Sholat Idul Adha Jam Berapa Sebaiknya Dilakukan? Ini Anjuran Ulama

Menurut pendapat Imam Syafi'i waktu Sholat Idul Adha adalah dari terbitnya matahari setinggi ombak

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SERAMBI/M Anshar
Ilustrasi - wakru mengerjakan sholat idul adha 

SURYA.CO.ID - Sholat Idul Adha adalah sholat dua rakaat yang dikerjakan pada Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah.

Adapun waktu mengerjakannya adalah pagi hari. Lantas Sholat Idul Adha jam berapa sebaiknya dikerjakan?

Menurut pendapat Imam Syafi'i dikutip dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Shalat oleh Ahmad Sarwat, waktu Sholat Idul Adha adalah dari terbitnya matahari setinggi ombak sampai tergelincirnya matahari.

Dalam pelaksanaannya, Sholat Idul Adha disunnahkan segera dilakukan di awal waktu, yaitu ketika matahari sudah meninggi satu tombak.

Adapun alasannya yaitu agar umat Islam dapat segera menyembelih hewan kurban mereka.

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW.

"Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa sahabatnya memajukan waktu Sholat Adha dan mengakhirkan waktu Sholat Fithr" (HR. Asy Syafi'i).

Di Jawa Timur,  Waktu Sholat Idul Adha dapat dikerjakan mulai pukul 06.00 WIB.

Berikut niat dan tata cara Sholat Idul Adha berjamaah, bersumber dari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), nomor 28 tahun 2020.

Niat Sholat Idul Adha

niat shalat idul adha berjamaah/makmum:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

“Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Shalat Idul Adha Berjamaah

Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.

- Shalat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jâmi‘ah”, tanpa azan dan iqamah.

- Memulai dengan niat shalat Idul Adha, yang jika dilafalkan berbunyi;

Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat shalat idul adha sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

“Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

- Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.

- Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

- Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

- Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

- Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.

- Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al-Quran.

- Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

- Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved