah Anjing Jojo dan Luna Dikritik Warganet, Ini Kata Pakar Antropologi UGM
Digelar dengan adat Jawa, pernikahan mewah pasangan anjing Jojo dan Luna menuai kritik dari netizen. Begini kata pakar antropologi UGM.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan pernikahan sepasang anjing bernama Jojo dan Luna.
Pernikahan anjing Jojo dan Luna mendapat sorotan karena digelar secara meriah.
Jojo dan Luna diinikahkan pada Sabtu (15/7/2023) di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Pesta pernikahan digelar secara meriah dengan tema Nusantara dan menggunakan adat Jawa.
Disebutkan bahwa acara tersebut menelan dana setidaknya Rp 200 juta.
Selain itu, juga melibatkan 100 orang panitia termasuk security mal.
Baca juga: SOSOK Pemilik Anjing yang Bikin Pernikahan Mewah Adat Jawa untuk Peliharaannya, Habiskan Rp 200 Juta
Gelaran pernikahan sepasang anjing itu pun banjir tanggapan warganet.
Tidak sedikit yang mempermasalahkan acara itu.
Ada yang menyebut bahwa pernikahan anjing menggunakan adat Jawa merupakan sebuah penghinaan.
Seperti sejumlah komentar di akun Instagram @txtdrjawa.
Dalam unggahan tersebut, terlihat sejumlah video yang memperlihatkan momen pernikahan Jojo dan Luna.
Pasangan anjing itu terlihat serasi menggunakan pakaian adat Jawa.
Begitu pula dengan para pengiringnya.
Acara digelar secara meriah, juga dihadiri para anjing beserta pemiliknya.
Sejumlah warganet pun meninggalkan komentar kocak.
Namun, ada pula yang memberikan kritikan, di antaranya:
"Saya merasa terhina, oke lah punya uang tapi ini kayaknya kelawatan gak sih?, menurut saya ini mempermainkan adat," kata @alf******.
"Kok pakai adat jawa si harusnya klau mau pesta ya pesta aja pakai adat org luar negri aja kan bisa...," tulis @nona****.
"Penghinaan adat Jawa.. dear @bareskrim.polri tolong ditindak .," timpal akun @hadim*****.

Baca juga: SOSOK Pemilik Anjing yang Bikin Pernikahan Mewah Adat Jawa untuk Peliharaannya, Habiskan Rp 200 Juta
Tanggapan Pakar UGM
Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra menyebut, terkait apakah pernikahan Jojo dan Luna menghina budaya Jawa atau tidak, tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Menurut Heddy, pernikahan Jojo dan Luna bukanlah penghinaan karena anjing dilihat sebagai makhluk yang setara dengan manusia.
"Bahkan sebagian orang melihat anjing bisa lebih baik daripada manusia," kata Heddy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
"Anjing bisa menjadi pengawal setia, penjaga rumah yang setia, teman berburu yang pandai, dan setia," tambahnya.
Pandangan Berbeda soal Posisi Anjing
Terkait pernikahan Jojo dan Luna yang dipersoalkan warganet, Heddy menyampaikan bahwa ada perbedaan pandangan antara orang di beberapa daerah di dunia terhadap anjing.
Ia mencontohkan, orang di Eropa memandang anjing sebagai teman yang setia dan hewan ini juga sangat disayangi dan dimanjakan.
"Enggak ada pikiran untuk makan daging anjing. Anjing sudah dipandang setara atau tidak lebih rendah daripada manusia," jelas Heddy.
Sementara itu, sebagian orang lainnya memandang anjing sebagai hewan yang hina, rendah, boleh dibunuh dengan cara yang kejam, dan bisa dimakan dagingnya.
"Sebagian warga masyarakat kita memandang anjing sebagai hewan yang hina karena dianggap kotor, najis. Kalau kena air liurnya harus dibersihkan," ujar Heddy.
"Anjing dipandang sebagai hewan yang tidak suci dan bahkan mengotori.
Baca juga: Nasib Mujur Anjing Anak Hotman Paris, Tidur Bantal Hermes hingga Diajak Shopping ke Singapura
Baca juga: Kegembiraan Anjing, Pawang, Pemilik dan Dog Trainer di Ajang Jatim Agility Race 2021
Anjing dipandang sebagai mahluk yang rendah yang lebih buruk dari manusia," sambungnya.
Heddy menambahkan, bila orang sudah menganggap anjing sebagai makhluk yang hina maka pernikahan hewan ini dengan adat suku tertentu jelas dipandang sebagai penghinaan.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.