Eks Panglima TNI Andika Perkasa 'Siap Tempur' Saat Putuskan Terjun ke Politik, Tak Gentar Dihujat
Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjukkan kesiapannya saat memutuskan terjun ke dunia politik. Tak gentar dengan hujatan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Dalam video berdurasi 04.19 menit itu, Andika Perkasa juga mengungkapkan momen pertemuannya dengan Tengku Bantaqiah yang juga paling membekas dalam ingatannya.
"Jadi, waktu itu daerah operasi yang dinyatakan sebagai daerah operasi hanya Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Pidie. Jadi, Aceh Besar saja nggak. Apalagi Aceh Barat, Aceh Tengah itu nggak mas,” ungkap sosok yang pernah menjadi KSAD tersebut.
Lulusan akademi militer (Akmil) 1987 ini bercerita, ketika itu dia mendapat informasi intelijen, bahwa kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga berada di luar wilayah operasi, termasuk Aceh Barat.
Sebagai seorang junior, saat itu Andika mengaku heran dengan informasi yang dia dapatkan.
“Kita hanya beroperasi di tiga kabupaten. Tapi intelijen informasi yang saya dapat, kok menunjukkan. mengantar saya ke daerah kabupaten yang bukan daerah operasi," cerita Andika.
"Itu yang pertama saya, masa iya. Masa disana. Karena kita masih junior. Ternyata memang bener, jadi keluar daerah operasi," lanjutnya.
Pada akhirnya, Andika bersama satu tim yang terdiri dari sembilan prajurit TNI lainnya pun kemudian mendatangi wilayah yang diarahkan, yakni Aceh Barat.
Dua hari menempuh perjalanan, Andika bersama anggota TNI lainnya tiba di sebuah desa yang berada di tengah hutan.
Disitulah dia bertemu dengan Tgk Bantaqiyah.
“Informasi saya mengatakan bahwa orang itu, ada tengku, Tengku Bantaqiah namanya," kata Andika.
"Rupanya, orang ini orang difabel terlahir dengan kondisi yang tak sempurna. Tapi, dia adalah salah satu tokoh, ini berdasarkan informasi (intelijen),” lanjut Andika.
Sosok yang telah menghabiskan karir selama 12 tahun di Kopassus itu mengaku, sebenarnya ia ragu dengan informasi yang dia peroleh itu.
Menurutnya, Tgk Bantaqiah tidak seperti yang dia dengar selama ini.
"Begitu saya ketemu, saya jadi ragu. Apa iya. Karena tidak seperti yang saya dengar. Orang ini begitu lemah, sudah berusia dan difabel. Apa mungkin?" tuturnya.
Andika pun memutuskan untuk tinggal di desa itu agar bisa menyelidiki lebih lanjut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.