Haji 2023
Kemenag RI Siapkan Skema untuk Desain Ulang Penyelenggaraan Haji
Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief mengaku telah mempelajari banyak hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji di tahun mendatang
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, JEDDAH - Tahap pemulangan jemaah haji gelombang pertama ke Indonesia dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah berakhir pada Rabu (19/7/2023).
Bersamaan itu, segera dimulai tahap pemulangan jemaah haji gelombang kedua melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief mengaku telah mempelajari banyak hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji di tahun mendatang agar menjadi lebih baik.
"Alhamdulillah, saat ini kami sudah di tahap akhir untuk pengiriman jemaah haji melalui Bandara Jeddah. Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya," kata Hilman saat meninjau proses pemulangan jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah, Rabu (19/7/2023) dini hari.
Hilman mengatakan, ada sejumlah teknis penyelenggaraan haji yang akan dikaji dan didesain ulang. Pertama, soal keberangkatan dan kepulangan jemaah.
Menurutnya, hal tersebut erat kaitannya dengan pengaturan ritme jadwal penerbangan pesawat.
"Soal kepulangan dan keberangkatan, saat ini tim kami sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata atau naik turun itu ritmenya? Sedang kami pelajari," terangnya.
Kedua, soal durasi waktu jemaah tinggal di Makkah dan Madinah. Terkait hal ini, pihaknya mengaku mendapat amanah khusus dari Menteri Agama (Menag), Yaqut Chalil Qoumas untuk melakukan kajian ulang.
Menurut Hilman, Menag berharap lama tinggal jemaah di Saudi Arabia bisa diperpendek, tentunya dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Saudi.
"Sebagaimana amanah dari bapak Menag, kami Ditjen PHU diminta mendesain ulang tentang lama masa tinggal jemaah di Madinah dan di Makkah. Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia," Hilman menjelaskan.
Ketiga, soal pelayanan jemaah di masa puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang menurutnya menjadi layanan pokok yang harus didesain ulang agar menjadi lebih baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Hilman, pihaknya akan membentuk tim khusus dan akan terus berkomunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi.
"Yang paling penting yaitu menangani selama prosesi Armina atau Masyair. Itu juga sedang kami desain. Dan ini adalah special force yang akan ditangani tim khusus. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik," ungkapnya.
"Kami juga mengomunikasikan hal ini dengan Pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kami lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi," tambahnya.
Disinggung soal hasil investigasi bersama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi terkait kinerja Mashariq saat puncak haji, Hilman mengungkapkan, sampai saat laporan yang diperolehnya sebatas keterlambatan penjemputan di Muzdalifah selama 3 jam. Hasil menyeluruh, masih menunggu laporan resmi.
"Untuk yang lain, masih dikaji oleh Pemerintah Saudi, karena ada banyak faktor, bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi. Dan kami masih menunggu secara resmi," tandasnya.
Evaluasi Haji 2023, Menag Yaqut Cholil Qoumas Minta Kaji Istithaah Kesehatan dan Masa Tinggal Jemaah |
![]() |
---|
Menyusuri Indahnya Jalur Pedestrian Masjid Nabawi-Masjid Quba Madinah |
![]() |
---|
Besok 2 Agustus 2023, 6.760 Jemaah Haji Indonesia Pulang ke Tanah Air, Berikut Rinciannya |
![]() |
---|
Pemerintah Arab Saudi Serahkan Hasil Investigasi Terkait Layanan Saat Puncak Haji, Ini Kata Menag RI |
![]() |
---|
Sabtu 28 Juli 2023, 20 Kloter Jemaah Haji Indonesia Pulang ke Tanah Air, Berikut Rinciannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.