Ibadah Haji 2023

Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian Jemaah Haji di Tanah Suci

Menjelang puncak haji, 77 jemaah haji tercatat meninggal di tanah suci, baik itu di Mekkah ataupun di Madinah.

surya.co.id/galih lintartika
Ilustrasi jemaah haji saat mengambil miqat di Bir Ali. 

SURYA.CO.ID, MADINAH - Menjelang puncak haji, 77 jemaah haji tercatat meninggal di tanah suci, baik itu di Mekkah ataupun di Madinah.

Angka itu masih menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan pada periode yang sama sejak 2017.

Berdasarkan catatan, dari total 210.680 jemaah haji reguler, 73,72 persen masuk kategori risti, yaitu lanjut usia atau lansia (65 tahun ke atas) dan atau pengidap penyakit bawaan sejak dari Tanah Air.

Kepala KKHI Mekah dr Edi Supriyatna menjelaskan, penyebab jamaah haji non-risti wafat adalah penyakit jantung, tepatnya syok kardiogenik dan infark miokard. Keduanya juga merupakan dua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian jamaah secara umum.

Edi mengatakan, para jemaah nonristi itu tidak mendadak sakit jantung.

"Sebenarnya sudah memiliki penyakit jantung di Tanah Air. Banyak jemaah haji tidak menyadari telah memiliki penyakit jantung," tambahnya.

Baca juga: Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Ditransfer ke Rekening Jemaah Haji

Baca juga: 70 Maktab di Arafah Disiapkan Sebagai Tempat Jemaah Haji Indonesia Melaksanakan Wukuf

Menurut data Penyelenggaran Kesehatan Haji di Arab Saudi 2023, ada tiga penyakit penyebab banyaknya jamaah haji wafat, antara lain penyakit infark miokard akut, syok kardiogenik, dan stroke.

Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner.

Syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh, kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.

Tim Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, dokter Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung.

"Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jamaah haji dengan risiko tinggi," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tersebut.

Menurut Aditya, faktor risiko itu antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya hingga stres.

KKHI pun mengimbau jamaah haji yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji pada 9 Zulhijjah nanti.

"Jemaah haji agar tidak memaksakan diri melaksanakan salat dan umrah di Masjidil Haram. Salat lima waktu dapat dilakukan di mushala hotelnya. Umrah sunah memerlukan persiapan fisik dan merupakan aktivitas ibadah yang berat," pesan dokter Edi.

Aktivitas fisik yang berat, tambahnya, dapat mengakibatkan kelelahan dan memicu kekambuhan dan komplikasi dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung.

"Oleh karena itu, jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit kronis agar menahan diri dari aktivitas ibadah yang berat di luar ruangan, seperti umrah sunnah dan salat di Masjidil Haram," tutupnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved