Berita Viral
EFEK VIRAL Rombongan Pengemis di Madiun Kepergok Diantar Jemput Mobil, Dinsos Tak Tinggal Diam
Inilah efek viral rombongan pengemis di Madiun, Jawa Timur, kepergok diantar jemput mobil saat mengemis. Dinsos tak tinggal diam.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah efek viral rombongan pengemis di Madiun, Jawa Timur, kepergok diantar jemput mobil saat mengemis.
Diketahui, sebuah video bernarasikan aktivitas komplotan para pengemis di kawasan Madiun, Jawa Timur, viral di medai sosial belum lama ini.
Pasalnya, para pengemis yang didominasi kaum ibu-ibu ini diketahui diantar jemput menggunakan mobil dan sering beraksi saat Jumat.
Dalam video yang diunggah kaun @terang_media beberapa hari lalu, terlihat empat orang pengemis yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sedang meminta-minta ke pembeli di salah satu gerobak pedagang kaki lima.
"Viral sebuah rombongan ibu-ibu yang diduga sebagai peminta-minta. Kabarnya mereka sudah terorganisir, diantar jemput dengan mobil dan sering beraksi di hari Jumat," tulis keterangan akun pengunggah.
Baca juga: KEDOK Pengemis Pura-pura Pincang Terbongkar Gara-gara Hujan, Videonya Viral, Ini Nasibnya
Si perekam mengatakan, gerombolan pengemis itu diduga sengaja dimobilisasi dan terorganisir untuk melakukan aksinya setiap Jumat.
“Saya tadi lihat mereka diantar jemput pakai mobil,” imbuh si perekam video.

“Rombongan ini gak tau datangnya dari mana banyak tadi, ini rombongan kedua itu lagi, ini kepada Dinas Sosial Kota Madiun mohon ditertibkan yang seperti ini,” ucap pria yang merekam peristiwa tersebut.
Dalam video itu pula tampak gerombolan para pengemis elit ini tampak mengenakan pakaian lusuh dan tas slempang yang terbuat dari kain jarik.
Mulanya empat orang ibu dengan pakaian yang serba lusuh tampak berjalan dan diduga akan melakukan aksi minta-minta, yang tak tahu asal muasalnya dari mana.
Sang perekam video juga menuturkan, bahwa rombongan tersebut adalah rombongan kedua dan sebelumnya juga sudah banyak lagi yang diturunkan dari mobil.
"Rombongan ini nggak tau datangnya dari mana, buanyak tadi, ini rombongan kedua tadi," ujar sang perekam.
Selanjutnya dari arah lain, muncul lagi 4 orang ibu-ibu dengan model pakaian yang sama dan berjalan ke arah rombongan sebelumnya.
Sang perekam mengatakan, rombonga tersebut adalah yang ketiga yang turun dari sebuah mobil.
Perekam video juga meminta agar Dinas Sosial Kota Madiun menindaklanjuti untuk menertibkan para peminta-minta tersebut.
"Ini kepada Dinas Sosial Kota Madiun mohon ditertibkan seperti ini. Ini tadi turun dari mobil saya lihat, yang ini rombongan ketiga ini," kata sang perekam lagi.
Jika dilihat, diduga latar belakang pengambilan video berada di Jalan Dr Sutomo, Kota Madiun. Perekam mengetahui momen itu saat memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun, Heri Suwartono mengatakan akan mengambil tindak tegas terhadap para pengemis.
"Sudah kami koordinasikan dengan pihak Satpol PP untuk penindakannya. Nanti kami yang akan merehabilitasi," tandas Heri saat dikonfirmasi lewat aplikasi pesan singkat, Senin (10/7/2023).
Kedok Pengemis Pura-pura Pincang Terbongkar Gara-gara Hujan
Dalam kasus sebelumny, kedok seorang pengemis pura-pura pincang di Stasiun Tugu Yogyakarta terbongkar gara-gara hujan.
Aksi pengemis tersebut terekam dalam sebuah video CCTV dan viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak si pengemis awalnya berpura-pura pincang atau tak bisa berjalan untuk meminta belas kasihan orang yang lewat.
Tapi tak lama kemudian turun hujan deras.
Sontak si pengemis berdiri dan berjalan cepat seperti orang normal untuk mencari tempat berteduh.
Ia kemudian kembali lagi saat hujan sudah reda.
"Teman ada yg penasaran gimana cara berangkat dan pulang pengemis di stasiun tugu yg terkesan susah untuk jalan kaki, ternyata begini," tulis akun instagram pengunggahnya.
Lantas, bagaiman nasibnya setelah videonya viral?
Pengemis tersebut kini sdang dicari-cari oleh piak Satpol PP dan Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
Saat dikonfirmasi, Pelaksana Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Erva Wifata mengatakan, pihaknya baru menerima informasi terkait video tersebut.
Ia membenarkan bahwa lokasi pengemis tersebut berada di area Stasiun Tugu.
"Betul, kalau melihat dari videonya memang di area Jalan Pasar Kembang," kata Erva, Minggu (9/7/2023).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Viral, Video Diduga Pengemis Pura-pura Tidak Bisa Jalan di Area Stasiun Tugu Yogyakarta'.
Menurut Erva, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Tim Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) untuk melakukan penjangkuan.
Jika diperlukan penertiban, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP Kota Yogyakarta.
