Seorang Bocah 9 Tahun Rela Berjualan Makaroni Malam-malam Demi Beli Ponsel, Kisahnya Bikin Terenyuh
Kisah seorang bocah 9 tahun rela berjualan makaroni pada malam hari, viral di media sosial. Ini selengkapnya.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Kisah seorang bocah 9 tahun rela berjualan makaroni pada malam hari, viral di media sosial.
Kisah bocah ini terekam dalam video singkat yang diunggah akun Instagram @undercover.id, Minggu (11/6/2023).
Dalam video viral itu awalnya memperlihatkan seorang bocah laki-laki tengah menyapa pembeli.
Ia mengenakan kaos bergaris biru dan merah, membawa tas hitam serta barang dagangannya.
Dengan santun, ia meminta izin terlebih dahulu meminta waktu untuk dirinya menjajakan barang dagangannya.
“Assalamu’alaikum, om tante, boleh pinjam waktunya sebentar, boleh ya,” ungkapnya.
Sontak pembeli pun langsung membalas keramahan bocah tersebut dan mengizinkannya.
Melihat kesopanan bocah tersebut, calon pembeli tampak tertarik mengenal bocah tersebut.
Hingga calon pembeli tersebut mecoba mengakrabkan diri dan bertanya nama bocah yang berani berjualan malam-malam tersebut.
“Siapa namanya nih,” tanya calon pembeli.
Lalu, bocah tersebut langsung menjawabnya bahwa namanya adalah Vio.
“Nama saya Vio,” ungkapnya.
Sembari menjajakan barang dagangannya, Vio terus diajak mengobrol calon pembeli yang juga perekam video.
Tampaknya calon pembeli penasaran alasan apa yang membuat bocah tersebut berani jualan malam-malam.
Terdengar Vio menjelaskan bahwa dirinya rajin menabung.
Dengan menabung ia mengaku bisa membeli barang-barang kebutuhannya.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya ingin membeli handphone hasil menabung dari kerjanya sendiri.
“Mau bisa beli hp sendiri hasil nabung,” ujarnya.
Mendengar alasan Vio tersebut sontak calon pembeli tersebut tampak kagum.
“Allahu Akbar, Masya Allah,” ucap calon pembeli kagum.
Namun, calon pembeli kemudian menanyakan kembali selain handphona, apalagi yang diinginkan Vio.
Vio tampak bingung dan belum menjawabnya.
Sementara terdengar calon pembeli lain yang menduga apakah Vio juga ingin membeli sepeda.
“Beli apa lagi? sepeda?” tanya calon pembeli.
Vio hanya mengiyakannya dengan wajah polosnya.
Kemudian, calon pembeli tersebut mendoakan agar bisnis bocah pedagang makaroni itu bisa berkembang dan sukses.
Calon pembeli juga mendoakan agar kelak Vio memiliki pabrik makaroni sendiri.
“Semoga Vio nanti punya pabrik makaroni ya,”
“Semoga bisa berangkat umrah,” ujar calon pembeli mendoakan.
Sontak Vio langsung mengaminkan doa calon pembeli tersebut.
“Aamiin Ya Rabb,” ucap Vio.
Kemudian calon pembeli itu bertanya soal sosok Vio, bocah pendagang makaroni tersebut.
Rupanya, Vio masih duduk di kelas 4 SD.
Sehari-hari ia berjualan makaroni yang dibuat ibunya.
Vio mengaku dirinya dan ibunya tinggal di sebuah kos-kosan di daerah Sungai Jawi, Pontianak, Kalimantan Barat.
“Tinggal di kosan Sungai Jawi,” ujarnya.
Vio juga mengungkap ibunya membuat makaroni dagangannya itu pun di kos, tempat mereka tinggal.
Ia bercerita berjualan makaroni malam-malam.
Saat ditanya soal ibunya, Vio mengatakan usia sang ibu sekira 40 tahunan lebih.
Sementara dirinya masih berumur 9 tahun.
Kemudian diceritakan bahwa bocah 9 tahun itu sudah berjualan dari sebelum pandemi Covid-19.
“Udah lama dah, sebelum Corona,” ungkapnya.
Rupanya bocah 9 tahun itu sudah berjualan dari 2 tahun yang lalu, saat ia masih duduk di kelas 2 SD.
Kemudian, calon pembeli tersebut membeli beberapa dagangan Vio dengan membeli 10 bungkus makaroni.
Melihat sikap, mental dan perjuangan Vio kemudian calon pembeli itu kembali memberikan pujian dan dukungan.
Perekam sekaligus pembeli itu juga kembali mendoakan agar kelak bocah 9 tahun itu mempunyai pabrik.
“Mantap, tetap semangat Vio,”
“Om doakan semoga Vio jadi pengusaha cemilan, punya pabrik,” ujar pembeli.
Kini, video mengharukan bocah 9 tahun jualan malam-malam demi menabung membeli handphone itu menarik perhatian warganet.
Tak sedikit warganet yang memuji mental dan sikap Vio, bocah 9 tahun itu.
Bahkan warganet juga turut mendoakan agar bocah itu sukses di kemudian hari.
Berikut beragam komentar warganet.
“Skill marketing anak ini oke, pemahaman produk, komunikasi ke cust juga oke, semoga lu punya rezeki biar bisa bikin usaha lebih gede kedepanya, biar bisa perbagus kualitas produk lu dek.. Ini perusahaan2 kedepanya bakal beruntung bisa rekrut elu,”
“Masya Allah sehat selalu Dek… kita lebih senang yg usha kek bgini, bicaranya sopan lagi… adem bngat liatnya… ketimbang yg biasa langsung minta kadang maksa bngat,, gak di kasi mukanya manyun”
“Semoga para pemanis (pemuda mager kronis) sadar diri dan termotivasi setelah liat tayangan ini.. malu weyy, minta trail dibeliin matic dirusak, minta aerox tendang pintu, malah ad yg guling-guling ku liat”
“Bibit bibit suami sayang istri”
“Disaat anak seumuran dia sibuk dengan Hp, Vio memilih untuk membantu ekonomi keluarganya, semangat dek”
“Semangat vioooo. Kami semua mendoakanmu dari jauh, sukses selalu vio,” tulis sejumlah komentar warganet.
Kisah serupa: siswa SMA buat kue jam 1 pagi
Kisah mengharukan juga datang dari seorang siswa SMA di Banten, yang viral karena rela bangun jam 1 pagi demi membuat kue jualan, menemukan sederet fakta.
Diketahui, sosok Derlin Wahyudi mulai dikenal ketika dirinya membuat konten "A Day in My Life" yang diunggah melalui akun TikTok miliknya @wahyu.d.i.w.
Dalam video itu Derlin mengaku setiap hari bangun pagi buta untuk membuat aneka kue yang akan dijual di sekolah.
"Iya jam 1 kalau enggak gitu nanti takut kesiangan apalagi bikin donat sama bakpao harus nunggu ngembang dulu, kadang bangun jam segitu aja suka telat juga," ucap Derlin, Minggu (28/5/2023).
Berikut fakta-faktanya, dikutip dari TribunJabar.
Tinggal sendiri
Siswa MAN 4 Pandeglang, Banten itu saat ini tinggal sendirian di rumahnya. Orang tua Derlin Wahyudi harus merantau ke Depok.
Orang tua bangkrut
Derlin bercerita, usaha orang tuanya hampir bangkrut yang membuat dirinya tak lagi mendapatkan uang jajan.
"Orang tua saya kena musibah usahanya hampir bangkrut," kata Derlin Wahyudi dikutip dari TribunJakarta pada Senin (29/5/2023).
Ingin punya uang jajan
Sejak itu, Derlin hanya bisa melihat teman-temannya jajan.
Ia pun harus memutar otak mencari cara agar bisa kembali mendapatkan uang jajan.
Jual kelinci demi modal
Hingga akhirnya Derlin Wahyudi terpikir untuk berjualan aneka kue maupun gorengan di sekolahnya.
"Setiap kali saya sekolah saya tidak dikasih uang jajan dan pada akhirnya saya berpikir 'gimana kalo jualan aja supaya bisa jajan kaya orang orang'," imbuhnya.
Ada pun Derlin Wahyudi mendapatkan modal pertamanya untuk berjualan dengan menjual kelinci-kelinci peliharaannya.
"Akhirnya saya menjual kelinci-kelinci yang saya pelihara untuk di jadikan modal setelah lulus MTs saya masuk MAN dan langsung jualan, alhamdulilah saya sekarang bisa jajan," kata Derlin.
Belajar otodidak
Kemampuan Derlin Wahyudi membuat aneka kue ia dapatkan secara otodidak dengan melihat video-video di YoUTube.
"Belajar dari YouTube separuh lagi dari mamah," ucap Derlin.
Harga kue-kue yang dijual Derlin bervariatif, namun terbilang sangat murah yaitu Rp 1.000 hingga Rp 2.000.
Derlin pernah mendapatkan keuntungan sampai Rp 100 ribu. Namun dagangannya itu tidak selalu laku.
"Paling besar pernah sampai Rp 100 ribu dan itu ngerasa bahagia banget, pernah juga cuma dapet untung Rp 30 ribu karena enggak habis," tulis Derlin.
Uang ditabung
Adapun hasil keuntungan dari berjualan digunakan Derlin untuk tabungan dan kebutuhan sehari-harinya.
"Untuk hasil jualan sebagian saya tabung dan sebagian dipakai kebutuhan sehari hari seperti beli beras sabun cuci dan lauk, kalau misal mamah belum ada uang buat ngasih," ucap Derlin.
Remaja yang mulai berdagang sejak kelas 3 SD memiliki cita-cita untuk mengurangi angka pengangguran.
"Cita-cita saya pengen memiliki suatu perusahaan yang mengurangi angka pengangguran," ucap Derlin.
Orang Tua Mendukung
Bukan melarang, orang tua Derlin justru mendukung usahanya.
"Orang tua saya si selalu support terus, selama yang dilakukan masih batas wajar," ucap Derlin.
Sekolah beri izin
Tak hanya orang tua, pihak sekolah juga memberikan izin kepada Derlin untuk berjualan.
"Sekolah saya juga sama selalu mendukung," kata Derlin.
"Asalkan jangan terlalu berlebihan dalam artian harus bisa membagi waktu ketika belajar ya belajar ketika jualan ya jualan begitu," imbuhnya.
Derlin kemudian memberikan pesan kepada anak-anak muda Indonesia yang lain.
Menurutnya anak muda harus bisa melawan gengsinya apabila ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Saya berpesan hilangkan rasa gengsi karena gengsi adalah musuh terbesar untuk anak muda," kata Derlin.
Pernah Pingsan karena Di-bully
Derlin Wahyudi bercerita dirinya pernah pingsan karena di-bully oleh teman-temannya di sekolah.
"Sempat dibully juga dan hampir kebakaran diakibatkan saya saat itu sedang menggoreng basreng," tutur Derlin Wahyudi dikutip dari TribunJakarta.
"Tiba-tiba ada temen saya wa ke saya 'Der liat lo ada di status WhatsAppnya si (menyebut nama temannya) dan itu udah tersebar ke 4 sekolah lain'," sambungnya.
Mengetahui hal itu, Derlin sontak pingsan.
"Dikarena itu udah larut malam juga mungkin badan saya sudah kecapean dan syok yang sangat berlebihan alhasil saya drop," imbuhnya.
Syukurnya Derlin yang tinggal seorang diri di rumah terbangun di saat yang tepat. Sehingga api yang sudah membesar di kompor dapat segera dipadamkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.