Sosok Mahasiswi S2 Kedokteran yang Ditangkap karena Kasus Narkoba, Ternyata Anak Pejabat di Cianjur
Sosok Mahasiswi S2 Kedokteran yang Ditangkap karena Kasus Narkoba, Ternyata Anak Pejabat di Cianjur
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Seorang mahasiswi S2 Kedokteran di Bandung, Jawa Barat, ditangkap polisi karena kasus narkoba.
Mahasiswi S2 Kedokteran itu berinsial RS (20), yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta di Bandung.
Ia ternyata anak pejabat di Cianjur.
Ia ditangkap Satnarkoba Polres Cianjur setelah memakai narkoba jenis sabu.
Kasatnarkoba Polres Cianjur, AKP Primadona mengatakan, mahasiswi S2 Kedokteran itu diamankan setelah adanya dugaan transaksi dan penyalahgunaan narkoba.
"Adanya dugaan transaksi di wilayah Cianjur Selatan itu, petugas kemudian langsung melalukan penyelidikan dan pendalaman," ucapnya, dikutip dari Tribun Jabar.

Setelah dilakukan penyelidikan selama beberapa hari lanjut dia, RS berhasil diamankan di kediamanya di Cianjur Selatan.
"Saat dilakukan pengeledahan di rumahnya, petugas tidak ditemukan adanya barang bukti sabu, namun kami berhasil menemukan alat penghisap sabu di dalam tasnya," ucapnya dia.
Ia mengungkapkan, RS dinyatakan positif narkoba jenis sabu setelah petugas melakukan pemeriksaan tes urin ditempat.
"Sesuai pengakuan RS, ia terakhir menggunakan narkoba jenis sabu tersebut sekitar 3-4 hari lalu. Kami juga mengamankan dua orang teman RS, yaitu SG (20) dan KS (37)," ucapnya.
Dia menambahkan, hasil pemeriksaan RS merupakan anak dari seorang pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur dan tercatat sebagai mahasiswi kedokteran pascasarjana di Bandung.
Kasus lain terkait mahasiswi
Di bagian lain, seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) bernama Anindita Syafa Nabila Rizky (21) ditemukan meninggal dunia mendaki Gunung Lawu, Minggu (25/6/2023).
Mahasiswi Teknik Mesin itu meninggal di Pos VI Gupak Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah.
Saat kejadian, dirinya mendaki Gunung Lawu bersama 17 temannya yang tergabung dalam komunitas pecinta alam.
Sebelum berangkat ke Gunung Lawu, Anindita sempat mengirimkan pesan yang tiadak biasa.
Chat tersebut dikirimkan Anindita kepada salah seorang temannya, Sela.
Sela merupakan sahabat korban sejak SMA.
Dikutip Surya.co.id dari Kompas.com, Sela mengaku, selama ini berteman dekat dengan almarhumah Anindita Syafa Nabila Rizky (21) sejak di SMAN 2 Mranggen, Demak.
"Dia tuh baiknya baik banget. Merasa kehilangan.
Dari awal ospek kenalnya sama dia sebangku terus tiga tahun," ungkap Sela, saat ditemui Kompas.com di rumah duka, di Graha Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan, Anindita mulai menyukai aktivitas mendaki gunung sejak masuk kuliah.
Namun, saat kuliah, Sela tidak satu jurusan saat berkuliah di Undip.
Kemudian, Sela juga mengaku tidak mengetahui kondisi kesehatan korban secara persis.
Ia hanya mengerti bila almarhum mudah merasa kecapekan.
"Sejak kuliah mulai naik gunung. Sakitnya kurang tahu, dia enggak pernah cerita sakit apa.
Tapi, selama sekolah, dia emang gampang kecapekan," lanjut dia.
Dia mengatakan mendapat kabar duka dari grup WhatsApp.

Namun tak langsung percaya. Sela yang tinggal tak jauh dari rumah korban langsung menghubungi kakak laki-lakinya.
"Dapat kabar dari grup, terus mastiin ke masnya," imbuh dia.
