FAKTA Baru Bocah SD Dikeroyok hingga Tewas oleh Kakak Kelas, Korban Ternyata Baru 4 Bulan Pindah
Seorang bocah kels 2 SD di Sukabumi dikeroyok oleh kakak kelas hingga tewas. Keluarga beber fakta barunya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Seorang bocah SD dikeroyok hingga tewas oleh sejumlah kakak kelasnya.
Peristiwa bocah SD dikeroyok hingga tewas tersebut terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.
Adapun, peristiwa pengeroyokan bocah SD itu terjadi di lingkungan sekolah.
Korban berinisial MHD (9). Ia merupakan siswa kelas 2 SD.
Usai mendapat perawatan intensif, nyawanya tidak tertolong.
Satu per satu fakta pun terungkap.
Ternyata, MHD bukan hanya menjadi korban pengeroyokan.
Ia diduga juga menjadi korban bullying. Adapun pelakunya yakni kakak kelas yang melakukan pengeroyokan hingga menyebabkan dirinya meninggal dunia.
Terungkap fakta baru bahwa MHD bukan merupakan siswa lama.
Ia adalah siswa pindahan yang baru di sekolah tersebut selama beberapa bulan.
Adapun sekolah lamanya masih berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Melansir TribunJabar.id, kakek korban, MY (52) mengatakan, korban MHD (9) baru 4 bulan pindah ke sekolah tempat dirinya dianiaya.
Korban sengaja dipindahkan ke sekolah tersebut agar dekat dengan kakeknya.
"Jadi baru 4 bulan pindah kesini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orang tua dekat sekolah," ucapnya.
Kejadian yang menimpa MHD di lingkungan sekolah dua hari berturut-turut di oleh empat bocah itu ada yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, kelas 4 SD, bahkan kelas 2 SD.
"Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat dan kamar mandi (toilet)," tuturnya.
Sebelumnya, Kakek korban, MY (52) mengatakan, nama salah satu terduga pelaku inisial Az itu disebutkan saat suaranya akan menghilang akibat luka yang dialami korban.
"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).
"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY.

Baca juga: NASIB MIRIS Mantan Puteri Indonesia: Bermula Ketemu Anak hingga Dikeroyok Mantan Suami dan Mertua
Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orang tua pelaku.
Mengingat peristiwa yang menimpa korban terjadi saat berlangsungnya pembelajaran di sekolah.
"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," pungkas MY.
Polisi akan Autopsi Jenazah Korban
Sebelumnya, melansir Kompas.com, Polres Sukabumi Kota berniat untuk mengautopsi jasad korban agar bisa mengungkapkan secara utuh dugaan kasus penganiayaan tersebut.
Selain itu, polisi juga akan melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi, termasuk pihak keluarga korban, sekolah, dan terduga pelaku pengeroyokan.
Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Yanto Sudiarto mengatakan, polisi juga akan meminta rekam medis korban saat menjalani perawatan di RS Hermina, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kita sudah kirimkan surat ke rumah sakit, terkait dengan hasil visum korban," ucap Yanto, Minggu (21/5/2023).
Yanto mengaku, pihaknya telah berkomunikasi dengan keluarga korban terkait rencana autopsi terhadap jasad MHD, namun sampai saat ini pihak keluarga korban masih menolaknya.
"Kita lihat ke depannya, kita telah melakukan imbauan kepada keluarganya untuk dilakukan autopsi," tutur Yanto.
"Namun orang tuanya masih menolak dan telah dibuatkan pernyataan," sambungnya.
Terkait upaya penyelidikan, Yanto menjelaskan, polisi kini telah memeriksa sejumlah saksi yang berasal dari pihak keluarga korban.
"Sedang pemeriksaan saksi-saksi, saat ini baru kita periksa tiga saksi," jelasnya.
Baca juga: MIRIS! Siswa SD Meninggal Dunia Setelah Dikeroyok Kakak Kelas, Sempat Mengalami Kejang di Hari Kedua
"Pihak sekolah akan kita lakukan pemeriksaan. Namun saat ini belum baru pihak keluarga korban," lanjutnya.
Yanto pun memastikan, polisi akan terus mengusut kasus yang menewaskan bocah kelas 2 SD itu sampai menemukan titik terang.
"Kami akan melakukan terus pemeriksaan, sehingga ada titik terang," pungkasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.