Berita Bangkalan
Nikmatnya Sate-Gulai Mak Cenneng Bangkalan, Legendaris Sejak 1914, Pelanggannya Sampai Beranak Cucu
Sate ini merupakan sate yang tertua di Bangkalan, berdiri sejak tahun 1914 atau 109 tahun yang lalu.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Sate identik dengan Madura, pun sebaliknya. Hanya, menyantap sate bagi para penikmat kuliner khas Madura mungkin sudah biasa, yang tidak biasa adalah ketika sate kambing diberi siraman kuah gulai kambing di warung Mak Cenneng Bangkalan, patut dicoba para pemburu kuliner.
Sate-gulai di Mak Cenneng ini bukan sembarangan, karena membuat penggemar masa sekarang bak menyibak perjalanan dengan mesin waktu untuk mengetahui bagaimana awalnya hingga menjadi legenda.
Menyajikan cita rasa unik sejak tahun 1914 dengan tekstur daging lembut, bumbu khas sate Mak Cenneng ini meresap di setiap iris daging hingga menyeruak di lidah.
Berlokasi di kawasan Pecinan, warung Mak Cenneng menempati pelataran salah satu deretan rumah kuna peninggalan zaman Belanda, di Jalan Letnan Sunarto, Kampung Buja’an, Kelurahan Pangeranan, Kota Bangkalan. Para pelanggan mulai ramai selepas waktu Maghrib hingga sekitar pukul 22.00 WIB.
“Meski para penjual sate dan gulai kambing semakin menjamur, namun para pelanggan Mak Cenneng masih bertahan. Rata-rata mereka pelanggan lama yang datang bersama keluarga, ada juga anak-anak muda lintas generasi,” ungkap Wawan (44), warga Kampung Buja’an kepada SURYA, Minggu (28/5/2023).
Rumah Wawan hanya berjarak sekitar 100 meter ke arah Barat dari warung Mak Cenneng. Ia mengaku telah mengenal cita rasa sate-gulai kambing sejak ia masih duduk bangku sekolah dasar (SD).
Saat itu warung Mak Cenneng masih berada di terminal Kota Bangkalan atau di seberang jalan pasar lama Kota Bangkalan, yang saat ini disulap menjadi Gedung Rato Ebu dan Wisata Taman Paseban.
“Sama seperti kuliner Amboina, sate Mak Cenneng rasanya tidak berubah. Bukan seperti kebanyakan warung-warung sate baru dengan bumbu kacang, sate Mak Cenneng hanya memakai bumbu kecap dengan irisan bawang merah, itu yang membedakan,” pungkasnya.
Cita rasa khas sate dan gulai kambing Madura itu sepertinya memang tidak berubah meski sudah eksis selama 109 tahun. Jadi bisa dibayangkan, penjualnya sudah menyajikan sate tradisional ini sejak era sebelum Kemerdekaan RI tahun 1945, sampai generasi pecinta Coldplay, Drakor atau milenial di era modern sekarang.
Keunikan rasa itu dibenarkan Dananjaya, salah satu pelanggan asal Salatiga, Semarang, Jawa Tengah yang bekerja di Kota Bangkalan. Danan pun mengaku sudah lama menjadi penikmat sate dan gulai kambing Madura.
“Top tenan rasane (top banget rasanya). Biasanya gulainya kental tetapi ini tetap encer. Cita rasanya memang luar biasa, gulainya memang spesial, daging sate empuk, bumbunya meresap hingga gigitan terakhir, mantap,” ungkap Dananjaya saat ditemui, Sabtu (27/5/2023) malam.
Sebelum tinggal di Kota Bangkalan, ia mengaku pernah bekerja di Mojokerto hingga di Jakarta. Di beberapa daerah di Pulau Jawa, ia pernah merasakan berbagai kuliner termasuk sate-gulai yang memang menjadi salah satu makanan favoritnya.
“Tetapi ini paling enak yang pernah saya rasakan. Sate ini merupakan sate yang tertua di Bangkalan, berdiri sejak tahun 1914 atau 109 tahun yang lalu. Sukses terus untuk sate Mak Cenneng, sate ini membawa nama besar yang cita rasanya masih dijaga oleh generasi ketiga Mak Cenneng, rasanya mantap luar biasa,” pungkasnya.
Meski berjualan sejak tahun 1914, namun harga seporsi sate-gulai Mak Cenneng masih ramah di kantong. Bayangkan selama 109 tahun, harga 10 tusuk sate kambing tidak jauh berbeda yakni seharga Rp 25.000. Harga serupa juga untuk seporsi atau semangkuk gulai kambing.
Generasi kedua Mak Cenneng, H Astamin (70), tampak duduk sambil menata puluhan tusuk sate kambing di atas perapian. Sebuah kipas angin kecil berada di dekat di samping kirinya, sesekali ia menggunakan kipas sate tradisional berbahan bilik bambu.
sate-gulai Mak Cenneng Bangkalan
kuliner sate tertua di Bangkalan
sate-gulai Mak Cenneng eksis selama 109 tahun
keunikan bumbu sate Mak Cenneng
pecinta kuliner legendaris Bangkalan sampai berana
Coldplay
Rosyadi ke Rusia Sebagai Atase Pendidikan KBRI di Moskow, Dorong Mahasiswa UTM Kuliah di Luar Negeri |
![]() |
---|
Harga-Harga Naik Jelang Nataru, Penjual Mie Ayam di Bangkalan Terpaksa Oplos Cabai Merah dan Hijau |
![]() |
---|
Cabdindik Apresiasi Prestasi SMA/SMK Bangkalan Selama 2024, Meski Koordinasi Antar Lembaga Lemah |
![]() |
---|
Derita Kampung Nelayan di Kabupaten Bangkalan, 20 Tahun Dikepung Banjir |
![]() |
---|
Kader GP Ansor se-Indonesia Diasah di Bangkalan, Disiapkan Jadi Pemimpin Bangsa Berintegritas Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.