Dari cerita yang pernah Sela dengar dari korban, Anindita menjadi satu-satunya anggota perempuan yang tergabung dalam organisasi mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin, Kompas Undip.
"(Kabarnya satu-satunya perempuan di organisasi Kompas) setau saya dia pernah cerita memang kayak gitu," tutur dia.
Biasanya, korban tidak bercerita saat akan melakukan pendakian.
Anindita biasanya meng-update kegiatan pendakian di media sosial pribadi.
"Dia tuh biasanya kalau naik gunung enggak pernah cerita. Cuma kalau liat story, saya ngelihat, oh dia sudah di situ.
Tapi, kemarin itu dia tiba-tiba pamitan. Ngechat, doain ya, mau naik gunung," pungkas dia.
Sebagai informasi, jenazah almarhumah tiba pada Senin (26/6/2023) pukul 02.00.
Kemudian, pukul 09.30 WIB jenazah dishalatkan di Musala Daarusslaam di sebelah kiri rumahnya.
Puluhan jemaah turut menshalatkan putri Subrata itu.
Lalu sekitar 10.00 WIB, jenazah diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum, Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.
Korban Sempat Tak Enak Badan
Sementara itu, dikutip Surya.co.id dari TribunSolo.com, sebelum meninggal dunia, Anindita sempat mengeluhkan tidak enak badan usai bermalam di pos 4.
Hal tersebut diungkap oleh Kapolsel Jenawi, AKP Sudirman saat dihubungi TribunSolo.com, Senin (26/6/2023) pagi.
Menurutnya, rombongan pendaki yang terdiri dari 17 orang tersebut mulai mendaki pada Sabtu (24/6/2023) pukul 07.00 WIB.
Saat berangkat, korban masih dalam kondisi sehat.
Rombongan kemudian sampai di pos 5 sekitar pukul 18.00 WIB, kemudian memutuskan untuk bermalam disana.
Baru keesokan harinya, korban mengeluhkan tidak enak badan.
"Sampai di Gupak Menjangan, itu diatas pos 5 semuanya kumpul disitu, bermalam disitu," kata AKP Sudirman, Senin (26/6/2023).
"Paginya itu mau berangkat pagi dia kok merasa badan tidak enak, akhirnya tidak naik, dan ditemani oleh temannya satu disitu," imbuhnya.
Menurut AKP Sudirman, nafsu makan korban normal, dan mau masih mau makan pada pagi harinya sebelum meninggal dunia.
Melihat kondisi korban yang tidak sehat, korban sempat diberi obat oleh temannya.
Namun, kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia.
"Kalau keterangan saksi mau makan, siang juga mau makan, paginya juga sarapan," katanya.
"Korban juga sempat mendapat pertolongan, dikasih obat, dapat bantuan oksigen dari relawan, kondisi badannya semakin memburuk dan tidak tertolong," terangnya.
"Meninggal karena hipotermia, karena semalaman disitu diatas puncak pos 5 mungkin dingin sekali, kondisi dia menurun," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan luka penganiayaan.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
mahasiswi S2 Kedokteran
narkoba
mahasiswi S2 Kedokteran di Bandung
pejabat di Cianjur
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Menko PM Gus Imin Umumkan Pemenang Innovilleague 2025, 1.894 Mahasiswa Adu Gagasan Pemberdayaan Desa |
![]() |
---|
Rakornas Pemberdayaan Masyarakat di Unesa, Tekankan Peran Perguruan Tinggi dalam Entasan Kemiskinan |
![]() |
---|
Cak Ji Ingatkan Agar Pramuka di Surabaya Harus Konsisten Melakukan Kegiatan Positif |
![]() |
---|
Benarkah Diskon Listrik 50 Persen Ada Lagi Sebelum Akhir Tahun 2025? PLN Beri Bocoran |
![]() |
---|
Pemuda Tuban Aniaya Pria yang Dekati Calon Tunangannya, Sebut Kekasihnya Berbeda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.