Berita Ponorogo

Sudah Rusak Parah, Atap Bangunan TK di Sukorejo Ponorogo Akhirnya Runtuh, Begini Kondisi Para Siswa

Telah rusak parah pada bulan puasa 2023 lalu, atap bangunan sekolah TK Dharma Wanita 01 Gandukepuh di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, runtuh.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Pramita Kusumaningrum
Kondisi terkini bangunan TK Dharma Wanita 01 Gandukepuh di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, setelah atapnya runtuh, Senin (29/5/2023). 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Atap bangunan sekolah TK Dharma Wanita 01 Gandukepuh di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, runtuh.

Beruntung tidak ada korban jiwa ketika peristiwa tersebut terjadi

“Robohnya kemarin sore, kan hari Minggu (28/5/2023), jadi tidak ada orang maupun siswa. Siswa juga sudah tidak belajar di bangunan TK dari dua pekan lalu,” ujar Kepala Sekolah TK Dharma Wanita 01 Gandukepuh, Fitri Rohmatun, Senin (29/5/2023).

Fitri menyebutkan, bahwa TK yang dipimpinnya dibangun telah rusak parah pada bulan puasa 2023 lalu. Saat itu, plafon sudah ambrol, akibatnya kuda-kudanya terlihat dan seperempatnya telah dimakan rayap karena sudah patah.

“Bulan puasa itu anak-anak diungsikan di teras terlebih dahulu. Saat masuk sekolah usai Lebaran, genteng sudah mulai turun. Kondisi semakin memprihatinkan kala itu,” kata Fitri.

Karena itu, dia meminta tolong kepada pihak SDN 02 Gandukepuh yang berada dalam satu kompleks untuk membantu tempat belajar mengajar siswa TK.

Oleh pihak SDN 02 Gandukepuh, diberikan tempat di musala.

“Di sini (Musala SDN 02 Gandukepuh) sudah dua pekan. Harapannya semoga segera terbantu. Anak-anak yang sekolah ada 12 siswa. TK A 3 orang dan TK B 9 orang,” terangnya.

Fitri menjelaskan, bahwa TK Dharmawanita 01 Gandukepuh berdiri sejak 1986. Dari tahun awal berdiri hingga 2009 berada satu lokasi dengan SDN 02 Gandukepuh.

“2009 itu dapat bantuan pembangunan TK. Dapat bantuan dari PNPM (Program Nasiinam Pemberdayaan Masyarakat). 2009 dibangun sampai sekarang memang tidak ada perbaikan,” urainya.

Dia menerangkan, bahwa sebelum atap bangunan runtuh, pihak TK sudah berinisiatif memberi penyangga bambu.

“Tidak dapat bantuan karena jumlah siswa sedikit. Kami tidak bisa pakai dana mandiri, kan keberatan. Sedangkan yang rusak memerlukan dana yang sangat besar,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved