Haji 2023

Jemaah Haji Indonesia 2023 Mulai Lempar Jumrah, Menag Gua Yaqut Minta Jemaah Lansia Dibadalkan

Jemaah haji Indonesia 2023 akhirnya telah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: irwan sy
galih lintartika/surya.co.id
Jemaah haji Indonesia 2023 saat lempar jumrah. 

SURYA.co.id | MAKKAH - Jemaah haji Indonesia telah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah.

Saat ini, jemaah haji Indonesia sudah berada di Mina untuk menyelesaikan rangkaian hajinya.

Mereka mabit (menginap) di Mina dan akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah di hari Tasyrik.

Dari pengamatan di lapangan, jemaah sudah berbondong-bondong menunu tempat jamarat untuk lempar jumrah aqobah.

Situasinya cukup padat, sekitar 2,5 juta jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia sudah menyelesaikan rangkaian hajinya dengan lempar jumrah sejak Rabu dinihari.

Jemaah haji Indonesia diimbau untuk hati-hati saat lempar jumrah. Ikuti jadwal lempar jumrah yang sudah ditentukan sebelumnya.

Di sisi lain, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melihat kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah.

Sebab, jemaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. 

Menurutnya, Mina ada aktivitas lontar jamarah.

Ia mengaku sedang menyiapkan skenario agar jemaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman.

“Tanpa harus gugur kewajiban hajinya. Sebab, di fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.

Menag Yaqut meminta PPIH Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah, agar tidak dipaksakan.

"Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan," tegasnya.

Menurut Menag, Skenarionya badal, membadalkan jemaah yang tidak mampu, jadi intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya.

Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang harus dibadalkan.

Gus Men juga minta petugas untuk siap membadalkan jemaah. 

"Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk bisa membadalkan jemaah. Lempar jumrah itu kan satu orang bisa mewakili beberapa orang," sambungnya.

Di sisi lain, menegaskan bahwa badal lempar jumrah itu sah secara fikih dan tidak dipungut biaya, sehingga jemaah tidak perlu khawatir. 

"Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah, jemaah yang wafat  dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya,” paparnya.

Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya

Praktik baik dilakukan tim konsultan dan bimbingan ibadah yang tergabung dalam safari wukuf.

Ada lebih 200 jemaah yang disafariwukufkan. 

Mereka semuanya akan dibadalkan lontar jumrahnya, baik lontar jumrah aqabah maupun lontar jumrah pada hari-hari Tasyrik.

"Kita sudah berembug dan sepakat, setiap konsultan dan pembimbing ibadah, serta linjam dan petugas lainnya yang tergabung dalam tim safari wukuf akan membadalkan lontar jumrah jemaah safari wukuf. Kita sudah berbagi, rata-rata satu orang akan membadalkan lontar jumrah dari delapan jemaah," tegas konsultan ibadah Daker Makkah Imam Khoiri.

Imam menambahkan khusus untuk jumrah aqabah, setelah dilaksanakan, tim safari wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah agar jemaah bisa ditahallulkan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved