Mahasiswi Ubaya Dibunuh
6 Fakta Mahasiswi Ubaya Dibunuh Guru Musik di Sekitar Kebun Bibit Wonorejo: Mobil Dijual ke Pasuruan
Terungkap fakta terbaru kasus mahasiswi Ubaya Surabaya dibunuh oleh guru musiknya, dan ditemukan di dalam koper di jurang kawasan Hutan Cangar, Rabu (
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Seusai kejadian, Rochmat menggadaikan mobil milik kakak Angeline ke salah seorang teman di Pasuruan dengan nominal Rp25 juta.
Handphone Angeline dan miliknya dibuang.
Lalu, Rochmat sembunyi dengan cara tinggal di sebuah indekos di Kota Malang.
Setelah kasus terungkap, polisi menangkap pria yang menadah mobil Xpander yang digadaikan Rochmat.
Si penadah itu ditangkap pada Kamis (8/6/2023) di Pasuruan.
Di rumah penadah, Polisi menemukan mobil yang menjadi saksi bisu kematian Angeline.
Penadah dan barang bukti kemudian diboyong ke Polrestabes Surabaya. Hari itu juga si penadah menyandang status saksi.
Akan tetapi, hingga Jumat (9/6/2023) sore, belum terlihat tanda-tanda polisi bakal menaikkan status penadah sebagai tersangka.
Gelar perkara pun belum dilaksanakan. Padahal, polisi hanya mempunyai waktu 1x24 untuk menentukan status penahanan.
Hingga sekarang polisi sekarang masih merahasiakan identitas penadah. Hanya saja, sempat disebutkan sumber si penadah adalah teman Rochmat.
Tangis keluarga pecah
Di bagian lain, isak tangis dan banjir air mata warnai prosesi pembacaan doa sebelum jenazah Angeline Nathania (22) dikremasi, Sabtu (10/6/2023) siang.
Sekitar pukul 13.00 WIB, proses kremasi jenazah Angelina dilakukan di Krematorium Eka Praya, Jalan Kembang Kuning, Darmo, Wonokromo, Surabaya.
Setelah khotbah dan pembacaan doa oleh pendeta rampung dirapalkan, peti jenazah berwarna putih dipindahkan di depan mesin kremasi. Ibunda kandung korban, Ana Mariani, tak kuasa menahan air matanya.
Ia terus menerus menyeka air matanya, seraya melihat puluhan orang keluarga, kerabat dan sahabat Angel mulai bergiliran menaburkan bunga di atas tepi mati.
Bambang Sunarjo mengatakan, abu sisa kremasi sang anak akan disimpan di ruang tamu rumahnya untuk sementara waktu yang tak ditentukan.
Pria berkemeja lengan pendek warna putih itu, merasa masih banyak kenangan dengan sang anak yang tak ingin cepat memudar begitu saja.
Menyimpan sementara abu kremasi Angeline di dalam rumah, mungkin salah satu cara yang pas untuk menjembatani perasaan tersebut.
"Saya simpan dulu, saya harus mengenang dulu dan menyambung memori yang harus kami kenang. Kami akan obrolkan lebih lanjut," ujarnya saat ditemui awak media seusai prosesi kremasi rampung.
Mengenai kasus hukum atas tersangka pembunuh anaknya, Bambang berharap, tersangka dihukum setimpal atas perbuatan keji yang dilakukannya.
"Ya pokoknya semoga kasus ini tetap dikawal, pelaku memperoleh belasan yang setimpal, iya keadilan. Kami berharap agar dihukum (berat)," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/angeline-nathania-mahasiswi-ubaya-tewas-dibunuh-guru-les-dan-jasadnya-dimasukkan-koper.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.