"Akan kami koordinasikan dengan Satpol PP utk ditertibkan karena Dinas Sosial tidak memiliki kewenangan untuk penertiban umum," jelas dia.
Terpisah, Kabid Penegakan Peraturan Perundang-undangan Satpol PP Kota Yogyakarta, Dodi Kurnianto menuturkan, pihaknya sudah menerima laporan dan akan menelusuri pengemis itu.
"Barusan saya dapat laporan itu, akan dicari teman-teman," kata Dodi, Minggu.
Pengemis Viral Kepergok Pangku LC di Tempat Karaoke
Sebelumnya, juga viral sosok pengemis di Jawa Tengah bernama Aris.
Aris Munaji (40), mendadak menjadi buah bibir gara-gara tingkahnya usai mengemis di jalan.
Bagaimana tidak, Aris memperlihatkan gelagat yang kontras setelah menjadi pengemis pada pagi hari.
Dalam video yang beredar di media sosial, Aris kepergok berada di tempat karaoke pada malam hari.
Ia terlihat memangku seorang Lady Companion atau LC.
Sontak, aksinya pun menuai respons publik. Banyak warganet yang geram dengan sosok Aris.
Usut punya usut, ternyata Aris bukan berasal dari keluarga miskin.
Ia disebut sebagai orang dengan ekonomi yang berkecukupan.
Dilansir Surya.co.id dari TribunJateng.com, kediaman keluarga Aris di Desa Tegalharjo, Kecamatan Trangkil, bisa dibilang cukup bagus.
Bahkan lebih bagus dari kebanyakan rumah warga setempat.
Rumah keluarga Aris berbentuk joglo dengan atap genting yang tinggi.
Temboknya bercat warna krem dan lantainya berkeramik.
Kepala Desa Tegalharjo, Kecamatan Trangkil, Pandoyo, mengatakan bahwa Aris memang berasal dari keluarga yang tergolong berkecukupan.
"Saya dulu pernah jadi guru di madrasah. Dulu Aris termasuk murid saya. Jadi sedikit banyak saya tahu tentang dia," kata Pandoyo.
Menurut Pandoyo, orang tua Aris bekerja sebagai petani dan juga memiliki toko di rumah.
"Kalau kakaknya pengusaha peternakan. Mas Aris ini setahu saya dulu ikut kerja kakaknya yang punya usaha peternakan ayam petelur dan ayam potong.
Kalau dari sisi ekonomi, untuk ukuran warga kami, kondisi keluarga Mas Aris ini lebih dari cukup," ujar dia.
Pandoyo menduga Aris salah pergaulan sampai mengemis di lampu merah.
Dia mengatakan, Aris memiliki kondisi "keterbatasan" fisik maupun mental yang mungkin mendorongnya mencari jati diri dengan cara yang salah.
"Sehingga jatuhnya malah karaokean di tempat hiburan malam itu. Itu karena salah pergaulan dalam mencari jati diri saja," ucap dia.
Pandoyo berani memastikan bahwa narasi yang mengatakan bahwa Aris selama ini mengemis hanya untuk berfoya-foya di tempat hiburan malam tidak tepat.
"Saya klarifikasi. Saya berani mengatakan itu (hasil mengemis) bukan untuk karaoke. Baru kali ini juga saya dengar dia ke tempat karaoke," tandas dia.
Aris sendiri juga menegaskan bahwa dia baru kali pertama ke tempat karaoke.
Itu pun karena diajak teman.
"Baru pertama kali karaokean. Saya diajak teman. Bukan dari hasil ngamen atau ngemis. Itu uang pribadi teman saya. Saya tidak ikut keluar uang," ujar dia.
Namun, bagaimanapun Aris mengaku kapok dan menyesal.
Dia malu karena videonya tersebar di media sosial dan media massa.
"Saya nggak tahu siapa yang memfoto dan memvideo sampai beritanya tersebar seperti itu. Saya juga tidak tahu yang merekam saat mengemis siapa," ungkap dia.
Aris mengaku sudah cukup lama mengemis di Pati Kota.
Sekira dua tahun, katanya.
Setiap hari, dia berangkat mengemis pukul 09.00 WIB pagi dan pulang pukul 17.00 sore.
Dia mengaku mendapat penghasilan antara Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari dari hasil mengemis.
"Terpaksa (mengemis) karena belum ada pekerjaan. Sudah tiga kali ditangkap Satpol PP. Tapi saya kapok. Setelah ini mau cari pekerjaan meskipun belum tahu kerja apa," ucap Aris.(Putra Dewangga/Febrianto Ramadani/SURYA.co.id)
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Madiun
pengemis
berita viral
pengemis di Madiun
pengemis diantar jemput mobil
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Rekam Jejak Evi Sophia Istri Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang Ternyata Purna Paskibraka |
![]() |
---|
Sosok Nurokhman Komisioner Komjak yang Beri Bocoran Terbaru Soal Eksekusi Silfester Matutina |
![]() |
---|
Hukuman Berat Menanti 20 Tersangka Kematian Prada Lucky, Eks KSAD Minta Tak Cukup Cuma Dipecat |
![]() |
---|
Mirip di Surabaya, Bendera Terbalik Juga Terjadi saat Upacara di Mamasa, Reaksi Paskibraka Viral |
![]() |
---|
4 Pernyataan Cak Eri Soal Bendera Terbalik saat Upacara HUT ke-80 RI di Surabaya: Tak Ada Kesalahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.