Berita Lamongan

Gandeng 70 Dokter dari Unair dan UB, Disnakeswan Lamongan Periksa Serentak Kesehatan Hewan Kurban

Selain itu, pemahaman pemotongan, tempat pemotongan hingga pembagian daging tetap menjadi prioritas Disnakeswan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Petugas kesehatan hewan dari Disnakeswan Lamongan melakukan vaksinasi pada ternak sapi. 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan akan menerjunkan sebanyak 70 tenaga medis dan dokter hewan untuk mengontrol kesehatan hewan yang akan dipersiapkan untuk kurban pada Idul Adha 2023.

Puluhan tenaga kesehatan termasuk dokter hewan tersebut tidak hanya diterjunkan lapak-lapak penjual hewan kurban yang menempati sempadan jalan. Tetapi juga mengontrol ternak di sentra-sentra peternakan sapi di wilayah Kecamatan Mantup, Tikung, Kembangbahu.

Termasuk sejumlah kecamatan yang memiliki populasi sapi cukup banyak. Seperti di Kecamatan Solokuro, Paciran, Brondong, Sukorame, Bluluk, Modo, Ngimbang dan Kecamatan Sambeng.

"Puluhan dokter hewan yang kita libatkan itu ada yang merupakan dokter praktik mandiri, dokter hewan dari Disnakeswan (ASN) serta dokter muda yang sedang menjalani praktik Koas (koasistensi)," kata Kepala Disnakeswan Lamongan, Mohammad Wahyudi saat dikonfirmasi SURYA pada acara Karya Bakti TNI di Ngimbang, Rabu (21/6/2023).

Para dokter Koas itu berasal dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Universitas Brawijaya (UB) Malang. "Sementara dokter hewan yang praktik mandiri juga kita minta untuk membantu," ungkapnya.

Mereka dokter dan tenaga medis itu tetap mengecek kesehatan sapi-sapi yang sudah divaksin. Termasuk memantau peredaran kambing, domba yang mulai diperdagangkan sejak Sabtu (17/6/2023) lalu.

Jumlah dokter dan tenaga kesehatan lain yang dilibatkan memang cukup banyak, karena populasi ternak sapi, kambing dan domba di Lamongan juga melimpah.

Populasi sapi yang telah divaksin mencapai 8.000 ekor jantan dewasa, 16.000 ekor kambing dan 6.000 ekor domba. "Jumlah itu sudah termasuk stok hewan kurban yang ada di peternak dan sudah layak sebagai hewan kurban," Kata Wahyudi.

Pihaknya juga telah memastikan bahwa seluruh populasi sudah memenuhi syariat Islam dan kriteria hewan sehat dan telah mendapatkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dua kali. "Kita lakukan beberapa langkah, utamanya mengintensifkan pengamatan kesehatan pada hewan ternak yang akan alokasikan khusus untuk kurban," jelasnya.

Kapan pastinya para dokter dan tenaga medis itu diterjunkan untuk memantau kesehatan hewan kurban di Lamongan, menurut Wahyudi dimulai Jumat (23/6/2023). Dan kegiatannya akan berlangsung selama sepekan hingga hari H Idul Adha, baik yang melaksanakan pada 28 Juni maupun 29 Juni 2023.

Selama 21 hari sebelum hewan kurban disembelih, petugas Disnakeswan sudah melakukan disinfeksi, biosekuriti, komunikasi informasi edukasi (KIE), vitamin dan obat cacing.

Untuk menunjang keamanan hingga pasca pemotongan, lanjut Wahyudi, pihaknya sudah menyiapkan infrastruktur di 1.900 titik pemotongan. Di dalamnya terdapat pasukan pemeriksa yang akan melakukan pelaporan jumlah hewan dan masalah yang terjadi di lapangan.

Tidak hanya edukasi untuk peternak, masyarakat yang menjadi konsumen juga diberikan pemahaman melalui kegiatan sosialisasi rutin setahun sekali menjelang Idul Adha terkait proses pemilihan ternak yang saat ini sudah bisa diakses melalui bursa hewan Qurban (BHQ) Lamongan.

Selain itu, pemahaman pemotongan, tempat pemotongan hingga pembagian daging tetap menjadi prioritas Disnakeswan.

"Juru potong hewan juga dibekali cara memotong, memperlakukan hewan yang hendak dipotong sampai pemisahan daging dengan tulang serta jeroan hewan kurban Dan yang penting adalah kebersihannya," pungkas Wahyudi. ******

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved