Tokoh Pencak Silat Bangkalan Tutup Usia

Wasit Internasional Indonesia Pencak Silat : Monaki Sosok Rendah Hati dan Jujur

Mengharumkan nama Bangkalan dan Madura sebagai atlet pencak silat Kelas A di era tahun 1970-an tidak kemudian membuat Monaki (85) membusungkan dada.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/ahmad faisol
Mantan Wasit Internasional Pencak Silat, Syamsul Arief (65), warga Perum Pangeranan Asri, Kota Bangkalan mengenal baik sosok Monaki sebagai pribadi yang jujur dan enggan menerima uang sepeser pun, baik dari prestasi anak didik ataupun saat pembinaan 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Mengharumkan nama Bangkalan dan Madura sebagai atlet pencak silat Kelas A di era tahun 1970-an tidak kemudian membuat Monaki (85) membusungkan dada.

Semasa hidupnya, Monaki dikenal sebagai pribadi yang selalu menampilkan perilaku rendah hati bahkan ia enggan memungut uang atau biaya sepeserpun dari para muridnya.

Puncak pengabdian terakhir Monaki, ia darma baktikan dalam gelaran acara rutin bulanan paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan yang dilaksanakan di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Jumat (30/6/2023) malam.

Monaki menghembuskan nafas terakhir setelah 1 menit 18 detik memperagakan jurus-jurus pencak silat tradisional.

Tubuh Monaki tiba-tiba membujur dengan posisi terlentang di hadapan penonton dan murid-muridnya.

Ia kemudian dilarikan ke IGD RSUD Syamrabu Bangkalan.

“Saya kenal baik dengan almarhum, pribadi yang jujur dan enggan menerima uang sepeser pun. Baik dari prestasi anak didik ataupun saat pembinaan,” ungkap mantan Wasit Internasional Pencak Silat, Syamsul Arief (65), warga Perum Pangeranan Asri, Kota Bangkalan saat dihubungi melalui sambungan selulernya, Sabtu (1/7/2023).

Syamsul yang pernah mewasiti kejuaraan pencak silat pada event Sea Games Filipina di tahun 1991 itu menyebut, Monaki sebagai atlet ternama Pencak Silat Kelas A Putra kelas 40-45 KG yang sukses meraih medali perunggu dan perak pada event tingkat kabupaten Sabung Bebas kategori tanding.

“Saya kelas C, lebih senior beliau. Saat itu beliau masih di perguruan Elang Putih bersama kakaknya, Marsito. Beliau bolak-balik juara kategori Kembangan Tunggal Putra, sepantaran dengan guru besar perguruan pencak silat Jokotole, Bapak Suhaimi,” jelas Syamsul yang juga mantan Ketua Harian IPSI Bangkalan 1980-2010.

Monaki tidak hanya meninggalkan satu orang anak perempuan, namun juga meninggalkan ribuan murid dan beberapa putra angkatnya.

Bersama kakaknya, Marsito, almarhum Monaki mendirikan Perguruan Pencak Silat Elang Putih, sempat pula mendirikan perguruan Semut Hitam.

Dalam 10 tahun terakhir, ia juga mendirikan perguruan Pencak Silat Harimau Bafam setelah kakaknya, Marsito wafat.

Monaki juga tercatat sebagai Pengurus Kabupaten Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bangkalan di era 1980-2007.

Salah seorang putra angkatnya, Abd Basid mengungkapkan, Monaki tidak pernah mau diajak sekedar foto bersama anak didiknya yang sukses meraih juara usai mengikuti event-event bergengsi. Apalagi sekedar menyentuh piala atau piagam.

“Foto bersama saja tidak mau, tidak pernah mau menyombongkan diri. Soal uang hadiah hasil dari kejuaraan muridnya, beliau tidak pernah mau menerima pemberian. Uang itu disebut beliau adalah jerih payah dan hak yang berprestasi. Beliau mengatakan, dirinya hanya bertugas melatih dan mendidik, tidak pernah memungut biaya kepada anak-anak didiknya,” ungkap Basid.

Ia menambahkan, acara paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan seperti tadi malam di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh itu merupakan gelaran rutin bulanan yang selalu dinantikan Monaki kendati usia sudah sangat senja.

Murid-muridnya, lanjut Basid, berjumlah ribuan termasuk semua pondok yang ada di Bangkalan merupakan alumni Monaki termasuk di pelosok desa dari Kecamatan Sepuluh, Galis, Burneh, hingga Kecamatan Socah seperti Desa Bilaporah dan Desa Jaddih.

“Meski dalam kondisi sakit, beliau tetap menghadiri apabila berurusan dengan penampilan pencak silat. Tadi malam itu beliau hanya tampil sekitar 2 menit,” pungkas Basid.

Selain itu, Monaki juga mengabdikan dirinya sebagai waker atau penjaga malam di kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Jalan RA Kartini, tidak jauh dari rumahnya.

Kepala DPMPTSP Bangkalan periode 2019-2012, M Ainul Ghufron langsung bergegas menuju rumah duka karena merasa terpukul dan bersedih hati atas kepergian selamanya Monaki yang ia kenal sebagai sosok pribadi sederhana, jujur, dan ikhlas.

“Satu hal yang patut kita contoh dari beliau adalah kesederhanaannya, kejujurannya, dan keikhlasannya dalam membina anak didik peserta pencak silat. Karena itu kami merasa kehilangan, anak saya juga salah seorang murid beliau,” ungkap Ainul yang saat menjabat Staf Ahli Bupati Bangkalan.

Atas nama pribadi dan keluarga, lanjut Ainul, turut berduka cita atas meninggalnya Monaki selaku tokoh pencak silat Elang Putih Bangkalan.

Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT dan kepada keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan dan kesabaran.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved