PEMILU 2024

Ini Mimpi Besar PPP di balik Pengangkatan Sandiaga Ketua Bappilu

Ada pertaruhan sekaligus impian sangat besar menjadikan Sandiaga, sebagai Ketua Bappilu, yang merupakan organ penting bagi hidup - mati partai.

Penulis: Suyanto | Editor: Suyanto
Tribunnews.com
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono memberikan pengarahan kepada kader pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Jumat (16/6/2023). 

SURYA.co.id I JAKARTA - Pengangkatan Menparekraf RI, Sandiaga Uno sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP menjadi salah satu keputusan Rapimnas VI PPP di Hotel Sultan Jakarta, yang berakhir Sabtu (17/6/2023).

Selain itu, PPP juga mengangkat Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dengan proyeksi mendampingi Capres PDIP, Ganjar Pranowo.

Ada pertaruhan sekaligus impian sangat besar yang digantungkan PPP hingga berani  menjadikan Sandiaga, kader baru sebagai pengendali Bappilu, yang merupakan organ terpenting bagi hidup - mati sebuah partai.

Baca juga: PPP Tetapkan Sandiaga Sebagai Cawapres, Respon Ganjar: Nanti Kita Akan Nego Bersama-sama

Plt Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkapkan, lewat pengangkatan Sandiga Uno sebagai Ketua Bappilu, PPP berharap mesin politiknya berjalan sangat kencang. Targetnya adalah meraup 11 juta suara nasional itu setara dengan 40 hingga 50 kursi DPR RI dan 2.000 kursi DPRD tingkat kabupaten/kota.

"Dari target perolehan suara, secara menyeluruh setidaknya kita adalah 11 juta suara. Itu yang kita targetkan dan ini semua oleh para kader kita yakini karena kita melihat soliditas dan kekompakan semangat juang seluruh kader PPP di seluruh Indonesia," kata Mardiono dalam penutupan Rapimnas VI.

Baca juga: Asyiknya Ganjar saat Temui Generasi Z di Bali, Dijemput Mobil Warisan Fatmawati plus Sopir Cantik

Tugas meraup 11 juta suara ini jelas menjadi harapan sangat besar, bahkan bisa dibilang sebagai mission impossible PPP untuk Sandiaga.

Data menunjukkan sepanjang sejarah Pemilu di Era Reformasi, PPP hanya sekali bisa mencapai angka itu, yaitu pada Pemilu 1999.

Diambil dari data catatan SURYA, pada Pemilu 1999, yang merupakan pemilu pertama Era Reformasi, PPP berhasil meraih 11,31 juta suara atau 10,72 persen, yang menghasilkan 58 wakil i DPR (12,55 % kursi DPR).

Namun setelah itu, suara partai berlambang Ka'bah tersebut terus menurun.

Baca juga: Hasil Musyawarah Warga NU Nganjuk : Gus Imin Representasi Nahdliyin di Pilpres 2024

Pada Pemilu 2004, turun menjadi 9,24 juta suara (8,12 % ).Namun hitungan kursi mereka tetap 58 kursi (10,55 persen kursi DPR).

Berlanjut di Pemilu 2009,  perolehan PPP menurun lagi menjadi, 5.533.214 suara (5,32 persen)

Harapan untuk bangkit sempat muncul di Pemilu 2014. PPP mengalami kenaikan besar menjadi 8.157.488 suara (6,53 persen).

Namun pada Pemilu 2019, suara PPP justru  terbanting di angka 6.323.147 suara atau 4,52 persen, dengan hasil kursi 19 ((3,3 % kursi DPR) saat ini.

Perolehan PPP ini menempatkannya sebagai urutan terakhir dari 9 partai yang lolos parliamentary threshold (ambang batas 4 persen suara lolos ke DPR).

Baca juga: Soal Prabowo Digandrungi Pemilih Nahdliyyin, Respon PDIP: Ini Masukan Bagi Pak Ganjar

Plt Ketua Umum PPP, Mardiono mengakui tugas mengembalikan suara PPP seperti Pemilu 1999 itu merupakan tugas yang berat.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved