Berita Viral

NASIB Wanita Pemberi Air Bekas Nyabu ke Balita 3 Tahun hingga Positif Narkoba, Pakai Bareng Pria Ini

Begini lah nasib TR (50), wanita pemberi air bekas nyabu ke balita berusia 3 tahun di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Editor: Musahadah
kolase tribun kaltim/istimewa
Meli, ibu balita 4 tahun positif narkoba saat dikunjungi Kapolresta Samarinda dan jajarannya. Foto kiri ilustrasi. 

SURYA.CO.ID - Begini lah nasib TR (50), wanita pemberi air bekas nyabu ke balita berusia 3 tahun di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

TR ditangkap polisi setelah Meli (32), ibu balita 3 tahun positif narkoba itu melaporkannya ke Polresta Samarinda

Meli melapor polisi setelah anaknya dinyatakan positif narkoba dari hasil tes urine di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. 

Polisi memastikan hal itu disebabkan karena sang balita meminum air bekas nyabu oleh tetangganya. 

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Reskrim Kompol Rengga Puspo Saputro menjelaskan, di hari kejadian, sebenarnya ibu dari anak tiga tahun berinisial N itu datang sendiri ke rumah tetangganya, yakni TR (50) yang kini ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: SOSOK Ibu Balita 3 Tahun yang Positif Narkoba Diduga Dicekoki Tetangga: Single Parent, Khawatir Ini

Ibu N dan TR memang merupakan rekanan kerja di sebuah warung makan kawasan Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara.

Adapun keperluan dari ibu N yakni meminjam uang kepada TR.

Setelahnya keduanya berbincang di ruang tamu, tidak berselang lama, datanglah N meminta minum kepada ibunya.

Karena masih ingin mengobrol, ibu N akhirnya meminta air minum kepada TR.

"Diambilkanlah air yang ada di bawah meja lalu diberikan kepada ibu N. Nah si ibu akhirnya meminumkan air itu kepada anaknya," beber Kompol Rengga, Senin (12/6/2023).

Ia melanjutkan, TR sendiri lupa dan tak menyangka ternyata air yang diberikan kepada rekan kerjanya itu merupakan bekas untuk menghisap sabu bersama R, yang kini diamankan Satresnarkoba.

 "Karena kalau nyabu pakai bong, yang dihisap asapnya, bukan airnya. Makanya dia (TR) juga kaget meskipun sadar saat memberikan air itu," bebernya.

Lalu, bagaimana nasib TR? 

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, TR kini ditahan di Satreskrim Polresya Samarinda. 

Menurut Kompol Rengga, TR bukan pemakai aktif dan mengaku baru beberapa kali menggunakan barang haram itu.

"Yang aktif si R. Jadi si R menawarkan kepada TR. Katanya biar melek kalau jaga warung. Karena si TR ini kerja di warung makan," ungkapnya.

Saat ini R tengah ditangani Satresnarkoba Polresta Samarinda

"Alat bukti yang kita amankan yaitu bong yang dia simpan. Saat ini R dipastikan positif narkoba. Kalau hasil tes urine TR masih kita tunggu,".

"Kami masih melakukan pendalaman apakah TR dan R hanya pengguna atau terlibat jaringan peredaran narkoba," pungkasnya.

Sementara itu, kondisi balita N kini konfisinya sudah membaik. 

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli berserta jajaran dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Samarinda, mengunjungi balita N pada Senin (12/6/2023).  

Rencananya N akan segera direhabilitasi di Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Kota Samarinda guna asesmen.

Sementara itu Kabid Perlindungan Khsus Anak DP2A Samarinda Syahidin Ahmad mengatakan, Pemerintah Kota Samarinda melalui mereka akan melakukan pendampingan psikologi untuk N.

Tidak hanya itu, mereka juga akan memberikan pendampingan psikis untuk menguatkan mental ibu dari N.

"Karena biasa anaknya korban, ibunya ikut stress. Jadi sepaket yah pendampingannya. Tapi tunggu anak ini pulih dulu. Cuma yang pasti sudah kita jadwalkan," singkatnya. 

Sosok Ibu Balita N

Meli, ibu balita 3 tahun yang positif narkoba gara-gara dicekoki minuman mengandung metamphetamina diduga dicekoki tetangga. Foto kanan: ilustrasi balita.
Meli, ibu balita 3 tahun yang positif narkoba gara-gara dicekoki minuman mengandung metamphetamina diduga dicekoki tetangga. Foto kanan: ilustrasi balita. (kolase tribun kaltim/istimewa)

Ibu balita N bernama Meli, berusia 32 tahun. 

Meli adalah orangtua tunggal sang balita atau single parent, setelah berpisah dengan suaminya saat anaknya masih kecil. 

Meli warga asli Balikpapan merantau ke Samarinda untuk bekerja. 

Dia sempat berjualan online lalu bekerja di warung makan bersama tersangka.

Kepada Tribun Kaltim (grup surya.co.id), Meli mengungkap awal mula anaknya positif narkoba seusai diduga meminum air yang diberikan oleh tetangganya.

Meli dan sang balita berkunjung ke rumah tetangganya pada Selasa (6/6/2023) pukul 16.00 WITA.

"Pada Selasa sore itu, tetangga saya meminta saya untuk datang ke rumahnya, melalui chat WA dan nelfon-nelfon terus, untuk cari uban," ucap Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara eksklusif, Senin (12/6/23).

Diungkapkannya, permintaan tetangganya itu bukan rutinitas biasa, namun permintaan tersebut telah diminta jauh-jauh hari kepada Meli.

"Dari jauh-jauh hari memang dia sudah minta tolong cari uban, tapi saya nggak pernah datang, jadi daripada saya ditelepon terus jadi saya yaudahlah biar aja saya cabutin ubannya," ungkap ibu sang balita.

Begitu sampai di rumah tetangga, dia langsung mencari uban. Adapun status tetangga ini adalah teman satu tempat kerja.

"Sekitar jam 4 sore, sampai di sana saya langsung cari uban karena teman. Kemarin satu tempat kerja sama dia, kenal baik. Jarak rumah dekat saja," ucapnya.

"Saat nyampe si adik itu kan langsung pergi main sama teman-teman di situ atau gimana?," tanya Wartawan TribunKaltim.

"Tidak, sama kita juga, lagi makan snack, lalu minta air minum," jawab Meli.

Air minum tersebut diakui Meli diambilkan langsung oleh tetangganya.

"Karena saya bertamu ke rumah dia, anak saya haus dan minta minum jadi saya bilang, 'Nanti Budhe yang ambilkan' jadi tuan rumah sendiri yang mengambil botol itu, sisa setengah," terang Meli.

Meli mengatakan, tidak ada kecurigaan dari air minum yang diberikan kepada balitanya tersebut

"Botolnya tanggung, 600 ml, saya juga tidak ada kecurigaan, jadi tetangga saya yang mengambil botol itu sendiri," lanjut Meli.

Lanjutnya, keadaan botol minum tersebut normal dan tetangganya langsung membukakannya dan memberikan kepada balita itu.

Si balita meminumnya tetapi tidak samapi habis. Tidak ada menyebutkan ada rasa pahit atau lainnya saat meminum air tersebut.

Ia dan balitanya pun langsung pulang usai mencabut uban.

"Setelah minum, saya selesai cabut uban, langsung saya pulang, (anak) tetap aktif kayak biasa, saya pulang sekitar jam 5 lewat, sebelum maghrib," ucap ibu sang balita.

Tanda-tanda Aneh Sang Balita Usai Pulang dari Rumah Tetangga

Ia menemukan keanehan dari anaknya mulai pukul 8 malam hingga pagi hari. Tidak mau makan, minum, berkeringat berlebih, hingga tidak mau tidur.

"Keanehan pertamanya sekitar jam 8 (malam) itu saya tawarin makan nggak mau makan, mungkin saya pikir udah kenyang makan jajan, bekeringat terus, keringatnya bau, saya mikirnya gini, 'lho keringatnya kok bau? nggak pernah baunya begini' cuma saya mikir mungkin karena kebanyakan main," ungkap Meli.

"Sudah jam 9 malam kok anak saya nggak mau tidur juga, saya bilang yaudah biar aja sampai nanti jam 10 biar agak siang bangunnya. Sampai jam 10 nggak mau tidur saya paksa, menangis dia, karena saya nggak enak sama tetangga saya, rumah saya kan rumah kayu biasa dempet begitu kan, akhirnya saya ketiduran sampai jam setengah 1," lanjutnya.

Usai terbangun, Meli melihat anaknya masih belum tidur.

"Saya bangun kan, saya lihat anak saya masih main, becerita-cerita sendiri, celoteh sendiri, sambil kayak bersih-bersih kumpulin sampah di ambal," ungkap Meli.

Meli pun akhirnya mencoba untuk mengirimkan pesan kepada tetangganya.

"Sampai pagi dia nggak mau tidur, setengah 6 pagi saya chat WA tetangga saya, saya tanya 'maaf Mbak, air yang Mbak kasih semalam itu air apa?' terus dia balas, 'itu air dari tempat kerjaan'," lanjut Meli.

"Langsung saya jawab kembali, 'Mbak tapi ini (anak saya) nggak mau tidur sampai pagi, dia celoteh-celoteh terus ini', sambil saya kirim video waktu subuh-subuh," tukasnya.

"Terus saya lanjut lagi chat WA nya, 'Mbak, ini kata tetangga di samping kok kayak efek narkoba, jadi ini mau dibawa ke BNN untuk diperiksa', setelah itu tetangga saya tidak mau membalas chat saya, tidak mengangkat telepon saya, dan memblokir nomor HP saya," lanjut Meli bercerita.

Usai diblokir, Meli memilih untuk menceritakan soal keanehan balita tersebut di media sosial.

"Setelah saya diblokir oleh tetangga saya, saya curhat di media sosial kondisi saya, mungkin ada yang paham kenapa anak saya seperti itu, lalu di komentar banyak yang bilang kesambet, keteguran, saya sempet mau bawa dia ke orang pintar," ucap Meli.

"Setelah curhat di media sosial ada tim RCP (Reaksi Cepat Perlindungan) Kaltim yang membaca postingan saya dan beliau langsung menghubungi saya, lalu membawa saya ke RSJ untuk tes urine dan dokter menyatakan hasil tes urine saya positif Narkoba," lanjutnya.

Saat ini, diungkapkan Meli, sang balita sudah bisa makan, minu, dan tidur, meskipun sempat mengalami demam. 

Hanya saja, saat ini emosi sang balita menjadi tidak terkontrol.

Adapun harapan yang disampaikan Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara.

"Kekhawatirannya karena efek jangka panjangnya, masih kecil banget udah ngerasain hal seperti itu untuk ke depannya semoga dapat jalan keluar kondisi anak saya sekarang ini untuk pemulihan dan penyembuhannya. Anak lebih baik di dalam rumah aja, jaman sekarang itu susah mempercayai orang walaupun orang itu kita kenal baik," pungkasnya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Pelaku Pemberi Air Sabu Ditahan, Sang Balita akan Direhab di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved