Yevgeny Prigozhin Bos Wagner Group Disebut Ada Hubungan Dengan Indonesia, Ini Kata Kemenlu RI
Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, semakin jadi sorotan setelah batal mengkudeta militer Rusia. Disebut ada hubungan dengan Indonesia.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Tindakan tersebut, lanjut FBI, diduga dilakukan untuk menjangkau sejumlah besar warga Amerika Serikat dengan tujuan mengganggu sistem politik Amerika Serikat, termasuk Pemilu Presiden 2016.
"Pada 16 Februari 2018, surat perintah penangkapan federal dikeluarkan untuk Yevgeny Prigozhin di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Columbia setelah dia didakwa dengan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat."
Tegaskan Tujuan Pemberontakan Wagner
Sebelumnya, Yevgeny Prigozhin menyampaikan komentar publik pertamanya setelah meluncurkan pemberontakan bersenjata yang gagal melawan kepemimpinan militer Rusia akhir pekan lalu.
Pada Senin (26/6/2023), dia mengunggah pesan audio berdurasi 11 menit di akun Telegram.
Prigozhin menjelaskan kembali tujuan pemberontakan Wagner yang dia luncurkan di Rusia.
"Kami tidak bertujuan menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang dipilih secara sah," kata dia dalam pesan audio tersebut.
Sebaliknya, Prigozhin menyebut tindakannya sebagai "pawai menuju keadilan" yang dipicu oleh serangan mematikan terhadap anak buahnya yang memakai pakaian terkait militer Rusia.
"Kami memulai pawai kami karena ketidakadilan," kata bos Wagner, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dia sebelumnya mengeklaim bahwa militer Rusia telah menyerang kamp pasukan Wagner dengan rudal dan kemudian helikopter, menewaskan sekitar 30 orangnya.
Rusia telah membantah menyerang kamp yang dihuni tentara bayaran tersebut.
Pasukan Wagner menghentikan pemberontakan pada Sabtu (24/6/2023) malam, berdasarkan kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Prigozhin tidak memberikan rincian tentang keberadaannya saat ini atau rencananya pada masa depan.
Terakhir, dia mendapatkan tawaran untuk pergi ke Belarus.
Dalam pesan audio, Prigozhin turut menyinggung kontribusi yang diberikan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Menurut dia, Lukashenkotelah mengusulkan cara-cara di mana kelompok tentara bayaran Wagner Rusia dapat terus beroperasi.
"Lukashenko mengulurkan tangannya dan menawarkan solusi untuk kelanjutan pekerjaan perusahaan militer swasta Wagner di yurisdiksi hukum," kata Prigozhin.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.